8. peringatan pertama

122 20 0
                                    

Hari ini Salwa sibuk dengan urusan anggota music karena sebentar lagi ada konser penyambutan kepala sekolah baru. Karena kepala sekolah dulu sudah sangat tua karena usianya yang sudah mencapai 58 tahun. Kepala sekolah baru tak lain adalah anaknya sendiri yakni ayah kandung Mirza .

"Tera nanti kamu tolong beritahu anak tim music untuk menghapal beberapa lagu didalam kertas ini"

"Oke Salwa yang manis ini"

"Bel kamu udah cek semua alat music kan? Gimana gak ada yang rusak kan?"

" Tenang saja Salwa semuanya sudah beres"

"Oke"

Kini pekerjaaa
Tera,Bella,Naswa,keran dan Youra sudah selesai. Bahkan sekarang mereka tengah melihat Salwa yang dari tadi tak henti-hentinya keluar masuk ruang music kare dipanggil oleh guru. Ya, memang Salwa merupakan salah satu murid yang sangat disukai oleh guru karena kecerdasannya dalam berfikir dan sangatlah amanah apalagi Salwa gadis yang sangat kreatif.

"Salwa dipanggil Bu Iffa diruang perpustakaan" ucap Iqbaal

"Iya bal" balas Salwa diakhiri senyuman

"Sal, perasaan dari tadi kamu tuh dipanggil guru terus . Gak capek apa? Sekali-kali nolak kek ini malah diiyakan terus" ucap Tera yang mulai angkat bicara saat terus-terusan melihat sahabatnya yang terus dipanggil oleh guru

"Tau tuh aku aja yang cuma lihat aja ngerasa capek. Apalagi kamu yang ngejalanin" ikut Bella yang mulai iba melihat Salwa dengan muka yang nampak pucat

"Istirahat dulu sal. Muka kamu pucat banget" timpal Youra salah satu dari anggota music

" Nggak papa aku masih kuat kok, yaudah aku ke perpustakaan dulu ya" tolak Salwa berusaha untuk menyakinkan temannya

"Hati-hati ya sal " balas serempak kelima teman music nya

"Oke , assalamu'alaikum"

"Waalaikum salam Salwa neng"

Saat ini Salwa tengah berjalan menuju perpustakaan untuk menemui Bu Iffa.

"Assalamualaikum ibu panggil saya?" Tanya Salwa sopan

" Oh.... Salwa, waalaikum salam. Iya, tadi ibu panggil kamu. Ibu mau minta tolong kamu buat handel acara ini. Karena ketua OSIS kita sedang pergi keluar kota untuk mewakili lomba panjat tebing. Kamu mau kan?"

" Iya Bu, saya mau"

"Yaudah sekarang kamu urus dekorasi untuk menyambutnya ya!"

"Baik Bu"

Setalah keluar dari perpustakaan Salwa langsung berjalan ke koridor kelas XI untuk menuju kelapangan.

Tapi tiba-tiba....

"Loe Salwa kan? Jadi adek kelas aja udah kecentilan apalagi kakak kelas. Udah merasa jadi ratu karena dekat dengan Mirza? Cih.... Munafik pakai pakaian yang tertutup padahal sifatnya tak jauh dari bitch " ucap kakak kelas yang bernama Aluna. Kakak kelas yang sangat disegani oleh kaum hawa karena sikap yang selalu membully secara terang-terangan kalau ada yang dekat dengan Mirza.

"Maksut kakak apa ya?" Tanya Salwa selembut mungkin

"Gak usah sok alim deh! Gue tahu loe itu Bich kan? Tampang aja sok lugu tapi kelakuan gak banget" balas Naumi sahabat dari Aluna dengan penampilan yang tak kalah menor dan seksi.

"Lun enaknya ni adik kelas tercinta kita diapain ya?" Tanya Abel sahabat Aluna juga

"Gak usah diapa-apain cukup kita kasih peringatan pertama. Nanti kalau adik kelas tercinta kita ngelanggar kita buat dia semalu mungkin karena sudah berani melawan Aluna" ucap Aluna dengan nada angkuhnya langsung pergi meninggalkan Salwa bersama antek-anteknya

MirzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang