1 : Ke Solo ✔️

4.3K 309 21
                                    

Di Solo semua menyenangkan,
Di Solo banyak kenangan,
Di Solo semua menenangkan.

Rasa itu timbul ketika Ajeng memutuskan untuk berlibur di salah satu kota bersejarah di Indonesia, tujuannya hanya untuk menenangkan pikiran dari hiruk-pikuknya kota Lampung.

Semua yang terlihat sepanjang jalan seperti putaran kaset lama. Kenangan demi kenangan mulai timbul di otak. Nafasnya menghirup udara teratur sangking cintanya dengan kota itu.

"Wah gila masih tetep asri aja nih kota," ujarnya memonolog menunggu kedatangann taxinya.

Kegiatan refreshingnya terganggu ketika dering ponsel berlogo apel itu berbunyi. Eyangti, nama yang tertulis di ponselnya. Dengan senang hati ia langsung mengangkatnya.

"Halo Eyang ti??" Ujarnya senang.

"Halo Nduk, kamu udah turun dari pesawat?" Ujar seseorang dari seberang telepon.

"Udah kok Eyang ti," jawab Ajeng sekenanya.

"Kamu mau makan di rumah atau di luar Nduk?" Tanya wanita renta itu. Terdapat jeda sedikit karena Taxi Ajeng sudah sampai.

"Makan di rumah aja deh Eyang, Eyang pasti udah masak buat Ajeng." Ajeng menaruh kopernya di bagasi Taxi

"Ajeng ngga sabar nyobain soto buatan Eyang!" Ucap Ajeng riang. Eyang ti tertawa dari seberang telepon.

"Udah dulu ya Eyang, Ajeng on the way nih."

"Iya Nduk hati-hati."

Setelah sambungan telepon terputus Ajeng mengistirahatkan sejenak pikirannya, ia ingin mengosongkan semua pikiran yang menjadi bebannya saat ini.

"Holiday! I'm coming babe!" Gumam Ajeng.

•••••

Mobil Taxi berwarna biru itu kian mendekat ke arah rumah Joglo tua berwarna coklat itu. Semua orang yang ada di dalam rumah langsung berjalan keluar dengan wajah sumringah karena sang penumpang yang ditunggu-tunggu sedari tadi akhirnya sampai.

"Ya ampun Nduk,wes gedi kamu, *" ucap Eyang ti sembari mengelus pucuk rambut Ajeng.

"Iyo iki, mbiyen ijek cilik men awak'e,*" timpal wanita di samping eyang ti, ia adalah Bude Lastri.

Sang empu yang daritadi di bicarakan hanya tersenyum maklum menanggapi antusiasnya mereka dalam menyambut kedatangannya.

Pade Joko yang telah membayar Taxi langsung menghampiri mereka "Ayok,melebu ndesek.*" Ajeng langsung menarik kopernya menuju dalam rumah.

Terlihat beberapa tatakan gelas teh dan biskuit di meja ruang tamu saat Ajeng memasuki rumah tua tersebut.

Suasana dalam rumah masih begitu kental Jawa, Ajeng bingung di abad ke-21 ini masih ada yang mempertahankan rumah joglo yang hampir terbilang punah, bahkan ini sama seperti aslinya

Bude Lastri masuk sembari membawakan nampan berisi teh satu lagi untuk Ajeng

"Diminum dulu, biar anget," ujar Bude Lastri dengan logat kental Jawanya

"Piye kabare Mama karo Papa mu neng Lampung?*" Tanya eyangti memulai pembicaraan.

"Semua nya baik kok Eyangti, cuma Papa lagi ngga di rumah..dia lagi ke Jepang mau ngurus proyek katanya" ujar Ajeng sembari menyeruput teh yang tadi di sajikan Bude Lastri.

"Ooo ngono, suwi men pasti yo..." Eyangti ikut menyeruput teh yang sudah mulai dingin itu.

"Iya Eyangti," jawab Ajeng sekenanya.

"kalo sudah selesai kamu mandi kono Nduk..kalo lapar engko jikuk ndewek yo*" jelas Eyangti berjalan menuju kamarnya.

Usia Eyangti bukan terbilang muda lagi, ia sangat rentan di usia sekarang dan sangat membutuhkan perhatian lebih dari anak-anaknya.

Sepeninggalan Eyangti, Ajeng memilih meregangkan otot-ototnya sembari menunggu kantuk menghampirinya.Ia benar-benar lelah karena perjalanan barusan.

Translate
-Ya ampun nak,sudah besar kamu
-Iya ini,dulu masih kecil banget badannya
-Ayok masuk dulu
-Gimana kabarnya Mama dan Papa mu di Lampung?
-Ooo begitu, lama pasti ya
-kalo sudah selesai kamu mandi sana nak..kalo lapar kamu ambil sendiri ya












Boleh ya author minta tolong
Tolong dong kalau di chapter manapun ada yang Typo di kasih tau ya di author caranya tinggal di komen

Okey say😍😘

AJENG (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang