10. jatuh cinta atau benci?

19 3 0
                                    

Hai, semua !

Happy reading !

***

Doyoung membuka pintu kamar Ro Ha. Dia melihat Ro Ha yang sudah terlelap dengan sebuah surat yang menutupi wajah pucatnya. Dia menghampiri gadis itu dan mengambil surat itu. Dia melihat tulisan yang terukir di kertas tersebut.

Doyoung terkekeh, ternyata surat itu adalah darinya. Apakah gadis ini sudah membacanya?

Ro Ha mulai menggeliat. Doyoung menatap wajah pucatnya dan merapihkan rambutnya yang sedikit menutup wajah cantiknya. Dia menarik selimut sampai bawah dagu Ro Ha. Doyoung membelai lembut kepalanya, dan pada akhirnya dia mencium kening Ro Ha sekilas.

"Selamat malam. "

Ro Ha terbangun dengan sinar matahari yang tiba-tiba saja menyerangnya. Dia berapa kali mengerjapkan kedua matanya. Ro Ha menatap ke arah jendela. Pelakunya adalah Doyoung, yang sudah menganggu tidurnya.

"Baru datang? " tanya Ro Ha sambil memposisikan tubuhnya menjadi duduk, tetapi Doyoung mencegahnya.

"Kenapa? " tanya polos Ro Ha sambil menatap Doyoung yang sedang berada di sampingnya dengan jarak sangat dekat.

"Mau apa? " tanya Doyoung.

"Mau duduk. "

Doyoung membantu Ro Ha untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Setelah selesai, Doyoung kembali membenarkan gorden jendala yang belum sempat ia rapihkan.

"Mau dengar ku bercerita? "

Doyoung hanya berdehem. Ro Ha menghela nafas pelan. Selalu saja begitu.

"Semalam, aku bermimpi kamu mencium keningku. " Ro Ha tersenyum saat membayangkan mimpi itu.

"Masih pagi, jangan berkhayal. "

Ro Ha menatap ke arah Doyoung masih setia merapihkan gorden. Dia menghela nafas kasar.

Ro Ha sedikit menggerakkan tubuhnya, tetapi malah membuat rasa sakit di lengan kirinya. Ringisan Ro Ha cukup keras, hingga Doyoung langsung menghampirinya dengan wajah khawatir. Ro Ha menatap wajah Doyoung yang menggambarkan bahwa dia sangat peduli padanya.

"Ada yang sakit? " Doyoung memegang lembut lengan Ro Ha.

Tak ada jawaban dari Ro Ha. Doyoung menoleh ke arah Ro Ha yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

Pintu kamar terbuka dan menampilkan dua orang pria yang memakai jas khas dokter. Mereka terkejut melihat kejadian yang bisa dibilang tidak untuk diliat, alhasil mereka membalikkan tubuh mereka dan berjalan mundur.

Menyadari kedatangan Jungwoo dan Haechan, Doyoung menjauhkan wajahnya dari Ro Ha.

"Selamat pagi dokter Lee. " ucap Jungwoo dengan posisi yang sama.

"Balikkan tubuh kalian. "

Mereka langsung membalikkan tubuh dan melihat Doyoung serta Ro Ha sudah di jarak yang normal.
"Sebentar, kalian bertiga kenapa bisa berada di Seoul? " tanya Ro Ha.

"Kami sudah selesai bertugas di desa Jeonsan. Jadi, sekarang kami kembali bekerja di sini. " jelas Jungwoo.

Ro Ha mengangguk. "Vinka? Kalian tinggalkan? "

Jungwoo menggeleng.

"Aku yang membawanya ke rumahku, " ucap Haechan sambil melipatkan tangannya di dada.

"Tak menyangka kau sebaik itu Chan. " Ro Ha tersenyum kepada Haechan tetapi di balas tatapan sinis.

"Ada apa kalian kemari? " tanya Doyoung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang