4. Teman Lelaki

21 3 1
                                    

-Ariana-

Tak terasa sudah 3 bulan sibuk dengan kuliah. Sibuk di kejar deadline. Oleh dosen-dosen killer  selain kuliah. Aku pun aktif di Fakultas. Seminggu sekali jadwal rapat. Di fakultas Ekonomi ini juga aku bertemu banyak senior dan banyak pengalaman organisasi. Dalam waktu dekat, fakultasku akan mengadakan seminar nasional dengan mengundang beberapa bintang tamu. Ini benar-benar menyita waktuku. Tapi, aku senang banget.

"Na.. pulangnya kakak anter ya, mau kan?" Bima, seniorku. Dia semester 3. Salah satu mahasiswa yang paling aktif disini. Kak Bima menjabat sebagai wakil ketua. Badan atletis karena rajin nge-gym, kulit yang terbilang hitam tapi manis kalau dia senyum.

"Bukannya rumah Kak Bima nggak searah ya sama aku? Nggak usah aja kak lagian kos ku deket kok bisa jalan ini." Aku berjalan ke luar melewati lorong-lorong fakultas.

Kak Bima tetap berjalan di sampingku."Nggakpapa kok Na, mau ya aku antar sekalian aku juga mau beli soto Betawi dekat kos mu itu."

Akhirnya aku pun setuju untuk ikut bersamanya. Lumayanlah daripada jalan. Waktu sudah menunjukkan waktu jam 8 malam. Kami berhenti sejenak di kedai soto Betawi Wenak. Tempatnya tidak begitu besar tapi selalu banyak pengunjung. Cita rasa dari sotonya yang beda dari yang lain. Kak Bima pun membelikan juga untukku. Gratis katanya.

"Makasih kak udah anterin aku ya, aku masuk dulu ke kamar ya."

"Lusa temenin aku cari sponsor yuk, gimana?" Aku menatapnya bingung karena tugas mencari sponsor seharusnya bukan dia. "Bukannya tugas bagian Humas ya kak?" Aku mengajaknya duduk di kursi teras.

"Iya emang tugas Hana dan kawan-kawan tapi nggak papa kan kita coba bantu juga. Kebetulan di kantor Bundaku sudah biasa menjadi sponsor acara-acara kampus. Sekalian aku kenalkan ke Bunda, gimana?"

"Oh gitu boleh kak, nanti aku kabari lagi ya."

"Siap deh aku tunggu kabar baiknya ya. Yaudah aku pulang ya." kak Bima berjalan meninggalkan kosku dengan senyum bahagianya.

Selesai mandi, shalat dan makan. Aku pun telepon Papah dan Mamah. Kangen mereka. Saat akan memejamkan mata. HP ku berdering beberapa kali tanda ada notif.

Zacky DKV

Hai... Gimana kuliah lu? Sombong yaa kayaknya nih wkwk. Besok lari pagi yuk, gue jemput yah jam 6. Good night

Aku terkejut dan seketika rasa kantukku hilang. Apa-apaan ini? Dia mengajak atau memaksa.

(Besok aku males mau males-malesan di kosan. Nggak ikut ya. Good night)

Belum ada 1 menit kembali HP ku berbunyi.

Assalamualaikum. Hallo besok aku nggg.......

"......"

Kenapa maksa sih? Aku capek seminggu ini rapat mulu. Udah ah besok aku nggak ikut ya b....

"..""

Ihhhhh sebel ya andaaaaaaa. Iya iya aku ikut. Udah ya.

Akhirnya aku setujui untuk lari pagi. Waktunya tidur dan pergi ke alam mimpi.

-Malik-

"Mah..... Papah kangen sama ...." Malik terhenti bicaranya karena istrinya memotong seketika.

"Jangan bilang kangen sama dia. Aku udah ikhlas mas. Tapi inget kalau aku tau di belakang aku, mas bertemu tanpa seizin ku. Jangan harap meminta maaf dari ku." Malik menghembuskan nafas lelahnya. Maksud hati ingin mengatakan rindu kepada gadisnya. Gadis semata wayangnya. Ariananya. Tapi, istrinya menduga yang berlebihan.

Kembali Malik memeluk erat istrinya. Sekian lama hidup bersama. Tidak munafik bahwa ada tempat di hatinya untuk istrinya. Istrinya yang jago masak, jago melayaninya di ranjang. Ups!

"Nggak sayang.... Maksud mas kangen putri kita. Ariana kita. Gimana kalo Minggu depan kita ke Jakarta ya."

"Oke mas aku juga kangen padahal tadi kita video call, biasanya dia suka curhat ya kadang suka nemenin mamah juga masak meskipun cuma bantu potong doang hehehe..."

Bagi Malik kehidupannya sangatlah sempurna. Dia mungkin terkadang merindukan sosok itu tapi tetap rasa dan sayangnya teramat besar bagi keluarganya. Tanpa ia ketahui kelak semua bisa saja berubah.

Bersambung

ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang