Pengenalan SACHA.

1.5K 119 15
                                    

Biar kuketahui tentang dirimu. Karna tanpa mengenal, kamu terlalu nakal.

–MENEMUKANMU–

---

| Pengenalan.

Keramaian yang teramat riuh, berasal dari sebuah markas besar yang berupa sebuah warung tongkrongan. Dari halaman, sudah terlihat banyak motor yang berjejeran. Ditambah suara tawaan para laki-laki yang kelewat menawan. Membuat anak-anak perempuan jadi enggan untuk datang.

Sebuah alunan gitar, terdengar merdu dimainkan oleh seseorang. Jarinya lihai memetik sebuah gitar mahal yang baru saja ia dapatkan. Matanya memejam, berusaha menyesuaikan nada dengan penghayatan.

Dia, Boston Nandana Surya. Biasa dipanggil Nandan. Salah satu anggota inti dari Geng Sacha. Wajahnya tampan, kulitnya coklat namun tidak hitam. Jika senyum, mampu membuat kaum hawa melayang terbang. Tak luput kemampuannya yang bisa bermain alat musik, menjadikan dia incaran para gadis-gadis bucin.

Di depannya ada seorang laki-laki yang sedang bersenandung. Menatap layar handphone yang menampilkan lirik lagu. Dan suara asal dirinya yang begitu merdu.

Dia, Wira Kinza Ravindra. Terlalu tampan dan menawan, selalu jadi incaran perempuan karna ingin dinyanyikan lagu romantis. Suaranya terlalu lembut, membuat kaum hawa kalut.

“Makan cabe pake kecap.”

“CAKEP!”

“Makannya bareng si maemunah.”

“CAKEP!”

“Biar eneng kurang cakep.
Abang tetep cinta mati.”

“WOOOO!!”

Suka melontarkan pantun tak jelas. Kelewat gila dan rusuh. Orang-orang mengenalnya. Dia, Janari Satmaka Ardhana. Tampan pake banget, tapi percuma kalo bobrok. Kelakuannya selalu bikin pacarnya malu dan berakhir mutusin dia. Membuat dia kembali jomblo dan nangis-nangis curhat ke Abraham.

Beralih ke seorang lelaki yang asik Nonton drama korea sambil memakan camilan diatas meja. Dia, Abraham Alexi Pratama. Sering dipanggil oppa karna hobbynya nonton drakor. Paling ganas kalo udah tempur, tapi kalo disentil sama Wira, bisa ngambek 2 hari. Kecuali kalo dibayarin langganan aplikasi WeTv atau Viu, atau aplikasi lainnya yang bisa nonton drakor. Bakal hilang ngambeknya.

“Cayy.. Kenapa sih dua bulan putus dari aku, kamu tambah bening..”

Gamon abis, kalo disenyumin cewek, ceweknya auto kena pelototan. Dia, Jace William. Kaki tangan dan sumber informasi Sacha yang gagal move on sama mantannya di sekolah depan. Di putusin karna alasan ceweknya sering dijahilin anak-anak Ritchi yang gak terima anak kelasnya pacaran sama anggota musuh bebuyutannya.

Menopang wajah dengan tangan, melamun, memikirkan segala hal. Kelewat tampan tapi kelewat kejam. Dia, Gibran Castiel Bramanty. Ketua geng Sacha angkatan 5. Hobby, ngoleksi motor dan mobil mahal sampai punya garasi khusus kendaraan punya dia sendiri dirumah. Kebiasaan, nraktir anak-anak Sacha pake kartu kredit Papanya.  Katanya kalo pake kartu kredit dia rugi, buat apa Papanya kerja kalo kartu kreditnya gak boleh diabisin sama anaknya.

Sultan, bebhaaasss..

“Bang, pamit balik ya. Ibu gue lagi sakit soalnya.”

Keenam lelaki tampan itu langsung menoleh.

“Oh iya! Gak pa-pa pulang aja Jer, jagain emak lo yang bener. Jangan durhaka lo,” sahut Nandan.

“Salam Jer buat emak lo, kalo udah sehat nanti gue bikinin pantun,” kata Janari.

“Jangan Jer, nanti emak lo auto sakit lagi,” timpal Wira.

“Jer, rumah lo kan satu gang sama mantan gue. Kalo ketemu Cahya, bilang salam dari gue. Gue masih sayang dia,” kata Jace.

“Hati-hati Jer,” ujar Gibran.

Jeremy hanya mengangguk-angguk. “Iya makasih Abang-abang. Gue pamit ya, assalamualaikum..”

Jeremy pamit undut diri dari keenam laki-laki yang berpegang penting posisi pada Sacha.

Jace mengadahkan kedua tangannya keatas. “Semoga si Jeremy ketemu Cahya yaallah.. Kumohon.. Kumohon..”

Abraham mencibir. “Alay lo, model lima rebu empat aja ditangisin melulu.”

“Tau lo, si Wira yang di demenin adeknya si Bos yang kaya gitar spanyol aja santuy,” timpal Nandan.

Wira tersenyum kecil. “Kalo disukain sama cewek itu harus agak mahal dikit. Jadi kalo ditinggalin tapi masih belum move on, udah terbiasa bersikap santuy,” sindir Wira.

“Bacot lo semua!” kata Jace.

“Berisik, gamon,” ujar Gibran.

“HAHAHA!! MAMPUS LUH DI KATAIN SI BOSSS!!” teriak Janari sambil terbahak-bahak.

Jace memegangi dadanya dramatisir. “Kumenangis... Membayangkan..”

Abraham menyambung. “Betapa kejamnyaaa dirimuu atas dirikuuu...”

“GUE WARAS! GUE WARAS!” kata Nandan.

MENEMUKANMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang