1. Terima kasih

158 20 7
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 jalanan sudah terlihat sangat sepi, tidak ada lagi kendaraan yang berlalu lalang. Sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju dengan cepat menyusuri jalanan yamg berada di tengah hutan tanpa adanya lampu jalan. Jalanan itu sangat sepi dan gelap, dan dia sendirian di mobil tersebut. Entah bahaya apa yang akan menimpanya jika dia tidak berhati hati.

Dengan lihai dia mengendarai mobil itu dengan santai, tanpa memperdulikan sekitar. Matanya yang kecil masih fokus menatap ke depan. Sedangkan, dalam hatinya sudah berniat akan membunuh orang yang membuatnya pulang jam segini.

Tampak di pinggir jalan ada sebuah bayangan seorang wanita berpakaian putih polos. Dia sedikit melirik, tapi dia tidak memperdulikan itu. Mobilnya semakin mendekati bayangan tersebut, hingga pada saatnya dia tepat melewati seorang wanita yang sedang berjalan menunduk.

Wanita tersebut terkejut ketika sebuah mobil melewatinya, dia sedikit membuka mulutnya sedikit. Lalu dia berlari mengejar mobil itu sambil berteriak. Orang yang berada di dalam mobil melihat di spion mobilnya, wanita tadi sedang berlari mengejar mobilnya. Dia memberhentikan mobilnya, lalu membuka kaca mobilnya. Wanita berhenti tepat di depan kaca supir, nafasnya terlihat tersengal akibat berlari. Dia menatap supir mobil itu , tak lama dia di tatap kembali.

"Ada apa? "

"Aku tersesat, aku tidak tau aku ada dimana sekarang---"

"Di tengah hutan."

"Aku tau, maksudnya ada di daerah mana---"

"Di desa Jeonsan. "

"Hah? "

Wanita itu sangat terkejut sampai mulutnya terbuka sedikit. Terlihat dari wajahnya dia sangat kesal sampai dia tertawa samar dan menjambak rambutnya sendiri.

"Sepertinya kau bukan orang sini."

Yang di ajak bicara pun langsung menoleh, "Benar, aku berasal dari Seoul."

Lelaki itu sedikit terkejut dengan pandangan yang menatap ke depan, "Naiklah. "

Wanita itu tersenyum semeringah,"Terima kasih, " dia membuka pintu belakang lalu masuk kedalam mobil. Pengendaranya mulai melajukan mobilnya.

Wanita itu menyadarkan tubuhnya dilanjut dengan menghela nafas pelan. Dia seperti kelelahan, mungkin dia sudah berjalan sangat jauh demi mencari bantuan.

"Namamu siapa? "

Tidak ada jawaban.

"Mm, oke."

Lelaki itu mengambil sebuah jas putih yang berada di sampingnya dan memberikan kepada wanita yang ada di belakang. Wanita itu menatap jas tersebut.

"Pakailah, udaranya sangat dingin."

Dia mengangguk lalu mulai memakaikan di tubuhnya. Dia melihat sebuah name tag di jas itu yang bertuliskan 'Dokter relawan' .

"Omo, kau seorang Dokter relawan? "

Tidak ada jawaban.

Seumur hidupku tak pernah sekali pun di diamkan oleh seorang lelaki. Tapi sekarang? Ayolah mana mungkin dia tidak mengenal seorang aktris terkenal Im Ro Ha? -Batinnya.

Ro Ha masih menahan untuk tidak marah terhadap orang yang sudah memberikan tumpangan. Tanpanya, mungkin dia akan berjalan sampai matahari muncul untuk menunjukkan pagi telah datang.

"Kau mau saya carikan hotel? "

"Hm? Hotel? Aku ragu, ini pertama kalinya aku di desa ini. Aku juga sudah tidak punya apa apa lagi, " Ro Ha menunduk.

RUMITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang