Kenapa banyak sekali orang yang tertarik dan mendekatinya?
Phupha tenggelam dengan pemikirannya sendiri yang rumit. Ia mengacak rambut hitamnya frustasi. Kepala Phupha terasa ingin pecah sekarang. Ada begitu banyak hal yang menganggu pikirannya sejak tadi.
Semua itu bermula dari sebuah perasaan negatif aneh yang tiba-tiba muncul dan menyapa disaat ia melihat Tian mengobrol akrab dengan pria tak dikenal di acara pernikahan putra bungsu Pak Kades sore tadi. Phupha dengan cepat merasakan nyeri di area sekitar ulu hati miliknya. Bahkan hanya dengan mengingatnya saja, Phupha jadi kehilangan kontrol, dan mulai sedikit kesulitan bernapas.
Tangan kekarnya mengepal. Wajahnya memerah, "Gila," ucapnya pelan, nyaris tak terdengar.
Apa teman-teman tahu perasaan apa yang Kapten Phupha sedang hadapi sekarang?
Bukan, bukan seperti itu.
Phupha hanya tidak suka ada orang lain yang bertingkah 'sok' dekat dengan Tian. Niat Phupha sesederhana ingin melindungi Tian-nya dari orang-orang jahat, begitu dalihnya. Cemburu? Omong kosong.
Sampai di rumah, keduanya mengalami pertikaian kecil. Phupha terus mengekor di belakang, dengan langkah yang dihentak-hentakkan ke tanah, sudah seperti anak kecil yang kecewa ketika ibunya tak membelikan mainan. Pria besar itu terus saja menyerang Tian dengan banyak pertanyaan 'kurang penting'. Phupha begitu ingin tahu mengenai siapa pria tampan yang tadi mengajak Tian berkenalan. Phupha kepo. Ia merasa ia berhak tahu.
Tapi Tian memilih bungkam. Menurutnya, tidak ada yang perlu ia ceritakan pada Phupha. Dia dan Tine, pria yang baru ia kenal tadi, hanyalah dua orang Bangkok yang memiliki banyak kesamaan, selesai. Tine menilai Phupha hanya bersikap berlebihan selama ini.
"Kamu berlebihan," katanya ketus. Tian nampak serius, ia melipat kedua tangannya di bawah dada.
"Siapa?" Phupha menoleh ke arah sumber suara.
Tian berdecak. Ia kemudian menunjuk Phupha dengan dagunya, "Kamu,"
"Aku? Aku hanya ingin tahu siapa yang mengajakmu bicara tadi. Itu saja,"
Tian memutar bola matanya malas untuk yang kesekian kalinya, "Yang seperti itu yang namanya berlebihan,"
"Kenapa berlebihan?"
"Apa perasaan khawatir kamu berkenalan dengan orang jahat itu berlebihan, Tian?"Tak mendapat jawaban apa-apa, emosi Phupha yang memang mudah tersulut, memuncak. Tangan besarnya mencengkram kuat kedua lengan kurus Tian, Phupha sedikit mengguncang tubuh Tian yang berdiri di depannya, "Kenapa aku nggak boleh tahu, Tian?"
"Kenapa?" tanyanya lagi dengan suara meninggi, meminta sebuah jawaban yang memuaskan.Emosi Phupha semakin tak terkendali. Phupha mendorong tubuh Tian hingga membentur ujung meja, membuat pria tampan itu sedikit merintih kesakitan, "Kenapa Tian?" tanya Phupha kembali, setengah membentak.
Dengan menahan sakit, Tian bersuara, "Nggak semua tentang aku harus kamu tahu, kan?" lirihnya.
Mendengar jawaban Tian yang tak terduga, Phupha dengan segera merasakan rasa nyeri dan kebas hampir di seluruh tubuh yang tidak ia tahu berasal dari mana penyebabnya. Kenyataan bahwa keduanya tidak memiliki hubungan apa-apa, dan hanya sebatas teman, membuat Phupha seolah tengah ditampar keras.
Phupha tahu itu, tapi tetap, kenapa rasanya begitu menyakitkan...
"Aku mengerti,"
"Aku berlebihan. Kamu benar. Nggak semua tentang kamu harus aku tahu, karena kita cuma teman, ya kan?". . .
"Don't forget to vote, comment, and subret!"
— bersiap. sudah diperingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Centauri ✦ ✅
Fanfic#1 Earth 130720 #1 Mix 130720 #1 EarthPirapat 130820 #1 EarthMix 010920 Cerita ini berisi kumpulan cerita pendek sehari-hari bersambung Pak Guru Tian (Mix Sahaphap Wongratch) dan Kapten Phupha (Earth Pirapat Watthanasetsiri) yang setiap bagiannya te...