MAXFORD

295 88 70
                                    

Happy Reading♥

SMA Aksara. SMA yang dikenal dengan sejuta prestesi yang dihasilkan baik siswa maupun siswi yang ada di sekolah itu. Perlombaan akademik maupun non-akademik selalu di menangkan dengan peringkat pertama atau kedua. SMA yang diisi dengan sejuta cerita.

SMA Aksara. Sekolah yang menjadi saksi bisu perjalan kisah MAXFORD selama dua puluh Sembilan tahun ini. Geng yang selalu membuat olah seakan tiada hari tanpa bertemu guru BK ataupun ruangannya. Geng yang bisa menyapu bersih semua juara dalam perlombaan. Geng yang tidak pernah mengenal kata kalah selama dua puluh Sembilan tahun.

Maxford. Keluarga kedua dari tiga ratus delapan puluh siswa. Perpaduan sempurna antara otak dan kekuatan. Geng kebanggaan SMA Aksara yang selalu diandalkan untuk mengikuti perlombaan. Selama dua puluh Sembilan tahun ini juga, semua senior atau anggota Maxford terdahulu selalu diterima pada universitas-universitas terbaik di luar negeri.

Kepemimpinan Maxford angkatan dua puluh Sembilan. Gevano Natanael Richardo. Dengan kelima sahabatnya yang menjadi inti Maxford. Sarka Alden Putra, Wakil Maxford. Seorang yang memiliki sifat manis namun bisa menjadi iblis jika ada yang berani mengusik orang-orang terdekatnya. Sang ahli cinta yang bisa memberi pencerahan pada para sahabatnya yang bodoh dalam masalah hati. Jangan salah pikir yaa, Sarka bukan fuck-boy. Buktinya? Sampai sekarang mantannya hanya satu orang.

Stevanno Pratama. Ketua tim basket SMA Aksara sekaligus salah satu anggota inti Maxford. Sosok manis, unik dan menarik. Memiliki nilai tambah tersendiri di mata para kaum hawa. Jomblo dengan puluhan gebetannya.

Deon Anggara, Berprestasi. Satu kata yang bisa menggambarkan seorang Deon Anggara. Memiliki nilai IQ tertinggi kedua di SMA Aksara. Orang yang selalu memberikan juara satu saat mengikuti kegiatan olimpiade maupun lomba-lomba akademik lainnya. Jangan pikir dia seorang yang pendiam. Saat bersama dengan anggota Maxford lainnya, Deon mirip seperti anak gadis dengan bacotan dan bahan gibah yang tidak akan pernah habis.

Gibran Antonio Putra. Ketua Osis SMA Aksara. Ayahnya juga merupakan salah satu donator di sekolahnya. Pendengar yang baik dan cukup bijaksana untuk mengatasi setiap suasana. Pemberi jalan keluar. Dan entah bakat dari mana, seorang Gibran bisa menjadi Hacker Maxford. Ia bisa meretas semua data yang ingin dikumpulkan Maxford. Bahkan, soal ulangan kenaikan kelas pun dapat jatuh ke tangannya dengan sangat mudah.

Andra Milano, Licik. Seorang Andra, Partner Deon yang selalu menjadi teman satu tim saat perlombaan olimpiade tingkat apa saja. Ingin tau kenapa dia licik? Sosok Andra akan sangat berbahaya bila ada yang mengusik orang terdekatnya. Senjata Maxford yang strateginya bisa menghabiskan lawan yang jumlahnya ratusan orang kurang dari setengah jam. Berbahaya? Tentu saja. Menguasai semua cabang bela diri sama seperti sang ketua Maxford

XI IPA 1. Kelas Paling mengesankan yang penuh dengan persaingan baik siswa maupun siswi. Kelas yang selalu memperebutkan juara satu umum. Posisi juara satu umum di SMA Aksara hingga detik ini belum ada yang mampu menggantikannya. Seorang siswi yang hanya bergaul dengan empat sahabat semasa kecilnya. Alexa. Siswi yang berada di peringkat pertama dengan perbedaan nilainya bahkan hanya nol koma dengan Dion. Seorang siswi yang selalu dicemooh oleh siswa-siswi SMA Aksara namun dibanggakan oleh para guru.

Siswi yang selalu berteman dengan buku. Memiliki empat sahabat yang selalu ada untuknya. Meskipun selalu ada untuknya, Alexa tidak mau para sahabatnya ikut masuk dalam hinaan yang selama ini ditanggungnya.

"EH LO! KUTU BUKU! SINI." Teriakan yang berasal dari bangku pojok kanan itu membuat seorang siswi yang sedang membaca buku menghadap kebelakang sambil menunjuk dirinya. "IYA ELO! SIAPA SIH YANG KUTU BUKU SELAIN LO DI KELAS INI." Suara teriakan Stevanno membuat seluruh pasang mata didalam kelas itu menoleh.

Berbagai tatapan dilayangkan pada Alexa membuat siswi itu risih. Mulai dari tatapan tidak suka sampai tatapan iba karena dikatai seperti itu. "WOY, LO TULI? GUE MANGGIL LO BEGO." Dengan langkah malas Alexa berjalan kearah pojok kelas yang dipenuhi dengan 6 orang siswa disana.

"Apasih?" Tanya Alexa sambil menatap mereka dengan tatapan tidak suka. "Beliin kita berenam minum di kantin. Pake uang lo dan gak ada bantahan!" Kata Stevanno yang sebenarnya sedang ditatap datar oleh seorang laki-laki yang berada tepat disebelahnya.

"Lo pada yang mau minum. Kenapa harus gue yang beli?" Pertanyaan itu membuat keenam siswa itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Stevanno, Lo yang beli di kantin." Pernyataan perintah yang dilontarkan terdengar oleh semua orang yang berada disekiatar situ. Stevanno menatap ketuanya itu dengan ekspresi yang sengaja dilebih-lebihkan. "Ambil." Dua lembar uang berwarna merah itu disodorkan dengan wajah tanpa ekspresi yang langsung disambut senyuman kebahagiaan oleh kelima inti maxford itu.

Saat menyadari semua tak lagi menatapnya, Alexa pergi meninggalkan pojok kelas itu dan berniat pergi ke kamar mandi. Lorong sepi yang sangat jarang didatangi para siswa maupun siswi di SMA Aksara. Alexa memilih jalan itu. Selain sepi, lorong itu lebih cepat Jika ingin ke kamar mandi sekolah ini.

"Eh ada cewek can- buset juara umum nih." Ucapan itu tak dihiraukan Alexa dan memilih terus berjalan. Baru sekitar dua langkah, sebuah tangan mencekal tangan Alexa membuat Alexa membalik tubuhnya sambil menarik tangannya agar terlepas dari cekalan itu.

"Galak banget neng, Main-main ama abang dulu gimana?" mendengar pertanyaan itu, Alexa berjalan mendekat dan langsung dibalas senyuman sinis dari siswa yang tadi mencekal tangannya.

'BUGH BUGH' "Akhhhh sialan!!"

suara pukulan serta ringisan kesakitan itu terdengar karena Alexa menginjak Kaki dan menendang sekangkangan Aldi, siswa yang tadi mencekal tangannya. Tak menyianyiakan kesempatan itu, Alexa berlari meninggalkan lorong sepi itu. Setelah melihat keramaian Alexa menundukan kepalanya sambil mengurangi kecepatan larinya. Alexa berjalan di sepanjang koridor dengan telinganya yang terus menerus mendengar cemooh dari siswa dan siswi SMA Aksara yang ada disekitarnya

BYURRR

Satu gelas plastik yang isinya masih penuh dengan Jus alpukat itu tumpah membasahi kepala hingga rok bagian depan Alexa. Melihat kejadian itu, semua ponsel yang berada pada saku rok masing-masing siswi disekolah itu mulai mucul di permukaan. Kejadian yang menurut mereka wajib diabadikan.

"Ups, maaf sengaja." Satu kalimat yang membuat emosi Alexa mulai tinggi. Sambil menatap Alexa remeh "Lo itu, sebenarnya gak cocok ada disekolah ini. Cewek kampungan. Kutu buku. Gak pantes tau nggak?" mendengar itu Alexa mengankat kepalanya dan melihat Shintya sinis.

"Oh ya? Gantian gue nanya. Lo udah ngasih prestasi apa aja kesekolah selain cheerleader lo itu?" semua orang yang menyaksikan pertunjukan itu terkejut dengan lontaran kalimat yang membuat kapten Cheerleader itu meneguk ludah kasar. Melihat Shintya tak mampu membalas ucapannya, membuat Alexa tersenyum sinis dan kembali menatap dengan tatapan meremehkan seperti yang dilakukan Shintya.

"Saatnya perubahan dimulai nona Shintya Amanda Putri"

Ngegantung nggak?

Jangan lupa vote and Comment yaa. ILY 3K

Nih follow rp nyaa

@maxfordwp

@gevanorichardo

@gibranantoniop

@anggara.deon

@andra.mlno

@reyshalexa

@brigitaamanda_

@aqilllaputrii_

@nathasyaadebora

@dilsyarichardo

@shintyamanda_

@marshadnda_

MAXFORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang