-Malik-
"Sayang..... Kita holiday bareng yuk!"
Tangannya bergelayut manja kepadaku sambil menyenderkan kepalanya di bahuku. Aroma strawberry terhirup oleh hidungku."Hmmm.... Ke Dufan aja, gimana? Besok shubuh kita pergi. Mas jemput ke kosmu ya!"
"Tapi kamu yang bayarin aku ya mas. Aku kan belum ada penghasilan maklumlah anak kosan hahaha....."
"Tidak masalah sayang...." Kami pun melanjutkan menonton film horror di kosan Melati.
Melati Kusuma Dewi, awal mula aku bertemu dengannya ketika dia magang di kantorku. Kebetulan memang aku jadi HRD.
Melati jurusan akuntansi di salah satu universitas swasta ternama di kota Jakarta. Kulit putih bersih, hidung kecil, bibir yang ranum, dan tatapan yang tajam. Sikapnya yang ramah dan juga cerdas dalam praktiknya di kantorku membuat aku tertarik.
Usiaku yang terbilang muda, 27 tahun dengan karir yang terbilang baik. Aku berniat menjadikan Melati sebagai pelabuhan terakhirku. Ibu dari anak-anakku. Sebagai rumah tempatku pulang. Membayangkannya saja sudah membuatku gila.
Acara kami liburan ke Dufan sebagai bentuk perayaan 1 tahun pacaran. Sebagai bentuk sayangku karena ulang tahun Melati yang ke-21 tahun. Jika tidak ada hambatan setelah Melati lulus, aku akan melamarnya.
"Sayang .... Panas banget yaaa. Tapi aku seneng banget hari ini. Kamu bahagia kan sama aku?" Melati menyenderkan kepalanya di bahuku. Hari semakin malam dan kami telah di penginapan sekitar Dufan. Aku memesan 2 kamar.
"Bahagia banget lah say.... Bulan depan kamu ikut mas ya ke Jogja. Mas kenalin ke orang tua mas. Mau kan?" Tanyaku serius di kamarnya.
"Aku grogi ketemu orang tua mas. Gimana ya tanggapan mereka ke aku? Takutnya mereka nggak bisa terima aku sebagai mantu lagi." Aku bisa melihat wajah kekhawatirannya.
"Tenang sayang. Mereka baik kok. Niat baik itu kan butuh doa restu ya, udah malam banget nih mending kamu tidur ya, besok pagi selesai sarapan kita pulang." Aku pun mencium kening Melati dengan sayang. Gadisku ini rasanya ingin mengunci pintu saja deh.
Seperti biasa aku lalui hari-hariku dengan bahagia tentunya. Ibu sering telpon dan ingin segera bertemu. Katanya, ada sesuatu yang ingin di bicarakan. Aku pun sama. Tidak sabar ingin menyampaikan niatku untuk melamar Melatiku.
Di tengah melamun, HP ku berbunyi dan ada notif dari Melati. Seketika senyumku mengembang.
Melatiku ♥️
Congratulation sayang...... Bahagia banget aku dengernya kalau mas naik jabatan. Dompet makin tebal tuh. Makin cintaaa pokoknyaaa. Nanti malam kita dinner romantis yuk kayak di Drakor yang suka aku Tonton itu loh. Di cafe favorit kita ya. Jam 7 malam. Mas nggak perlu jemput aku. Kita langsung ketemu di TKP. Okeeey....love you
Hatiku menghangat membacanya. Langsung ku telpon saja dia.
Malam yang aku tunggu. Jam setengah 7 aku sudah siap. Aku langsung tancap gas motor ninjaku ke cafe yang di janjikan.
Ternyata melati sudah datang. Duduk di kursi paling pojok menghadap taman.
"Maaf sayang telat yaa, udah lama ?" Tanyaku sambil mencium pipinya.
"Belum kok baru 5 menit. Aku udah pesen makanan kesukaan mas ya. Kita tunggu aja kayaknya bentar lagi."
Mataku tak berkedip ketika menyadari penampilan Melati membuat dunia Malik terhenti. Dia memakai dress selutut dengan motif abstrak berwarna merah. Warna kesukaanku. Make up yang natural tapi terkesan berbeda karena memang melati jarang sekali berdandan. Lipstick warna nude. Rambut panjang sebahu di Curly ujungnya. Sempurna!
"Cantik." Melati nenatapku bingung kemudian tersipu malu.
"Makasih mas... Sekali lagi congratulation ya... Aku bangga sama mas Mali, Masku, masnya Melati!" Ucapnya sambil tersenyum dan memberikan ciuman di pipi sekilas.
"Makasih sayang. Aku nggak sabar nikah ma kamu hehehe...." Aku genggam tangannya dan mencium tangan itu.
Makanan sudah tersaji. Kami pun melanjutkan makan dengan hening. Mungkin perut kami sudah meronta-ronta meminta jatahnya.
"Sayang gimana kabar skripsi kamu? Ambil judul apa untuk penelitian ?"
"Aku udah di ACC nih ma dosbing. Judul aku ambil tentang Pengaruh Implementasi IFRS dalam Indeks Gray: Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Porsi Saham Publik Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan. Mas lupa kayaknya nih kalau aku Minggu depan mau daftar sidang. Doain ya sayang. Oh iya, Minggu depan aku kayaknya nggak bisa ikut ke Jogja. Mas nggakpapa sendiri kan?"
"Akhirnya.....keren banget penelitian kamuuu. Banyak kerjaan jadi lupa hehe.... Nggak sabar mas duduk di pelaminan bareng kamu. Yahhhh padahal mas ngarep banget kamu bisa ikut. Tapi nggakpapa deh. Next time harus ikut ya."
Dan acara ke Jogja tanpa Melati rasanya berbeda. Tapi, bagaimana lagi.
Pagi ini aku telah di Jogja. Di rumahku. Ibu dan bapak kayaknya bahagia benar. Ada apa ya?
"Bu..... Malik mau ngomong ?"
"Nanti lagi ya Lik... Ini ada tamu penting. Kamu harus ikut ketemu dua. Nggak nyesel pokoknya." Ibu mengomel sambil menyiapkan makanan di meja makan.
Tok....tok...tok.
"Nah tamunya udah datang. Ayo!" Ajak ibuku ke ruang tamu.
Ibu membuka pintu dan meminta mereka untuk duduk.
Aku kikuk tidak tau harus berbuat apa. Setelah bersalaman niat ingin ke kamar untuk Video Call dengan Melati. Sepertinya, gagal. Ibu memintaku menemaninya. Aneh!
"Ini toh Malik, ganteng ya pak." Ucap ibu itu ke suaminya. Siapa mereka?
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Romance"kalian tidak merasakan luka dalam hatiku yang tiap harinya mengeras bagai batu. kalian yang membuatku tidak percaya apa artinya sebuah kebersamaan. tidak!" - Ariana Zaylendra - "kami memang salah tapi kami mencoba untuk memperbaikinya. tolong maaf...