Buku Misteri

12 2 1
                                    

Malam sudah mulai menyapa. Jam juga sudah menunjukkan pukul 8 malam.

Krekkk

Danis membuka pintu gubuk yang terlihat mulai usang itu dengan perlahan.

Mereka mulai melangkahkan kakinya memasuki gubug itu, dengan mengandalkan sinar senter yang mereka bawa namum nyalanya sangat redup.

Terlihat jelas gubug yang sudah mulai usang tapi masih layak di huni.

Hanya satu lentera yang menerangi seisi ruangan yang mereka simpulkan sebagai ruang tamu. Itupun masih sangat gelap.

Mengerikan. Satu kata yang pantas untuk suasana malam itu. Cahaya yang minim, bau debu, dan suara berbagai serangga yang menjadi ciri khas hutan

Hening...

Mereka berjalan dan memutuskan untuk beristirahat diatas tikar yang masih bagus.

Masih bagus? Itu tandanya ada orang yang sengaja menaruhnya disini. Tapi kenapa tidak merawat gubug ini? Sangat disayangkan.

"Ji bikin api kecil sana buat penerangan" perintah Danis pada panji setelah mereka duduk bersama.

"Lah nanti kalau kita tidur terus kebakar ni gubug gimana nis?" Elak pandji.

"Nggak mungkin. Kecil aja untuk penarangan yang lebih"

"Yaudah. gue ambil kayu di depan dulu yaa, sandy temenin gue" ajak pandji pada Sandy yang sudah merbahkana tubuhnya

"Ck. Yauda ayok. Tadi di depan ada deh kayanya" jawab sandy

"Yaudah yuk ambil" pandji berdiri dari duduknya diikuti sandy.

Lalu kedua lelaki ini keluar untuk mencari kayu, meninggalkan Danis dan kedua sahabat perempuannya.

Tak lama mereka kembali dengan membawa beberapa kayu bakar yang dirasa cukup untuk membuat api penerangan.

"Cuma ada ini" kata Sandy menunjukkan hasil pencariannya kepada Danis

"Yaudah buruan nyalain" perintah danis

Setelah selesai menyalakan obor,  pandji menaruhnya di tempat yang agak tinggi agar bisa menyinari ruangan itu. Lalu duduk lagi bersama keempat temannya.

"Eh kayanya udah ada yang pernah kesini deh sebelum kita" ucap sandy yang membuat teman temannya menoleh ke arahnya.

"Maksut lo gimana" tanya fesa

"Yaa pasti udah ada orang yang pernah masuk ke gubuk ini. Buktinya ada obor di depan, tiker yang kita pakai itu juga masih bagus. Dan lagi, ini lentera pasti sengaja dipasang" terang sandy

Setelah Sandy menjelaskan beberapa hal itu, tiba-tiba....

Clap

Lentera redup yang sedari tadi membantu penerangan pun mati total. Untung saja mereka sudah berantisipasi terlebih dahulu dengan membuat obor.

"Aaaaaaa takut" teriak Fesa dan Cessy bersamaan

"Stttt diem deh lebay banget kalian para ciwi. Lagian kan udah ada obor" ketus Pandji kaget

"Tumben otak lo bener" sahut pandji yang beralih menatap Sandy

"Udah mending kalian istirahat aja. Besok lagi kita kembali ke camping ground." perintah danis pada teman temannya.

"Iya ya, besok udah hari keempat. Dan lusa kita pulang" kata Fesa bahagia

"Emmm iya ni gue udah kangen nyokap sama bokap gue. Pengen ke mall juga hahhaa" sahut Cessy tak kalah bahagia.

DEATH NOTE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang