Yoongi mendengus kesal tatkala melihat siapa yang kini tengah berdiri di depan pintu rumahnya. Sosok pemuda yang beberapa waktu lalu bertamu ke rumahnya, yang dengan lancang mencuri sebuah cubitan di pipi lalu pamit tanpa sopan. Siapa lagi kalau bukan si tengil Kim Namjoon.
"Hehehe" menyengir sebagai sapaan, khas anak muda sekali.
"Kamu lagi"
"Hihihi" masih konsisten dengan acara nyengirnya.
"Mau ngapain?"
"Boleh masuk?"
Lantas si tuan rumah sekali lagi mendengus kesal. Berseger sedikit guna memberi jalan untuk sang tamu tak diundang dan tak diinginkan tersebut.
"Air putih aja ya" ucap Yoongi menyodorkan segelas air putih pada tamunya.
Namjoon cemberut.
"Saya tidak mau buang-buang air mahal untukmu, jadi minum yang itu aja"
Tambah cemberut.
"Jadi tujuan mu ke sini mau ngapain?"
Rupanya Namjoon masih ngambek.
"Heh!" meringis ketika tuan rumah menjitak kepalanya. "Ngomong atau saya usir kamu dari sini!"
Tidak punya pilihan lain, pengacara muda itu menghela nafas panjang. Matanya sesekali menatap segelas air putih di depannya, miris sekali.
"Masa air putih doang?"
Memijit pangkal hidungnya, Yoongi tanpak frustasi. "Astaga... Kalo mau yang enak-enak beli sendiri sana di warung"
"Pake duit bapak tapi"
"Ngutang aja dulu"
Namjoon pasrah, lebih baik air putih daripada ngutang kan?
"Yaudah deh pak, yang ini aja"
Lalu meminum seteguk.
"Bapak ada waktu besok gak?"
"Kenapa emang?"
"Mau ngajak kencan". Sontak ia mendapat tatapan tajam.
Namjoon gugup. "Eh eng-nggak pak.. Bercanda hehe" mencoba terkekeh agar si empunya rumah tidak mengamuk. "Saya mau ngundang bapak untuk ikut persidangan pak Taehyung besok pagi, bapak ada waktu?"
Tak langsung menjawab, pria paruh baya tersebut berfikir sejenak. Matanya tak berkedip menatap sang tamu. "Kamu..... Curigain saya?" tanyanya kemudian.
"Eh? Nggak gitu pak.. Saya mengundang bapak karena menghargai sebagai ketua RT di sini, gimana?"
"Apa jaminannya kalo saya gak ditangkep polisi besok?"
Pemuda itu terkekeh. "Kenapa bapak keliatan takut?"
"Enggak... Saya cuma nanya"
"Gini pak... " Namjoon menghela nafas sejenak. "Besok adalah hari di mana kita akan tahu bahwa sebenarnya Pak Taehyung bersalah atau tidak. Kalau dia memang pelakunya, setidaknya anak-anak beliau tahu kebenaran. Atau kalau ternyata bukan beliau pelakunya, saya harap bapak bisa memberikan kesaksian. Saya dan tim sudah mengantongi nama yang kami curigai."
"S-siapa? S-siapa orang yang kalian curigai?"
Suasana tiba-tiba beruba menjadi lebih serius.
"Rahasia. Besok kita akan tahu. Datangnya saya ke sini murni untuk mengundang bapak datang ke persidangan besok. Kami mungkin aja butuh bantuan bapak untuk beberapa keterangan sebagai ketua RT sekaligus orang yang dekat dengan keluarga pak Taehyung. Saya sangat berharap bapak bisa datang karena prediksi kami, Pak Taehyung punya peluang 90% untuk bebas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Little Bro
FanfictionYeonjun tidak tahu harus berbuat apa ketika seorang balita tiba-tiba berdiri di depan pintu apartemennya. menangis tersedu dan meminta dogendong saat Yeonjun membuka pintu. saat itu juga dirinya memilih mengurus balita tersebut dalam diam, tanpa sep...