ㅡ17

488 60 13
                                    

"Jae, plis sadar" Jiho menepuk kedua pipi Jaehyun bergantian.

Mbak Hayoung mendesah keras. "Panggil saja temannya!" nada bicara Mbak Hayoung terkesan sangat sebal dengan sesosok laki-laki yang sudah wasted ini.

"Aku temannya!"

Jiho berusaha membereskan barang-barang milik Jaehyun, lalu membopong badannya menuju mobil van yang terparkir tak jauh dari warung tenda tersebut.

Mobil van itu berhenti di salah satu hotel bintang tiga. Baik Jiho maupun Mbak Hayoung bingung harus mengantarkan seonggok daging hidup ini dimana.

"Besok aku jemput jam 11 siang ya, Ji? Langsung balik ke kota?" tanya Mbak Hayoung memastikan.

"Iya, mbak. Urusanku di kota ini sudah selesai."












"For god sake. Jaehyun, please open your fuckin' eyes!" Jiho harus membopong tubuh Jaehyun, hingga ke lantai lima. Meskipun harus dibantu oleh salah satu bellboy hotel ini.

Jiho mengerang, kesal luar biasa.

Kesal pada dirinya sendiri, bagaimana bisa dirinya sekhawatir ini pada sosok yang bukan miliknya.

Jiho tertawa perlahan, jangankan menjadi miliknya, terbesit bahwa dirinya ada pada pikiran Jaehyun sepertinya mustahil.

Jiho bersiap berdiri, hendak keluar kamar, ia juga menyewa kamar di sebelah kamar ini.

"Where are you going?" serak Jaehyun parau.

Jiho berbalik, berusaha melepaskan cengkraman tangan Jaehyun di pergelangan tangan kanannya. "Lepas, Jung Jaehyun!"

"Never! Aku tidak akan melepaskanmu lagi, sayang"

Jaehyun menarik Jiho kuat, hingga terduduk kembali di atas kasur. Kedua tangan Jaehyun melingkup pipi Jiho.

Jaehyun mabuk, berat.

"Gila! Kamu udah gak waras," Jiho masih berusaha memberontak dari kurungan tangan Jaehyun yang kian menguat.

"No, I only want you for this night. Then, I will let you back to that fuckin' Mingyu!"

Jiho mendesah keras, "Get your sense back! I'm not Mina, jerk."

Entah mengapa, dada Jiho terasa sangat berat ketika mendengar ucapan Jaehyun sebelumnya. Ada secuil harapan di ujung hatinya, agar dia yang berada di posisi Mina.

Jiho hasn't ready yet, when Jaehyun smirks so widely. Then, forced their lips for kissed. This wasn't right, but felt so damn good at the same time. Jiho drunk by the moment, let her moan like there was no tomorrow. So, did him.




🌈




Mina keluar dari apartemennya, menemukan sesosok yang tidak akan pernah asing dalam hidupnya.

Parasnya masih sama seperti tahun-tahun yang berlalu, masih membuat hatinya bergetar.

"Yuk, keburu siang?" ucap Mingyu sambil melepas kacamata hitamnya.

Mina hanya sanggup mengangguk. Munafik jika Mina bilang ia tidak terpaku terhadap Mingyu.

"Mau kemana dulu kita?" tanya Mina usai mengenakan sabuk pengamannya.

"Dating, of course."

kuning ーjaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang