Terduduk lemas di lantai, mata Yeonjun menatap sayup ponsel kesayangannya yang kini tidak bisa lagi diselamatkan. Ia tidak habis pikir bagaimana balita di depannya kini bisa memiliki ide yang di luar akal sehat.
"Kenapa hp-nya dicelupin, mbul?"
Mendapati ponselnya berenang bersama bebek-bebekan di bathup membuat Yeonjun ingin sekali menendang Junghoon ke antartika.
Bibir balita berumur empat tahun itu melengkung ke bawah, ada rasa takut melihat sang abang menatap penuh amarah "Hpnya bicik"
"Kenapa bisa berisik? Kenapa gak di matiin?"
"Hiks"
"Kenapa gak dimatiin, mbul?"
"Hiks.. matiin gimana?"
"Kenapa gak kasih abang biar dimatiin?"
"Abang ladi macak"
Yeonjun menghembuskan nafas kasar, eskpresinya masih tegang "tapi kenapa harus dicelup, mbul? Kalo gini kan rusak, gak bisa dipake lagi. Kamu tuh ya, abang udah hemat-hemat biar duitnya cukup buat beliin kamu susu dan kebutuhan lain, kalo kek gini caranya abang harus beli ponsel baru, nanti beli susu kamu pake apa?"
"Hiks... Abang janan malah, solly mbul nakal" melihat Junghoon yang menangis ketakutan, mau tidak mau Yeonjun harus mengalahkan emosinya.
"Jangan nangis" ia memeluk balita yang sudah ia anggap adik sendiri
itu "abang gak marah kok. Abang cuma pengen mbul tau kalo itu gak baik. Ngerti kan?"Yang ditanya mengangguk, isakannya masih terdengar jelas.
"Sstt... Udah udah, gakpapa... Jangan nangis lagi ya, nanti mulutnya pindah ke lutut loh"
"Mbul say solly, bang hiks"
"Iya, abang maafin"
"Hiks mbul dak kayak ditu yagi hiks"
"Iya iya.. Abang percaya"
"A-abang janan malah-malah yagi, nanti mbul atut, mbul cedih"
"Iya sayang iya.... Ayo beli es krim yuk"
Sontak mata balita bertubuh gembul itu berbinar "ec kim? Leally?" dan diangguki oleh sang abang membuat ia memekik girang "YEIII MAM EC KIM YEIII"
Pastinya Yeonjun gemas sendiri dengan tingkah Junghoon "Abang sayang kamu, mbul. Jangan pernah pergi ya" batinnya sebelum mereka bersiap untuk jajan eskrim.
Keduanya memilih taman untuk menghabiskan sore hari itu. Matahari yang perlahan redup, langit yang berubah jingga, angin dingin menyapa kulit, dan es krim di masing-masing tangan membuat kenikmatan tampak sempurna.
"Abang?"
"Hum?"
"Ikannya hebat ya?" menunjuk pada kolam yang terdapat air mancur di tengahnya.
"Hebat kenapa?"
"Udah dali kemayin nyelamnya tapi dak mati. Dak tapek lenang juga."
Sontak Yeonjun terbahak "mbul, sayang, ikan emang hidupnya di air, bergerak dengan cara berenang. Ikan justru akan mati kalo jalan-jalan ke darat"
"Gitu?"
Lantas Yeonjun menjawab sambil tersenyum "iya" dan mengacak rambut si gembul.
"Abang jago lenang dak?"
"Jago"
"Gitu?"
"Iya"
"Tenapa hp nya abang dak diajal lenang juga bial dak mati kalna lenang baleng bebek kuning?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Little Bro
FanfictionYeonjun tidak tahu harus berbuat apa ketika seorang balita tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya. menangis tersedu dan meminta dogendong saat Yeonjun membuka pintu. saat itu juga dirinya memilih mengurus balita tersebut dalam diam, tanpa sep...