Pak Usman

3.7K 24 0
                                    

...

"Kami pulang dulu Pak." Ujar bu Ati setelah berbincang dengan ayah Tini dan berpamitan untuk pulang.

"Iya Bu. Hati-hati dijalan." Balas Pak Tono

"Daaa Winda, besok main kesini lagi ya." Tambah Tini

Sebelum pulang,  bu Ati dan Winda mampir dulu ke warung langganan untuk berhutang sembako. Mereka pulang jalan kaki karena bu Ati tidak bisa mengendarai sepeda. Diperjalanan Winda terlihat ketakutan, dia berpikir ibunya akan marah besar dan memukulnya setiba di rumah. Tapi nampaknya bu Ati tak menghiraukan, raut wajahnya tidak menunjukkan kemarahan sama sekali, ia terlihat bahagia dan senang.

Tiba di warung bu Ati membeli 3kg beras, 1ltr minyak, 1kg tepung terigu, dan 1kg telur. Tidak seperti biasanya, kali ini bu Ari mengeluarkan beberapa lembar uang lima puluh ribuan. Ia membayar semua belanjaannya dan membayar hutang.

(Darimana Ibu mendapatkan uang sebanyak itu. Apa itu pemberian kak Arman) Guman Winda dalam hati.

"Win, kamu mau beli jajan?" Tanya bu Ati yang nampaknya sedang berbunga-bunga

"Hmmm tidak bu. Winda mau cilornya Pak Usman saja." Jawab Winda terlihat menundukka kepalanya

"Oh gitu. Yaudah nanti kita beli yaa."

Mereka meninggalkan warung dan menuju ke tempat Pak Usman jualan cilor. Pak Usman adalah tetangga beda Rt. Sudah 15 tahun beliau jualan cilor, sehingga berhasil menyekolahkan anaknya di salah satu Perguruan Tinggi. Ia orang yang baik dan ramah, beliau sering memberi Winda cilor lantaran kasihan kepadanya. Winda seeing mengintip cilor Pak Usman hingga ketahuan. Dari situ, Winda sering menceritakan permasalahannya dengan Pak Usman. Selain berjualan cilor, Pak Usman adalah guru ngaji di kampungnya. Winda juga salah satu muridnya. Setiap sore Winda pergi ke masjid untuk mengaji. Sebelum mengaji lah Pak Usman sering membawakan Winda cilor.

"Assalamu'alaikum Pak."

"Wa'alaikumsalam. Eh Winda, bu Ati. Mari duduk dulu bu." Ungkap Pak Usman ramah

"Mau beli cilor berapa Winda?" Tanya Pak Usman terlihat heran

"Sepuluh ribu Pak" sahut bu Ati

"Wah kebetulan ini cilor yang terakhir, setelah itu bapak mau pergi ke Masjid... Winda kamu ngga mengaji hari ini?"

"Tidak. Buat apa mengaji toh mengaji tidak bisa bikin saya kaya, mending bantuin ibu buat kue untuk dijual dapat uang." Pangkas bu Ati dengan nada kasar

#Challenge10daywriteAR
#AR_Rainbow
#SiapMenulisSiapBerkarya
#Day5

AR_Rainbow

Aku, Kakak dan Ibu TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang