"Fesaaaaa" teriak cessy menatap cepat kepergian fesa dari mereka
Tak bisa dipungkiri kalau cessy menangis tersedu-sedu. Ia benar-benar takut dengan keadaan hutan dimalam seperti ini.
"Kalian tunggu sini biar gue kejar Fesa" ucap danis pada teman temannya.
Pandji dan Sandy mengangguk lalu mencoba menenangkan cessy selagi kepergian Danis.
"Tenang aja, fesa bakal balik lagi" kata Pandji mengelus rambut sahabat perempuannya.
"Iya. Kita cuma jelajah malam ini aja. Setelah fesa sama danis balik kesini kita kembali ke camping ground" jelas Sandy membuat Cessy sedikit tenang.
Setelah beberapa saat mengejer fesa, kini danis berhasil menggenggam lengan fesa.
"FESA BERHENTI!" teriak Danis yang sudah cukup lelah mengejar sahabatnya yang satu ini.
"Hiks hiks" dengan cepat fesa memeluk tubuh Danis, menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Danis.
"Udah diem fes, gue tau lo takut kita semua juga takut tapi jangan malah memperkeruh keadaan gini" kata danis lembut.
"Ikut gue kita balik ke tempat tadi"
Lalu fesa melepaskan pelukannya, memilih menuruti perintah Danis.
Beberapa langkah berjalan dengan tangan fesa yang tak lepas dari tangan Danis, lelaki ini melihat gubug yang tak jauh dari sana.
"Eh itu ada pondok kita bisa istirahat di situ dulu" kata Danis
"Iya nis, tapi yang lain gimana?" Tanya Fesa bingung
"Kita ajak mereka juga, mereka nggak jauh dari sini kok. Ayok" ajak Danis bersemangat.
Danis dan fesa segera pergi menghampiri ketiga temannya. Mereka berjalan beriringan menyusuri hutan gelap itu.
"Nah itu fesa sama danis" kata pandji yang melihat kehadiran keduanya.
Sandy dan Cesy yang penasaran pun segera melihat kedatangan temannya. Terlihat senyum mereka terukir jelas.
Fesa dan Danis segera mempercepat langkahnya. Mengikis jarang diantara danis dan teman temannya.
"Ehh gue tadi liat ada pondok kecil di deket sini kita bisa istirahat disana" ucap danis pada mereka.
"Apa ngga istirahat disini aja nis, takutnya nanti malah tambah jauh masuk ke hutan ini" ucap sandy ragu.
"Gubugnya ngga jauh dari sini, kalau nggak percaya tanya Fesa aja" jawab Danis dengan dagu menunjuk Fesa
Fesa hanya tersenyum dan mengangguk, mencoba meyakinkan teman-temannya.
"Kita tunggu pagi lalu balik ke camping ground. Kita nggak mungkin balik sekarang sedangkan cahaya sangat minim"
Mendengar penjelasan Danis membuat mereka mengangguk paham. Benar juga yang dikatakan Danis. Mereka bisa tersesat lagi kalau harus memaksakan kembali malam ini juga.
Dengan segera, danis memimpin teman-temannya berjalan menuju gubug yang dilihatnya tadi.
***
Suasana camping ground cukup ramai. Hari ini adalah hari ketiga mereka melaksanakan kemah.
Seperti di acara kemah biasanya, malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu.
Malam dimana mereka bebas mengekspresikan diri mereka masing-masing.
Acara api unggun yang akan ada banyak hiburan spontanitas dari mereka.
Api sudah berkobar di tengah lapangan yang sangat luas. Seluruh murid kelas 12 juga sudah berdiri di tepi lapangan.
Era, selaku ketua osis pun sudah mulai memberikan arahan kepada mereka
"Selamat malam semuanya" ucap Era dengan pengeras suara yang sudah di hidupkan
"Temen-temen silahkan kalian menikmati malam ini dengan berbagai spontanitas setiap kelas. Kalian bisa atur undian sendiri siapa yang akan tampil duluan" lanjutnya
Dengan serempak seluruh kelas 12 bertepuk tangan dengan gemuruh setelah Era selesai menjelaskan.
Lalu Era berjalan kembali berkumpul dengan beberapa temannya yang tergabung dalam anggota osis.
Baru beberapa menit Era berbincang. Tiba-tiba dua siswi datang dan berbicara padanya.
"Ra, geng Blood gaada disini. Gatau mereka kemana" kata salah satu siswi itu
"Kemana mereka?" Tanya Era yang sudah mulai panik.
Anggota osis lain yang mendengarnya pun juga kaget dan bingung.
Tidak disekolah, tidak di luar sekolah geng Blood selalu bikin repot.
Blood memang dikenal satu sekolah maka tak heran kalau mereka hilang pun mereka juga menyadarinya.
"Nggak tau, kelas kita lagi buat spontanitas tapi ada yang kurang dan ternyata geng Blood yang gak ikut" jelas siswi yang satunya lagi.
"Yaudah kalian kembali sama kelas kalian dulu aja. Biar kita yang cari Blood" kata Era
Lalu kedua siswi itu pun pergi dari hadapan Era.
"Kalian jaga dan jangan buat siswa yang lainnya panik" pinta Era pada anggota osisnya
"Oke Ra. Lo mau kemana?" Tanya Gaby salah satu anggota osis
"Gue mau lapor Pak Budi dulu selaku guru" jawab Era
"Yaudah hati-hati" kata Gaby lalu Era pergi meninggalkan mereka.
Mereka juga ikut bubar mengingat suasana Camping ground yang sedang ramai dan anggota Blood yang hilang membuat mereka harus berjaga-jaga.
■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■
Nggak kerasa udah malem jumat lagi nih gaes. Bentar lagi juga lebaran.
Tetep setia sama cerita cerita ku ya hehe.
Jangan lupa tinggalin jejak kalian kalau selesai baca :)

KAMU SEDANG MEMBACA
DEATH NOTE [On Going]
HorrorGeng yang dulu dikenal seantero sekolah kini harus menghilang tiba tiba akibat ulah mereka sendiri... Penasaran kemana dan apa penyebab kehilangan mereka? langsung saja baca ceritanya.