Bukan keluarga Cemara

540 85 29
                                    

Yeonjun sudah berada di rumah setelah pagi-pagi buta Seokjin menjemputnya di apartemen. Pemuda itu awalnya menolak ikut, namun melihat kekhawatiran sang papa membuat ia mengalah. Lagian baru keluar dari rumah sakit kan, wajar kalau orang tuanya tidak tenang membiarkan ia sendirian di apartemen.

Sayangnya, pemuda berponi tersebut tidak semudah itu mendekam di rumah. Saat ini saja ia sudah menyusun strategi untuk kabur dari rumah. Niatnya sih mendatangi kediamannya sewaktu kecil, siapa tahu menemukan sesuatu di sana kan?

Sekarang jarum jam menunjukkan pukul 06.30. Dan ia tiba di rumah lima belas menit yang lalu. Memilih berdiam diri di kamar sambil berfikir tentang taktik untuk menyelinap ke luar. Syukur-syukur kalau bisa bertemu Soobin di jalan, siapa tahu anak itu bisa diajak berpetualang bersama.

Kemudian Yeonjun mendengus kesal saat mendengar kamarnya diketuk seseorang secara brutal. "ABANG!!! SARAPAN!!! DITUNGGUIN TUH DI BAWAH!!" Itu suara Beomgyu.

"Badan doang yang segede upil, suara kek toa masjid" ia berguman sebelum membuka pintu dengan wajah datar.

"Hehehe" sialnya, cengiran tak berdosa dari sang adik membuat Yeonjun tersenyum gemas.

Remaja yang telah rapi dengan seragamnya itu sigap menarik tangan Yeonjun untuk mengikutinya.

Dan disambut desahan cemberut Hueningkai. "Yahhh.... Kalo bang Yeonjun ada di rumah, uang jajanku berkurang"

"Gak peduli" Yeonjun membalas sinis

Dan Hueningkai ikut sinis. "Dih?"

Tanpa peduli, yang lebih tua menengadahkan tangan. "Mana duit jajan lu? Bagi sini"

"Biar apa sih kak?" si bontot protes.

"Biar kamu gak makan mulu, nanti makin gede. Gak kasian apa sama Bamkyutie yang sekecil butiran debu"

Yang diomongin sontak menatap tajam, wajahnya ditekuk kesal. "Aku lagi diem doang loh, kenapa dibawa-bawa".

"Apa nih ribut-ribut?" Seokjin muncul dari kamar dengan baju kaos oblong dan celana pendek. Sepertinya lelaki itu tidak masuk kerja lagi hari ini.

"Abang nih pa..." Boemgyu yang duluan mengaduh, dibalas alis sang papa yang dinaikkan sebelah. "Masa aku lagi diem doang tapi diejekin. Mana masih dipanggil cutie lagi, dikira kucing kali ya"

"Padahal bang Beomgyu gak sekecil butiran debu" Hueningkai si pahlawan membuat wajah Beomgyu berserih lagi.

"Duh dedek ku pinter banget"

"Yang bener mah segede kutu kucing"

Kembali cemberut.

Bahkan Taehyun yang sejak tadi hanya menyimak, kini ikut tertawa.

"Taehyun kok ikut ketawain?!! FIX KITA KEMUSUHAN!!!"

"Udah, heh!" Seokjin memijat pangkal hidungnya. "Gak boleh gitu sama sodara sendiri. Gak boleh boddy shaming. Paham?"

Semuanya mengangguk.

Tidak ada lagi yang membuka suara sampai akhirnya Sowon ikut berkumpul di meja makan setelah menyelesaikan semua masakannya.

"Pa... Hari ini ngedate yuk"

Yang dipanggil tampak berfikir, matanya menatap sang istri sebelum menggeleng. "Gak ah, gak boleh ngedate sama yang udah nikah, dosa!"

"KAN NIKAHNYA SAMA LU, SUSILO!!"

Anak-anaknya sontak terbahak, begitu pula dengan Seokjin yang menyengir.

"Gak abis pikir bisa bertahan belasan tahun punya suami macam gini"

"Ehek" astaga, tanggapan sang suami membuat Sowon ingin mencekiknya. Namun ia hanya bisa menatap tajam, wajahnya memerah menahan emosi.

Ma Little BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang