6.

33 8 2
                                    

Ada yang nungguin ga nih?
Mau lanjut ga? Tapi sebelum lanjut jangan lupa klik BINTANG nya yaah:)
Tengkyuuuu❤
banyak typo maaf kan yah hhe:)

💦Happy Reading💦

"Nitip yah," ucap Dava kepada Bian.

"Beres," jawab Bian sambil mengacungkan jempol.

"Yaudah duluan ya," sambung Bian.

Dava pun mengangguk dan melambaikan tangan. Bian melajukan motornya dan mulai meninggalkan Dava.

Sedari tadi tidak ada yang memulai pembicaraan diantara Khai dan Bian. Hanya suara kendaraan yang menyelimuti mereka.

Bian yang memperhatikan Khai dari kaca spion tersenyum simpul di balik helm full face nya.

Khai yang sedari tadi hanya diam merasa bingung karna ini bukan arah kerumahnya. Akhirnya Khai memberanikan diri untuk bertanya kepada Bian.

"Ini bukan arah ke rumah gue. Mau kemana?" tanya Khai.

"Udah ikut aja," jawabnya dingin. Khai hanya mengangguk paham.

Motor Bian berhenti di salah satu pusat perbelanjaan.

"Turun!" pinta Bian dingin.

Khai menurut.

"Ngapain kesini?" tanya Khai heran sambil membuka helmnya.

Bian tidak menjawab dan langsung menarik tangan Khai masuk kedalam lift.

Sekarang mereka sudah ada di atap mall itu. Khai terkesan dengan pemandangan yang ada di hadapannya.

"Gue mau duduk boleh?" tanya Khai kepada Bian.

"Duduk aja."

Khai tersenyum dan langsung duduk.

Bian yang melihat senyum indah Khai menarik sudut bibirnya sedikit.

Anggap aja pake baju sekolah ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja pake baju sekolah ya.

"Lo suka senja?" tanya Khai.

"Enggak!"

"Kalo enggak kenapa ngajak gue kesini?" tanya Khai.

"Gue cuman pengen lo tau tempat yang gue suka," jawab Bian.

"Lo suka tempat ini?"

"Iya, gue suka kesini kalo setiap gue ada masalah. Gue suka liat bintang di sini." jawab Bian.

Khai mengangguk paham.

"Gue ga mungkin kan ajak lo malem-malem kesini."

"Iya sih," jawab Khai.

"Lo suka senja?" tanya Bian.

"Lumayan."

"Kenapa?" tanya Bian.

"Karena meskipun senja hanya memberikan keindahan sebentar. Tapi dia pernah memberikan kehangatan," jelas Khai.

"Gue harap lo enggak seperti senja," ucap Bian tiba-tiba.

Khai menoleh dengan raut wajah yang kebingungan.

"Enggak memberikan kenyamanan sebentar,"ucap Bian.

Khai yang mendengar itu langsung menunduk malu.

'Jadi Bian nyaman sama gue' batin Khai.

"Balik yum Khai!" ajak Bian.

"Em eh ayo."

Sampai di parkiran Bian memberikan helm kepada Khai. Ketika Khai selesai memakai helm. Tiba-tiba ia menyampirkan jaketnya kepada Khai. Khai tersentak kaget dengan apa yang di lakukannya. Bian yang di juluki kulkas berjalan bisa sehangat ini.

"Udah mau malem takutnya lo masuk angin," ucap Bian seolah mengerti pikiran Khai yang keheranan.

"Terus lo gimana?" tanya Khai.

"Gue cowo."

Khai hanya mengangguk.

"Siapa yang bilang lo bencong" batin Khai.

"Sampe kapan gue harus nungguin lo ngelamun!" seru Bian membuyarkan lamunan Khai.

Khai hanya cengengesan dan langsung naik ke motornya Bian. Mereka pun mulai pergi dari mall itu.

"Itu yang pagernya putih," tunjuk Khai.

"Oke."

Setelah sampai dirumah. Khai langsung turun dan melepas helmnya.

"Thanks," ucap Khai sambil tersenyum.

"Sama-sama," jawab Bian membalas senyum Khai.

"Ini jaket lo gue cuci dulu ya."

"Iya."

"Tunggu bentar yah, gue masuk sebentar. Jangan kemana-mana!" pinta Khai. Lalu di angguki Bian.

Khai berlari ke dalan rumah. Menuju ke kamarnya Rafa.

"Rafaa!" teriak Khai dari luar kamar.

"Apa sih ka?"

"Pinjem jaket lo dong."

"Emang lo ga punya jaket?" tanya Rafa heran.

"Buat temen gue."

"Ka Dava?"

"Bukan, buruan ish!"

"Iya gue ambil dulu."

"Buruan."

"Nih."

"Tengkyu adiku sayang, ntar gue kasih uang jajan," ucap Khai sambil berlari.

Setelah sampai di luar rumah dia tersenyum melihat Bian masih menunggunya disana.

"Nih pake yah," kata Khai menyodorkan jaket Rafa.

"Punya Dava?" tanya Bian.

"Bukan."

"Gausah gapapa."

"Pake aja sih kenapa. Ntar lo masuk angin udah malem ini," paksa Khai.

"Oke, thanks!"

"Sama-sama."

"Gue balik dulu ya," pamit Bian.

"Hati-hati," ucap Khai sambil tersenyum.

Bian pun melaju meninggalkan Khai yang kesenengan malem ini. Eh iya btw ini udah jam tujuh malem yah guys.

Setelah motor Bian tidak terlihat lagi oleh matanya dia pun masuk kedalam rumahnya.

"Malam mah, pah!" sapa Khai.

"Siapa ka?" tanya Ridwan.

"Temen pah," jawab Khai.

"Yaudah ganti baju sana, terus turun makan malem sekalian ajak Dava," perintah Saeah lembut.

"Hah? Dava?" tanya Khai keheranan.

"Iya Dava dari tadi nungguin kamu kasian mamah liat dia kayanya ngantuk nungguin kamu. Jadi mamah suruh dia tidur deh di kamar kamu," jelas Sarah.

"Di kamar aku?" tanya Khai lagi.

"Iya."

"Ah mamah mah!" seru Khai dengan sangat kesal sambil berlari menuju kamarnya.

Makin kepoo ganih?
Tunggu di part berikutnya yaah:)

oke part 6 selesai yah terus scrool ke bawah buat lanjutin ceritanya :) jangan lupa share juga yah ke temen kalian:)
Etetet tapi sebelum scrool ke bawah jangan lupa pencet BINTANG di kiri bawah yah dan jangan lupa kasih masukan:)
Karna masukan kalian penting buat aku:)

FriendZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang