Kapten Phupha secara tiba-tiba mengajak Tian berlibur ke Pattaya hari ini, sebuah kota di semenanjung tenggara Thailand yang terkenal akan berbagai destinasi wisata eksotisnya.
Pattaya akrab dikenal sebagai surganya kaum adam, dengan berbagai hiburan pelepas dahaga fantasi yang tersedia hampir di tiap sudut kotanya. Pattaya sendiri semula adalah sebuah kawasan desa nelayan biasa. Kawasan ini berubah menjadi pusat destinasi wisata di Thailand sejak kehadiran 100 serdadu Amerika pada tanggal 26 April 1961, yang perlu rehat selama Perang Vietnam.
Kini Pattaya identik dengan pantainya yang gegap gempita, dan hingar-bingar hiburan malamnya. Dua kawasan pantai paling kondang di Pattaya, yakni Festival Beach dan Jomtien Beach selalu penuh sesak wisatawan. Dari survei yang ada, lebih dari sepertiga wisawatan yang berkunjung ke Thailand (sekitar 4 juta dari rata-rata 11 juta wisatawan per tahun), selalu menyempatkan setidaknya satu hari untuk mengunjungi kota Pattaya.
Untuk sampai ke Pattaya sendiri, kamu membutuhkan waktu tempuh 2 jam dari Bangkok atau sekitar 4 jam dari Kanchanaburi dengan mobil.
Mengingat ini adalah sebuah liburan yang mendadak dan tanpa persiapan, tak heran jika keduanya terlihat tidak membawa banyak barang bawaan, hanya baju seadanya. Keduanya sendiri sudah berangkat sejak dini hari, sebelum matahari terbit, pagi-pagi buta sekali. Phupha dan Tian berangkat menuju Pattaya menggunakan mobil pick up pinjaman milik Pak Kades. Rencana menginap saja baru mereka diskusikan saat jarak menuju Pattaya kurang dari 1 jam lagi.
"Mau nginap?" Phupha membuka obrolan. Sedikit melirik ke arah Tian yang sejak tadi terus asyik mengambil gambar pemandangan dari jendela.
Tian bergumam pelan, "Boleh," katanya.
"Hari ini Sabtu, sekolah libur,""Mau nginap 3 hari?"
Mendapat pertanyaan yang sedikit tak biasa, Tian menoleh, "Kok lama?"
Tian bukannya merasa tidak senang bisa berlama-lama di Pattaya, namun seingat Tian, Phupha hanya libur 1 hari saja setiap minggunya, yaitu hari Sabtu.
"Nggak kerja?" Satu alis Tian terangkat, curiga.Phupha menggeleng, "Bolos," jawabnya singkat.
"Kok gitu?"
"Setelah liburan ini, mungkin kita ke depannya akan semakin sulit untuk bertemu. Selama 1 minggu ke depan, kamu akan disibukkan dengan urusan kepulanganmu ke Bangkok. Aku pingin liburan ini bisa jadi perpisahan terindah yang akan selalu kamu ingat," cicit Phupha menjelaskan.
Tian tersenyum. Kali ini Phupha benar. Perjalanan mereka sekarang mungkin akan menjadi momen indah terakhir yang kelak akan keduanya miliki. Waktu bagi mereka untuk terus bersama sudah tidak banyak lagi. Hanya tersisa 1 minggu sebelum Tian menyelesaikan tugasnya sebagai guru sukarela, dan kembali ke Bangkok untuk menjalani kehidupannya semula.
Perpisahan memang tidak pernah mudah. Bagaimanapun, harus tetap menguatkan hati, sebab memang begitulah siklus yang ada. Sesiapapun yang bertemu, cepat atau lambat, kelak pasti akan berpisah.
Dan mengantar yang pergi dengan senyuman dan doa (bukan tangis air mata) adalah sebuah keharusan.
Phupha dan Tian mungkin baru mengenal selama 3 bulan terakhir, namun, selama 3 bulan terakhir itu, banyak yang terjadi. Keduanya belajar bersama, mempelajari apa itu cinta dan kasih sayang.
Berada dengan Phupha dalam mobil yang sama, Tian jadi ingat saat mereka berdua pertama kali berkeliling Kanchanaburi bersama, menyusuri seluk beluk desa hijau tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Centauri ✦ ✅
Fanfic#1 Earth 130720 #1 Mix 130720 #1 EarthPirapat 130820 #1 EarthMix 010920 Cerita ini berisi kumpulan cerita pendek sehari-hari bersambung Pak Guru Tian (Mix Sahaphap Wongratch) dan Kapten Phupha (Earth Pirapat Watthanasetsiri) yang setiap bagiannya te...