Chapter 18

28 11 0
                                    

Happy reading   ♥️
--------------------------

"morning."

Daniel terkekeh melihat Mirae yang enggan bangun dari tidurnya, bahkan ia kembali menenggelamkan wajahnya kedalam pelukan Daniel.

Daniel kembali terkekeh melihat Mirae yang menggeram kesal akibat ulahnya yang mengecup puncak hidung Mirae berkali-kali.

Ia tersenyum.

Tuhan benar-benar berbaik hati kepadanya. Memberinya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan mengizinkannya untuk mendapatkan Mirae kembali. Ia bahagia, bahkan masih rerasa seperti mimpi baginya, bahwa saat ini Mirae benar-benar berada dalam pelukannya, merasa nyaman dalam dekapannya.

Semalam ia benar-benar tidak bisa memejamkan matanya. Ia takut bahwa, jika nanti ia tertidur Mirae kembali menghilang dari pandangannya. Ia takut jika terlelap nanti semua hal indah ini hanya akan menjadi mimpinya dan akan menghilang setelah ia terbangun dari tidurnya.

Sungguh, Mirae dan David adalah dua nama yang membawa kehidupannya kembali. Merasa bahagia tanpa karena, dan merasa perlu menjadi pribadi yang lebih baik agar lebih dapat diandalkan.

"Kau aneh. Kenapa pagi-pagi begini sudah tersenyum." Mirae mendongakkan kepalanya untuk melihat Daniel yang sejak beberapa menit lalu tak lagi jahil mengecup hidungnya. Dan yang ia dapatkan sungguh membuat ia mendengus geli.

Daniel semakin tersenyum lebar "pagi juga, sayangku." Ucapnya seraya mengelus lembut kepala Mirae.

Mirae menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu kembali menenggelamkan wajahnya kedalam pelukan Daniel. Ia merasa nyaman, sangat. Dan semalam adalah tidur terbaiknya.

"Hey, ayo bangun."

Mirae menggeleng "sebentar lagi. Aku masih ingin seperti ini."

Daniel tersenyum, kemudian memiringkan tubuhnya dan membawa tangannya melingkari tubuh Mirae, memeluk tubuh Mirae dengan sangat erat. Memberi kecupan-kecupan basah yang membuat Mirae terkekeh geli.

Pintu kamar terbuka dengan dorongan yang sedikit keras. Membuat sepasang manusia yang masih asik bergelung diranjang tersebut mengalihkan tatapannya kearah pintu.

Seorang bocah lelaki berdiri disana dengan piyama tidurnya dan tangan yang tak berhenti mengucek matanya. Mirae terkekeh, bagaimana mungkin ia melupakan buah hatinya?

Daniel melepaskan pelukannya, dan bangkit dari tidurnya. Memilih untuk terduduk di tepi ranjang, melihat anaknya yang masih belum menyadari bahwa Daniel juga ada disana.

David menatap heran pria dihadapannya setelah menghentikan aksi mengucek matanya, apakah penglihatannya tidak salah? "Daddy?"

Daniel terkekeh melihat kebingungan David, ia merentangkan kedua tangannya "morning, boy. Come here, daddy butuh pelukan selamat pagi."

David segera berlari dan masuk ke dalam pelukan Daniel dengan tawa riangnya. Ia kira semalam daddy-nya tidak akan tidur di rumah, karena biasanya seperti itu. Dan selama yang ia tahu pun jika daddy-nya akan dirumah pada malam hari ia hanya akan tertidur dikamarnya, bukan dikamar mommy-nya.

Sepertinya mommy dan daddy sudah baikan, pikirnya. Dan ia bahagia, melihat daddy-nya ada dikamar mommy-nya di pagi hari ini. Ia senang saat ketika ia terbangun wajah bahagia mommy dan daddy-nya lah yang ia lihat.

Mirae tersenyum melihat David yang tertawa dengan lepasnya saat Daniel mengecup seluruh wajahnya. Ternyata selama ini ia salah, ia kira David akan baik-baik saja jika hanya berdua dengannya, namun ternyata dengan kehadiran Daniel membuat David lebih bisa mengekspresikan dirinya dengan baik.

Our Destiny - KANG DANIEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang