6. Nyaman

13 3 6
                                    

-Ariana-

Tak terasa sudah memasuki semester ganjil lagi. Iya, semester 5 dan waktunya mencari tempat magang. Papah menyarankanku untuk magang di tempatnya bekerja. Tapi, aku menolak karena teringat niat awalku untuk mandiri.

Mamah selalu rajin menanyakan kabarku, menanyakan jam makanku, mengingatkanku agar tidur tepat waktu, juga mengingatkanku untuk menjaga pergaulannya. Mamahku selalu cerewet.

Hari ini aku lagi asyik di lorong fakultasku. Menikmati suasana sore disini. Menyendiri. Ditemani dengan laptop di depanku dan pastinya akses internet gratis. WIFI.

"Na..... Lagi sibuk ya?" Tanya seseorang yang aku tau ini siapa.

"Iya kak.... Deadline besok pagi harus udah di kirim nih," ucapku tanpa melihatnya.

"Pasti dosen itu ya. Pak Subroto."

Sepertinya dia duduk di sebrangku.

"Yappp betul sekali kak, beliau kan tegas dan sangat on time dalam apapun." Beliau tak akan segan memberikan hukuman pada mahasiswanya yang telat datang walau hanya 1 menit dengan alasan apapun. Beliau juga akan memberikan tugas tambahan seperti merangkum jurnal yang dia pilih bila mahasiswanya telat mengirim tugas.

"Boleh kakak bantu, tugas kamu tentang apa ya?" Tanyanya serius. Aku pun melihatnya. Mencari jawaban. Apakah dia benar-benar mau membantuku atau hanya ingin bersamaku.

Akhirnya tugas pun selesai dengan bantuan kak Bima. Waktunya pulang karena perutku sudah meminta haknya. Lebay!

"Na..... Pulangnya kakak anter ya," ajaknya sambil menatapku.

"Boleh kak."

Kami pun berjalan bersama ke parkiran.

"Na.... Pulangnya temenin makan yuk di kedai favorit kakak," ajaknya sambil menatapku.

"Kakak yang terakhir ya hehehe...."

"Iya dong masa nggak."

Di kedai ini kami makan dengan diam. Dengan pikiran masing-masing. Perut kenyang dan hati bahagia.

"Na..... Ada cowok yang deketin kamu nggak?" Tanyanya serius.

"Hmmm.... Kalo cowok kayaknya pada biasa aja nggak ada yang deketin gimana -gimana. Emangnya kenapa kak?"

"Mungkin kami yang nggak peka sama mereka.... Kalo kakak yang serius ke kamu gimana?"

Deg!

Jantungku seketika terhenti. Ada apa dengan kak Bima? Memang dari awal perkenalan dia baik kepadaku malah terbilang berlebihan. Tapi apa iya dia menyukaiku? Setauku selera wanita impiannya saja berbeda denganku.

"Maksudnya apa kak?"

"Iya... Kakak nyaman dengan kami, kakak sayang sama kamu, kakak ingin kamu jadi pacar kakak."

Hening seketika.

"Gimana Na? Mau kan jadi pacar kakak?" Tanyanya sambil memegang erat tanganku.

"I....iya kak aku mau. Tapi jangan sampai orang tuaku tau ya. Mereka nggak ngizinin aku punya pacar kak."

"Siap tuan putr! Udah malam juga yuk pulang!"

Akhirnya aku pun tiba di kamar ternyamanku. Ini menjadi hari yang bersejarah bagiku. Iya, aku jadi pacar kak Bima. Mimpi apa aku ini?

Sejenak aku melihat notif HP ku. Ada pesan dari Zacky.

Zacky DKV

Udah pulang?

Lama banget balasnya

Lagi apa ?

Lagi rapat?

Lagi ngerjain tugas ?

P

P

Ariana

Sialan emang ini Zacky. Segitu keponya sampai spam kayak gini. Tanpa pikir lagi aku pun membalas pesannya.

Aku baru pulang. Maaf baru balas tadi lagi di luar bareng kak Bima. Kenapa sih ? Ganggu hidup orang aja.

Besok temenin nonton yuk! Gue traktir mau yaaa. Pokoknya harus mau gue jemput besok jam 1 oke. Biar nggak terlalu malam pulangnya. Bye Ariana.

Apa-apaan ini bocah. Main maksa aja. Tapi kan sekarang statusku pacar orang. Besok aku cerita ke Zacky. Waktunya tidur.

Bersambung

ALONE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang