Happy reading 💕
~~~~~~~~~~~~~“Kenapa kau terus-terus saja tersenyum seperti itu?” Ibunya menatap kearah sang anak yang sejak tadi tidak pernah berhenti tersenyum dengan cerahnya.
“Tidak ada. Hanya saja masakan ibu sangat enak.”
sungguh omong kosong sekali, semenjak kecil ia mencicipi masakan sang ibu dan baru sekarang ia tersenyum seperti itu dan memujinya.
“Biasanya kau juga memakan masakan ibumu, tapi tidak pernah kau memujinya.” Tuan Kang ikut menimpali, heran saja melihat Daniel menjadi tiba-tiba ceria seperti ini.
Daniel terkekeh “entahlah.”
“apa pertemuan dengan Han Yoora berjalan lancar hingga kau menjadi sangat senang seperti ini?” Daniel terdiam mendengar ucapan sang ayah.
“emm, ya ayah, semua berjalan lancar. Hanya saja jangan terlalu berharap lebih padaku, aku tak yakin untuk menjalani hubungan yang serius dengannya.”
Oh, ayolah. Ia baru saja mengalami hal baik, yang sungguh membuatnya merasa paling bahagia dari hari-hari sebelumnya. Jangan dulu membahas hal yang lain.
“Kenapa? Perempuan yang bagaimana lagi yang kau harapkan, dia lebih dari kata sempurna untukmu” nyonya Kang heran dengan anaknya ini. Mau berapa lama lagi ia akan bermain-main seperti ini.
Daniel menghela napas “ibu, ini tidak mudah bagiku. Biarkan aku mencoba dan memutuskan bagaimana akhirnya, maka dari itu kukatakan jangan terlalu berharap padaku.”
“Tapi Niel-ah, kau juga harus mengerti. Kami sebenarnya juga tak ingin memaksamu, tapi waktu terus berjalan dan ayah tak yakin akan sanggup menunggu bila kau terus menundanya.”
“iya, yah. Aku akan berusaha.” Untuk selanjutnya Daniel hanya diam, tak akan ada untungnya juga ia membantah ucapan orang tuanya.
*****
“bagaimana pertemuanmu dengan Daniel?” Jaehwan bertanya kepada Mirae yang saat ini posisinya sedang duduk di sofa ruangannya.
Menyantap jajangmyeon yang baru saja Jehwan belikan untuknya.Mirae mengunyah makanannya kemudian tersenyum tipis “entahlah, aku tak tau jika ini adalah langkah yang benar atau tidak. Tapi kau tau Jae, entah mengapa jantungku masih berdebar hebat karenanya.”
“kau masih mencintainya.” ini bukanlah pertanyaan, melainkan pernyataan yang dilontarkan oleh Jaehwan.
“Kuakui, ya. Tapi untuk berharap kembali bersama, kurasa tidak akan.”
“Kau masih merasakannya?”
Mirae menatap Jaehwan, meminta penjelasan lebih lanjut mengenai pertanyaan yang diajukan oleh Jaehwan.
“rasa trauma-mu maksudku.”
Mirae terdiam “entahlah Jae. Jujur saja aku sempat takut saat pertama kali melihatnya, tapi setelah beberapa saat aku mengerti, dia adalah Daniel yang ku kenal saat kami masih memiliki hubungan dahulu, Daniel yang kukenal selalu bersikap lembut dan pengertian, bukan Daniel yang kukenal brengsek setelahnya.”
“Ya, aku dengar dari Minhyun hyung dia telah banyak berubah.”
“aku turut senang mendengarnya. Jujur saja setelah bertemu dengannya, aku semakin tidak sanggup untuk membencinya, bagaimanapun semua telah terjadi, dan kehadiran Dave juga tak perlu kupermasalahkan. Bahkan aku sangat bahagia saat Dave hadir dihidupku.”
“lalu bagaimana dengan Dave, kau tak berniat mempertemukan Dave dengan ayah kandungnya.”
“Tentu saja aku ingin. Tapi Jae, tidak untuk sekarang, aku juga butuh waktu untuk itu.”
