Part 31. Bencana Di Hidup Dika

185 9 4
                                    

DIKA POV

"Dika, kabar Berlian gimana?" tanya Ayah Berlian

"Hhhmm... Itu Yah"

"Berlian gak apa apa kan?" tanya Ibu khawatir

"Jawab lu, jangan diem mulu kayak orang bisu" Eric narik kerah baju gue sambil nunjuk nunjuk muka gue

"Dika... Ayok, kasih tau mamah. Menantu mamah kenapa?"

"I... Itu.. Berlian.." gue berusaha nahan air mata biar gak jatuh "kata dokter Berlian koma, ada benturan keras di kepalanya. Dokter gak bisa tau keadaannya lebih lanjut sebelum dia sadar"

Ibu langsung jatuh ke lantai, Eric dan Reza berusaha buat membopong ibu agar tidak terjatuh di lantai.

Kami semua menunggu Berlian berharap dia sadar. Sampai tengah malam, gue pun berinisiatif buat jagain Berlian seorang diri. Dan menyuruh mereka buat pulang istirahat. Akhirnya, mereka pun setuju.

Gue masuk ke kamar Berlian. Disana, sudah ada Berlian yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Gue pegang tangan Berlian.

"Lu... Cepet sadar yak. Biar ada yang bikin gue emosi lagi. Dan yak... Gue mau cerita, soal Natasha. Sebenernya, gue gak tau kenapa dia lakuin itu. Dan setelah gue tanya, ternyata dia sengaja, dia tau kalau kita itu dijodohin. Dia pengen lihat reaksi lu ketika calon suaminya pacaran ma orang lain.

Dan yak... Lu pernah nanya kan kenapa gue bisa tau kalau Faiz itu seperti psikopat? Sebenernya itu cerita dulu. Gue sempet satu sekolahan sama dia. Dan, adik kelas yang gue sayang waktu itu naksir ama Faiz. Dan yak... Dia pun melakukan hal yang sama ke adik kelas gue yang gue taksir.

Sayang, waktu itu gue gak sempet menyelamatkan dia. Faiz pun gak dihukum karena polisi kekurangan bukti buat nahan dia. Makanya, semenjak itu gue berjanji buat gak jatuh cinta sama cewek. Karena gue punya prinsip 'hidup sekali, mati sekali, menikah sekali, dan jatuh cinta pun satu kali' sayangnya, gue ngingkarin prinsip itu dengan jatuh cinta ama lu"

Gue terus aja ngomel, padahal gue tau kalau yang didepan gue itu gak akan respon sama sekali. Dia sedang tertidur dengan tenangnya.

***

Sudah lima hari Berlian tidak sadarkan diri dari komanya. Setiap hari, kami selalu berdo'a demi kesembuhan dia.

Hingga pada saat siang hari, pas gue pulang kerja dan jenguk Berlian. Seperti biasa, gue akan pegang tangannya dan cerita apa yang gue alamin hari ini. Lagi asik asiknya ngomong, perlahan dia menggerakkan jarinya. Gue pun terkejut, dan gue lihat dia perlahan membuka matanya.

Saking senengnya, gue sampai lupa untuk manggil dokter. Setelah setengah sadar, dia melepaskan tangan yang ada di genggaman gue, dan bertanya

"Lu... Lu si.. Siapa? Gue dimana?" ucap dia agak terbata

"Gue calon lu Berlian..."

"Mak... Maksud lu a.. Apa? Cepet.. Panggilin gu.. Gue dokter. Ke.. Kepala gue sakit"

Gue pun manggil dokter dan menunggu Berlian di luar kamarnya. Sampai dokter itu keluar dari kamar Berlian, gue lihat ekspresi dokter yang tak terlalu bahagia.

"Pak Dika, bisa ikut saya keruangan?"

Gue pun nurut apa kata dokter.

Di Jodohkan? Oh (TIDAK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang