Rahasia Arman dan Adiknya

7.2K 34 1
                                    

Barangkali karena suaminya yang jarang pulang, sehingga bu Ati tidak pernah diberi nafkah batin. Mungkin itu salah satu penyebab dia sering melakukan hubungan intim yang sedarah atau inces dengan dua orang anaknya.

”Arman, adikmu kemana?” Tanya bu Ati

”Arman ngga tau bu”

”La kamu ini gimana adiknya ngga ada kok ngga tau”

”Arman baru pulang bu, lah ibu kan yang dari tadi di rumah kok malah tanya Arman. Udah ah Arman mau mandi terus istirahat capek” jawab Arman dengan nada kesal

”Makan dulu. Ibu sudah siapain masakan kesukaan kamu”

Arman menghiraukan ibunya yang kebingungan mencari Winda. Arman meninggalkan ibunya diruang tamu.
Hingga larut malam Winda belum pulang kerumah sehingga membuat Bu Ati merasa kesal. Dia sudah tak tahan menunggu Winda, ia pun berdiri meninggalkan ruang tamu untuk makan malam bersama Dio dan Arman.

”Dio mana, man?”

“Itu ambil piring. Winda belum pulang bu?” Tanya Arman balik

”Belum” jawab bu Ati dengan raut wajah kesal.  ”Udah ayo makan dulu Dio, Arman”

Mereka menyantap makan malam bersama seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu dengan mereka bertiga. Karena Arman tak ingin adiknya tau bahwa ia dan ibunya telah melakukan hubungan suami istri, Dio pun tidak pernah mengetahui bahwa kakaknya sering berhubungan badan dengan ibunya. Begitupun dengan Dio, ia tak mau kakaknya tau semua hal yang telah dilakukannya dengan ibunya sendiri. Mereka saling diam dan menjaga rahasia masing-masing. Tak berselang lama. Winda datang bersama pak RT.
Pak RT yang sebelumnya selalu mengantar Winda hingga dipelukan ibunya nampaknya kali ini tidak mau bertemu dengan bu Ati. Pak RT hanya mengantar Winda hingga depan pintu.

”Saya pamit dulu Win. Kalau ada apa-apa datang saja kerumah pak RT” ucap Pak RT

Winda mengganggukan kepala malu-malu. Lalu ia hendak masuk rumah melihat dha kakak dan ibunya makan malam, ia langsung menuju ke kamarnya tanpa sepatah katapun. Mereka melihat kelakuan Winda melongo dan tetap melanjutkan makan malamnya tanpa peduli dengan kondisinya. Winda mengurung diri di kamar, ia mengunci kamar tidurnya berharap tak ada seorangpun yang boleh masuk kekamarnya.

”Winda buka, ini kak Arman bawakan makanan buat Winda”

”Kakak taruh depan pintu ya makanannya nanti kamu ambil” ucap Arman kedua kalinya.

Aku, Kakak dan Ibu TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang