Do you believe love at first sight?
Tine tidak.
Awalnya, Tine tidak pernah percaya akan yang namanya "Love at first sight". Tidak sebelum ia mengalaminya sendiri.
Menurut Tine, semua itu omong kosong. Secara logika, mencintai seseorang secara langsung hanya dengan sekali bertemu adalah hal yang tidak mungkin. Perasaan positif aneh yang muncul ketika kita bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya, hanya bisa diidentifikasi sebagai rasa kagum dan suka, bukan cinta. Kemudian, dua perasaan biasa itu bersama beriringan dengan komunikasi yang baik dan hubungan timbal balik saling menguntungkan, perlahan-lahan akan berubah dengan sebuah perasaan berdebar lucu, yang kita kenal sebagai cinta. Baginya, cinta tidak akan tumbuh dalam sekejap mata.
Namun, pada akhirnya semua anggapan itu terbantahkan dan semua logika yang Tine bangun tentang "Love at first sight is nothing than bullshit" terpatahkan oleh pengalaman pribadinya sendiri. Ya, pengalaman yang tidak pernah Tine duga akan ia alami dalam kehidupannya. Sebuah pengalaman yang mematahkan semua logika yang ia punya. Sebuah pengalaman menakjubkan yang membawanya merasakan cinta mendebarkan pada seseorang yang tak pernah ia kenal sebelumnya hanya dalam 1 detik.
Tine mengacak rambutnya sendiri, "Shia!" umpatnya. Mereka baru berkenalan tadi sore, namun isi kepala Tine sudah dipenuhi dengan si manis.
Si manis, begitulah Tine memanggilnya.
Pertemuan Tine dengan si manis bisa dibilang cukup menarik, sekaligus unik. Saat itu, Tine sedang mengejar koin keberuntungannya yang tidak sengaja jatuh dan menggelinding di tanah. Ia mengejar koin itu pantang menyerah. Ini bahkan belum sehari setelah Tine mendapatkan koin tersebut dari kuil, ia takut akan mendapat sial jika kehilangannya sekarang.
Tine hampir saja akan menyumpahi koin nakal itu atas keberaniannya lari dari Tine. Namun, belum sempat diutarakan, Tine segera menelan sumpah serapahnya kembali. Koin itu akhirnya berhenti, mendarat halus pada genggaman pria rupawan bernama Tian itu.
"Dapat!" Si manis tertawa kecil, merayakan kemenangannya. Sebuah senyum indah tercipta, memamerkan deretan gigi rapih putih miliknya.
Koin keberuntungan itu membawa Tine untuk berkenalan dengan sosok sederhana Tian, cinta pada pandangan pertamanya.
"Nggak diambil?" tanya Tian ragu sembari menyodorkan koin yang ia dapat pada si pemilik. Pria pendek itu kemudian sedikit memiringkan kepalanya.
Tine hanya melongo. Matanya membulat. Ia masih begitu terpana oleh sosok yang berdiri tegap di depannya. Saat itu, waktu seperti berhenti. Semua berjalan begitu lambat, slow motion. Semua detil pergerakan kecil yang dilakukan Tian, berhasil ditangkap netra hitam pekat Tine. Di mata Tine, semua disamping Tian adalah buram. Dengan kaos putih polos, outer army, bawahan celana kain hitam, lengkap dengan sepatu selop mengkilat, Tian berhasil menjadi pusat tata turya milik Tine.
Saking tidak fokus, bukannya mengambil koin keberuntungan miliknya tadi, Tine justru menarik uluran tangan Tian, dan bersalaman. Tine sedikit membenarkan kerah kemejanya, "Tine. Tine Teepakorn," kata Tine, memperkenalkan diri dengan gagah.
Tian menggaruk belakang telinganya sendiri, bingung, "Tian," jawabnya.
Kok malah kenalan?
. . .
"Don't forget to like, comment, and subret!"
– gimana perasaan kalian setelah lihat fitting kemarin? dan foto shirtless di kolam renang berdua yg barusan mereka upload di ig? makin menjadi imajinasiku
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Centauri ✦ ✅
Fanfic#1 Earth 130720 #1 Mix 130720 #1 EarthPirapat 130820 #1 EarthMix 010920 Cerita ini berisi kumpulan cerita pendek sehari-hari bersambung Pak Guru Tian (Mix Sahaphap Wongratch) dan Kapten Phupha (Earth Pirapat Watthanasetsiri) yang setiap bagiannya te...