sebelas

7 5 0
                                    

Hai guys balik lagi😁😁😁
Siapa yang udah nungguin mereka 🤗🤗
Sebelum mulai kasih  yang segerrrrr 😳😳

Mau gak punya Abang kayak Rian ☝☝😎
Perlu ekstra sabar yang mau sama Rian
Oke next ke mereka

Tiada hari tanpa celotehan Rian dari ini sampai itu,one full day. Jika di pikir-pikir lagi siapa yang cewek dan siapa yang cowok, Rian lebih ribet dari Rena sebagai cewek. Semuanya perlu melibatkan Rian. Seperti halnya saat ini Rena mau tak mau harus menerima paper bag  berisi bekal dan sebotol air minum dari Rian. Ya, dengan agak terpaksa Rena menerima itu. Padahal dia bukan anak kecil lagi,tapi keposesifan Rian tak mudah di tolaknya

Rena memasuki kelas dengan menjinjing paper bag pemberian Rian,waktu istirahat pun terpotong,karena menemui kakaknya di tangga kelas sebelas. Paper Bag  tersebut ia letakkan di atas meja,lalu mendudukkan pantatnya di bangku miliknya.

"Dari kak ian,"tebak Sasa membuat Rena menghela nafas pasrah.

"Capek gue kayak gini terus,"decak Rena pasrah.

"Bersyukur lah Na,lo punya kakak. Lah gue sepi terus rumah gue."

Rena menautkan kedua alisnya,lalu menyenggol bahu Sasa. "Makanya bilang sekarang,biar gak sepi di rumah sendiri, nanti ada yang ngajak jalan."

Pipi Sasa bersemu merah. "Apaan sih lo, Na?"

"Buruan bilang gih, nanti ke buru di rebut orang,"ucap Rena geli. Sasa menggeleng cepat sembari memegang kedua pipinya.

"Apa mau gue yang bilangin?"goda Rena.

"Ihhhh gak Na, jangan di gituin gue malu."

"Kelamaan sih lo,gue udah gregetan sama kalian berdua. Rasanya tuh kalo kalian ributtttt mulu, pingin gue ihhhhh." Rena mencubit bahu Sasa gemas.

Sasa menyentil tangan Rena. "Sakit tahu!"

"Lo sih bikin gue makin gak sabar buat bilang ke dia."

Sasa mendengus malas. "Udah lah Na,gue lebih enak gini kok."

"Lo enak gitu,gue yang liatin gak betah,"ucap Rena sambil mengeluarkan kotak bekalnya.

"Kira-kira kak Ian bawain apa ya?"tanya Rena pada dirinya sendiri.

"Kayaknya enak sih Na,"ujar Sasa. Indra penciumannya mencium bau makanan yang cukup mengundang cacing di dalam perutnya berdemo.

Rena membuka perlahan kota nasi tersebut. Ada untungnya juga kakaknya membawakan makan siang. Meskipun Rena kerap menggerutu,dia tetap menghargai makanan yang di bawakan Rian.

Nasi goreng dengan lauk telur gulung tersaji di dalam kotak makan. Rena mengambil sendok yang sudah tersedia di dalamnya,lalu menyendok nasi goreng tersebut dengan perlahan ia menyicipi bekalnya.

"Gimana rasanya Na,gue liat enak banget bikin cacing di perut pada konser."

"Enak,"balas Rena. "Nih kalo mau cobain." Rena menyodorkan sesendok makan nasi gorengnya.

FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang