ayah

507 94 18
                                    

Sebenarnya Yeonjun tidak habis pikir bagaimana bisa Soobin mempercayakan tes DNA pada kak Kiara yang jelas-jelas sudah menabraknya. Padahal selain itu ia juga disembunyikan dari keluarga selama dua tahun.

Waktu ditanya pun Soobin hanya menjawab "kak Kiara baik kok, bang. Dia bisa mempermuda urusan tes DNA ini. Hasilnya bisa keluar tepat saat sidang ayah nanti"

Mau tidak mau Yeonjun harus setujuh. Lagian ia sendiri tidak punya kenalan dan tidak tahu sama sekali prosedur tes DNA.

Jadi setelah menemui kak Kiara, keduanya memutuskan untuk mengunjungi ayah. Meski perasaan Yeonjun sendiri belum siap namun ia harus.

Perjalanan mereka ke tempat di mana ayah di tahan membutuhkan waktu sekitar satu jam. Maka wajar saja jika Soobin mengeluh lelah, sama halnya dengan Yeonjun yang menyetir.

"Bang...." diantara kesunyian itu, Soobin membuka suara. "Boleh minta sesuatu gak?"

Dan tanpa menoleh sedikit pun, Yeonjun mengangguk pelan. Pandangannya lurus pada jalan yang mereka lewati.

"Jangan penjarain kak Kiara"

"Huh?"

"Soal tabrakan itu aku udah tanyain dan kak Kiara ngakuin, bang. Tapi aku mohon jangan laporin kak Kiara ke polisi ya. Terlepas dari kejadian itu, dia adalah pribadi yang baik. Dia gak pernah sekali pun bikin aku gak nyaman, dia sayang aku udah kek adek sendiri." menghela nafas sejenak.

"Kak Kiara itu sebatang kara. Ayah, ibu, dan adeknya meninggal karena kecelakaan pesawat. Neneknya yang selama ini nemenin dia pun udah meninggal tiga taun lalu. Aku gak tega"

Lantas sang abang kembali mengangguk. "Abang mah terserah kamu aja. Toh yang alamin semuanya kamu kan bukan abang"

Mendapat respon yang sangat ia inginkan, Soobin tersenyum bahagia.

"Makasih ya bang"

Dan dibalas dengan sebuah deheman.

Mobil yang mereka kendarai terus melaju dengan kecepatan tinggi guna menghindari hujan deras. Langit yang tampak gelap dan sedikit menakutkan membuat mereka ingin cepat-cepat sampai di tujuan.

"Masih jauh ya bang?"

"Sekitar 20 sampai 30 menit lagi. Kalo capek tidur aja"

"Gak papa?"

"Gak papa, kan yang nyetir abang bukan kamu"

"Iya sih hehe"

Lalu Soobin bergerak mencari posisi yang nyaman. Tidak lupa memeluk sebuah boneka Ryan yang selama ini sering ia lihat dibawa kemana-mana oleh sang abang.

"Dek? Tidur beneran?" Yeonjun bertanya sambil melirik sekilar saat menyadari adiknya tidak bergerak lagi.

"Hmm?" ternyata masih dijawab.

"Abang jadi kepikiran sesuatu deh.  Boleh nanya gak sih?"

Pemuda yang awalnya sudah hampir terlelap itu membenarkan posisi duduknya lagi. Dengan mata yang setengah terbuka, ia menatap sang abang penuh tanya.

"Boneka itu..... Dari kamu?"

"Hah?"

"Abang liat di cctv apart, kamu dateng bawa boneka itu terus letakin di depan pintu abang"

"Kok aku gak ngerasa pernah lakuin itu?"

"Tapi orang itu mirip kamu banget"

"Mungkin aku perginya tanpa sadar, kata dokter gitu sih"

"Tapi kamu tau apart abang dari mana coba?"

Keduanya diam, sama-sama mencoba mencari alasan yang masuk akal.

Ma Little BroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang