"Pak Guru, maaf," Bright kecil menggigit bibir bawahnya ragu-ragu, memecah perhatian Tian dari laptopnya.
Tian hanya berdeham, "Hm?" Kedua alisnya sedikit terangkat, bingung. Ia sedikit menurunkan layar laptopnya.
"Anu Pak, jam pelajaran Pak Tian sudah selesai," jelas Bright ragu-ragu. Bright kemudian kembali mengecek jam tangan yang ia pakai di pergelangan tangan kirinya, takut salah.
"Sekarang sudah masuk waktu pelajaran Bahasa Inggris, Pak," lanjutnya lagi.Tian hanya menyunggingkan senyum, ia kemudian mengusap puncak kepala Bright dengan sayang. Bright adalah ketua kelas di kelasnya. Dan salah satu tugasnya sebagai ketua kelas adalah memastikan kegiatan belajar-mengajar di kelasnya berjalan sesuai jadwal. Sekolah ini bahkan tak punya cukup uang untuk membeli bel sekolah, membuat ketua kelas jadi punya tanggung jawab yang begitu besar
Tian membuat isyarat dengan tangannya, 'oke'.
"Anak-anak, pelajaran hari ini selesai dulu, ya. Tugasnya jangan lupa dikerjakan lho ya!" Tian sedikit meninggikan suaranya, berharap pesannya sampai pada ujung belakang kelas. Dibantu Bright dan Pear, Tian membereskan beberapa dokumen dan tas laptop miliknya.
"Nanti sebelum pulang sekolah, tolong dikumpulkan jadi satu di atas meja Bapak, ya?" katanya lagi, kali ini dikhususkan untuk Bright dan Pear. Bright dan Pear-pun menjawabnya dengan sebuah anggukan mantap.Setelah memastikan semua barangnya komplit, Tian segera beranjak dari mejanya. Anak-anak memberikan salam hormat padanya, sebelum Tian benar-benar keluar dari kelas. Baru beberapa langkah, Tian berhenti sejenak, menatap kembali murid-muridnya melalui jendela. Murid-murid kesayangannya itu terlihat begitu sibuk dengan buku dan pena di tangan. Seketika, seutas senyum mengembang begitu saja di kedua ujung bibir Tian.
Mengajar di desa ini adalah sebuah pengalaman terbaik yang pernah ia dapatkan semasa hidup.
Menjadi seorang guru adalah suatu hal yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali sebelumnya. Tian adalah lulusan jurusan Bisnis dan Manajemen. Keluarganya berasal dari latar belakang politik dan bisnis. Jika bukan karena cita-cita mulia sang pendonor jantungnya, Tian mungkin tidak akan pernah mengajar di desa ini. Meski begitu, Tian tidak pernah menyesali pilihannya untuk datang ke desa ini. Meski banyak mengalami kesulitan di awal, Tian benar-benar bersyukur atas pengalaman berharganya di desa hijau ini. Di banding mengajar, Tian merasa dirinya lebih banyak belajar dari pengalamnnya hampir 2 bulan di sini.
Saat kembali ke Bangkok nanti, mungkin semua orang akan terkejut dengan sosok Tian yang baru. Di sini, Tian belajar banyak hal. Mulai dari cara agar menjadi lebih mandiri, belajar tentang betapa waktu sangat berharga, juga belajar apa arti cinta itu. Untuk Tian, cinta adalah sebuah berkat Tuhan yang mampu mengubah hal-hal kecil menjadi berarti besar. Cinta adalah suatu hal yang mahal. Dengan cinta, kamu dapat melihat sisi indah dunia yang sebenarnya. Dia Phupha, pria tampan yang sedikit banyak mengubah cara Tian memandang dunia.
"Sedang apa?" tanya Phupha, yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping Tian, ikut mengintip suasana di dalam kelas.
Tian hanya menoleh, ia menyandarkan siku kirinya pada besi jendela, "Sedang bersyukur," katanya. Senyum indahnya terus mengembang.
Phupha hanya mengerutkan kedua alisnya, bingung, "Bersyukur?" tanyanya lagi.
Tian mengangguk, "Bersyukur menemukanmu,"
Tian kemudian mengecup bibir Phupha cepat. Suasana di dalam kelas ricuh. Jantungnya bergemuruh. Ia tertawa melihat wajah Phupha yang memerah, "Ini balasan yang kemarin!"
"Hei, hei! Ini masih lingkungan sekolah!"
Tian menjulurkan lidahnya, mengejek. Ia kemudian dengan cepat menarik pergelangan Phupha, membawa pria besar itu berlari di sampingnya.
Tuhan, aku mencintainya. Satu bulan ke depan, akan kupastikan kita berakhir bahagia, batin Tian dalam hati.
. . .
"Don't forget to like, comment, and subret!"
- nggak nyangka, sudah setengah jalan aja :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Centauri ✦ ✅
Fanfiction#1 Earth 130720 #1 Mix 130720 #1 EarthPirapat 130820 #1 EarthMix 010920 Cerita ini berisi kumpulan cerita pendek sehari-hari bersambung Pak Guru Tian (Mix Sahaphap Wongratch) dan Kapten Phupha (Earth Pirapat Watthanasetsiri) yang setiap bagiannya te...