Mirae menyingkirkan piring yang telah kosong dari hadapannya, kemudian meneguk minumannya.
“Jae...”
Jaehwan mengangguk, mmepersilahkan Mirae untuk melanjutkan ucapannya.
“Kau mau membantuku kan?”
Tatapan Jaehwan terpaku kepada Mirae
“Bantu aku. Meski sudah kukatakan berkali-kali bahwa aku sekarang merasa baik-baik saja, tapi jika menyangkut dengan Dave, aku selalu saja tidak bisa berbuat apa-apa.”
“Apa yang kau takutkan Mirae-ya?”
“Aku hanya takut bagaimana jika nanti setelah Daniel tau keberadaan Dave, dia tak akan menerimanya. Bagaimana jika nanti Dave tidak dianggap, Jae. Aku tak ingin Dave merasakan perasaan itu.”
“Kau berpikir terlalu jauh.”
“Aku tau, aku terlalu berlebihan untuk itu. Tapi inilah yang menjadi ketakutanku, aku hanya tak ingin Dave tidak disukai kehadirannya, apalagi untuk ayah kandungnya sendiri, yang sejak kecil tak pernah ia temui dan tak pernah tau jika ia ada.”
“Mirae-ya, kau percaya padakukan?”
Mirae mengangguk.
“aku akan membantumu. Aku tau kau tak siap untuk memberitahukan hal ini kepadanya, tapi biarkan aku dan Minhyun hyung yang lebih dulu memulai membicarakannya dengan Daniel. Lalu setelahnya kau hanya perlu menjelaskan kepadanya apa yang telah terjadi.”
Mirae hanya terdiam, tak terlihat menyutujui namun juga tak ingin menyanggah.
“percayalah padaku, ini juga demi kebaikanmu dan juga Dave. Kau hanya perlu menyiapkan dirimu, dan biarkan aku dan Minhyun hyung yang memulai. Kau mau?”
Mirae hanya bisa manggangguk pasrah.
Ya, mungkin ini cara yang bisa ia lakukan. Jika menunggu ia menyiapkan diri, pasti hal itu tak akan terjadi.
Dirinya terus-terus saja merasa takut secara berlebihan dan selalu saja bersembunyi ditempat yang tak bisa orang lain jangkau.
Ia sekarang ingin mencoba untuk berani dan percaya. Paling tidak dengan begini David tak akan lagi mempertanyakan kenapa ayahnya tak kembali dan menemuinya, paling tidak nanti David bisa merasakan kasih sayang seorang ayah. Ini langkah yang benar, kan?
*****
Sungguh, seberapa keraspun kau mencoba untuk melepaskan diri dari luka masa lalu, tetap saja bayang-bayang ketakutan itu pasti akan datang.
Seberapa banyakpun kau berusaha untuk melupakan tetap saja kenangan tak semudah itu untuk kau tinggalkan.
Jika sudah menyangkut tentang luka dan cerita cinta, bukankah hal terberat adalah mencoba menampik semua rasa sakit yang ada.
Mirae ingin, ia sangat ingin mencoba untuk tidak lagi terjatuh pada cerita yang sama. Ia ingin bahagia untuk dirinya dan David, buah hatinya.
Tapi bukankah hati juga tidak bisa berbohong? Ia merasa kesepian, tubuhnya mencoba untuk baik-baik saja. Tapi tidak dengan hatinya yang terus meronta merasakan kesepian.
Tak menampik bahwa ia juga butuh seseorang yang bisa menguatkannya, yang akan selalu ada untuk membuatnya bahagia.
Dan satu-satunya jalan adalah mencoba menerima luka lama. Dan mencoba untuk kembali mencairkan hatinya yang telah lama membeku.
*****
TBC
Terima kasih atas dukungannya 🤗
See you 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny - KANG DANIEL (END)
Fiksi PenggemarTidakkah kau tahu, bahwa semua cerita telah memilih jalannya masing-masing. Kau, aku, dan cerita masa lalu .... sudah berapa banyak luka yang harus ku simpan karenamu? takdir macam apa yang sedang menghampiri kita? Main Cast : - Kang Daniel. - Yoon...