delapan

26 6 0
                                    

"Bunda Rena pergi dulu!"ujar Rena setengah berteriak agar bundanya yang berada di taman belakang mendengarnya.

Rena mengambil sepatunya di rak sepatu. Hari ini ia memiliki janji dengan Sasa untuk menjenguk sepupu Sasa yang tengah di rawat. Sinta mendengar Rena akan segera pergi. Secepat kilat  dia menghampiri putrinya dengan membawa dompet.

"Na bentar bunda mau nitip sesuatu?!"

"Iya Bun, Rena juga masih pakek sepatu kok."

Sinta berdiri disamping putrinya yang memakai sepatu kets. "Nanti mampir ke toko kue Bu Lina,tolong ambilin pesanan Bunda!"

"Emang bunda pesan roti apaan?" Rena berdiri sambil membenahi tas selempangnya.

"Itu kemarin temen Bunda pesan roti, terus bunda pesanin di Bu Lina. Ini uangnya, jangan pulang sore-sore Na,"titah Sinta sembari memberikan beberapa lembar uang kertas.

"Iya Bunda, kalau gitu Rena pergi dulu kasihan Sasa udah nungguin,"pamit Rena menyalami Sinta,lalu bergegas keluar rumah.

Ternyata ojek online yang tadi di pesannya sudah menunggu depan gerbang rumahnya. Rena segera berlari kecil membuka gerbang rumahnya,tapi mendadak tas selempangnya tertarik ke belakang membuat tubuhnya pun ikut tertarik.

"Lu mau kemana?"tanya Rian,ketus. Membawa Rena menjauh dari gerbang.

"Kenapa sih kak?! Gue mau pergi."

Rian melepaskan tarikannya. "Gue yang anterin."balasnya dingin.

"Tunggu di sini." Rian menatap tajam membuat Rena berdecih.

"Terus itu mang ojeknya gimana?!"

"Batalin."

Rena menghela nafas. "Kasihan kak."

"Tinggal di batalin susah amat," ketus Rian kekuh.

"Kasihan udah sampai sini."

"Ya udah," ujar Rian tanpa ekspresi.

"Ya udah apa sih kak?" Rena mulai malas berdebat dengan Rian. Pasti ujung-ujungnya kena marah.

"Tunggu di sini jangan kemana-mana!"

Rena berdecak malas lantas bersedaku membuang pandangannya. Rian berjalan menghampiri ojek online di depan rumahnya. Rena tertoleh sedikit melihat Rian sibuk berbicara dengan ojek online pesanannya,setelah itu ia kembali membuang muka karena Rian berjalan ke arahnya sementara ojek onlinenya pergi.

'nih orang bikin gue naik darah!!!!' batin Rena, mengerut.

"Tukang ojek gue?"

"Udah gue urus, sekarang gue yang antara lu, mau kemana?"Rian berdiri tepat di depan Rena.

'hadehhh sabar Na,kakak lu emang nyebelin' hibur Rena pada dirinya sendiri.

"Ke taman kota,"balsa Rena dingin

"Taman kota,oke. Habis itu lu kemana?"

"Ke rumah sakit,sama toko kue,"balas Rena,malas.

"Nanti pulang jam berapa?"

"Gak tahu."

"Harus sampai rumah jam 3 sore!"perintah Rian menatap tajam pada Rena.

Rena menganga tak percaya lantas menggeleng cepat. Rian melempar  tatapan tajam seakan tidak boleh menolak, apapun perintah yang keluar dari mulut Rian tidak ada kata penolakan bagi Rena.

"Jam 4."

"Gak ada tawaran! Sama cowok apa enggak?!"tanya Rian sinis.

"Gak. Udah kak nanti keburu molor waktunya,"rengek Rena, malas di interogasi Rian.

FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang