Menjadi Dokter adalah Impiannya

5.4K 31 9
                                    

“Winda buka pintunya. Sudah jam 6 kamu ngga berangkat sekolah?”

Krekkkk. (Suara pintu terbuka)

"Iya bu." Kata Winda

”Pergi mandi dan sarapan" ungkap bu Ati

Pukul 06.30 Winda dan Dio menikmati sarapan buatan ibunya. Mata Winda telihat bengkak dan wajahnya murung. Dio tidak mengajaknya bicara sama sekali lantaran ia buru-buru sarapan dan berangkat sekolah karena takut telat. Winda juga tak menghiraukan Dio, ia mengunyah sarapannya sambil melamun hingga ia tak sadar bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 07.00. Dia segera bergegas meninggalkan makanannya dan berangkat ke sekolah diantar oleh Arman.

Setibanya di sekolah Arman memberikan uang jajan dua ribu rupiah untuk Winda. Ia berharap dengan uang itu Winda bisa ceria seperti biasanya.

”Terima kasih kak” kata Winda dengan senyum bahagia

Arman hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Lalu ia pergi meninggalkan Winda di depan pintu gerbang sekolah. Arman harus bekerja untuk membantu ibu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Ia bekerja disebuah perusahaan dibidang marketing. Tampaknya ia sudah mulai serius untuk menekuni pekerjaannya itu. Dia harus membayar sekolah dua adiknya hingga tamat.

”Nanti langsung pulang ya, jangan main dulu. Ibu marah lagi nanti kalau kamu ngga pulang.” Pinta Arman dengan santai

”Iya kak. Nanti Winda langsung pulang” jawab Winda

Winda bergegas menuju ruang kelasnya.

Pagi yang cerah membuat Winda bersemangat belajar. Pagi itu ia akan bertemu dengan Bu Desi, guru IPA di sekolahnya. Winda duduk dikelas 6 Sekolah Dasar (SD). Dia sangat menyukai pelajaran IPA lantaran ia mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter. Dia dan teman sebangkunya Ani tidak sabar menunggu bel berbunyi.

Kring… Kring… Kring… (Bel berbunyi tiga kali. Pertanda bahwa seluruh siswa-siswi harus masuk kelas untuk memulai pelajaran)

”Assalamu’alaikum anak-anak” sapa bu Desi

”Wa’alaikumsalam bu” jawab siswa-siswi kelas 6 serentak

”Ibu senang bertemu dengan kalian lagi. Anak-anak aktifitas apa saja yang kalian kerjakan pada hari minggu kemarin?” Tanya bu Desi

”Saya membuat kue baru bu. Bahannya terbuat dari singkong dan tepung terigu. Tapi, saya lupa nama jajanannya apa. hehehe” jawab Winda dengan percaya diri

Huuuuuuuu (sorak teman-temannya)

Winda selalu terlihat aktif dikelas. Baik dikelas IPA maupun lainnya. Dia anak yang begitu cerdas, ia bisa lebih cepat memahami sesuatu dari teman-teman kelasnya. Dia juga sering mendapat juara 1 dikelasnya. Dengan kecerdasannya itu, semua guru SDN 1 Mengkuarsa mengetahui dan menyukai Winda. Bahkan tak jarang ia mendapat pujian dari guru-gurunya. Karena kecerdasannya itu, ia juga mendapat beasiswa di sekolahnya. Dia tidak diperkenankan membayar biaya sekolah mulai dari seragam, buku tulis, buku paket, dll. Hal itu pula yang membuat ia bangga dan tetap semangat tanpa adanya seorang malaikat disampingnya.

Aku, Kakak dan Ibu TiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang