2

208 64 67
                                    

Happy Reading.

semangat yaa buat yang mau ujian dan selamat buat yang udah ujian

jangan lupa Vote and comment yaa

***

Pilih salah satu yang ingin dijadikan prioritas. Kamu tidak bisa egois meninggalkan yang satu dan lebih memilih yang satunya.

***

Sepulang mengantar Alexa tadi, Gevano memutuskan untuk pergi ke markas utama Maxford yang letaknya lumayan jauh dari rumah Alexa.

Tak sampai dua puluh menit, motor Gevano telah terparkir rapi di jejeran motor-motor anggota Maxford yang juga memarkirkan Motor mereka dihalaman depan markas.

Jangan ditanya seberapa besar markas ini. Markas yang telah berdiri kurang lebih dua puluh delapan tahun ini sudah banyak mengalami perubahan. Mulai dari ukuran sampai dengan tampilannya. Angkatan pertama Maxford belum memiliki markas. Biasanya mereka akan berkumpul diwarung belakang sekolah SMA Aksara.

Baru saja ingin membuka pintu, suara lagu papa muda yang sedang trend itu terdengar seolah menyambutnya. Gevano memasuki markas dan melihat kelima temannya sedang duduk dengan posisi melingkar seakan sedang merundingkan sesuatu.

"Oy, Pak bos." Gibran menyapa sambil menepuk pelan pundak Gevano yang dibalas dehaman singkat dari Gevano.

TING

Suara notifikasi yang masuk dari ponsel Gevano seketika mengingatkan dirinya saat di perjalanan mengantar Alexa pulang, ponselnya terus bergetar. Saat menyalakan ponselnya, kening Gevano mengerut. Siapa yang menyebarkan nomornya sembarangan? Dan lagi.

46 pesan, 22 panggilan tak terjawab

Dengan penuh rasa penasaran, Gevano membuka pesan-pesan yang dikirimkan itu. Matanya membulat saat membaca salah satu pesan yang isinya,

08225674XXXX

(Gambar ada di mulmed)

Selanjutnya?

Pesan terakhir yang dikirimkan tak dapat Ia balas karena nomornya sudah diblokir oleh sang pengirim. "Gib." Yang merasa dipanggilpun menoleh kearah Gevano.

"Kenapa?" Tanya Gibran yang merasa bingung dengan nada rendah yang diucapkan Gevano.

"Lo tau nomor ini?" Tanya Gevano seraya memberikan ponselnya kearah Gibran.

Melihat kearah ponsel Gevano dan mengingat ingat pemilik nomor ini, Gibran mengerutkan keningnya serasa tak asing dengan nomor ini. "lo mikir seseorang nggak?" pertanyaan itu semakin meyakinkan Gevano tentang dia yang kembali.

"Cek nomor Aldi sekarang!"

Tak perlu waktu lama untuk mencari tau. Sebuah email masuk ke akun milik Gibran.

maaf. Pengguna telah mengganti nomor yang digunakan.

Saat itu juga, rahang Gevano mengeras. Tangannya mengepal kuat sampai kuku-kukunya memutih. "Gev, lo nggak papa? Isi pesan itu apasih yang bikin lo kek gini?" ucapan Sarka tak dihiraukan Gevano. Ia memilih memasuki ruang yang biasanya digunakan anggota Maxford berlatih dan memilih memukul samsak yang ada disana.

"Gue kenapa sih??" Tanya Gevano pada dirinya sendiri.

Merasa emosinya yang tak kunjung mereda, Gevano melanjutkan pukulan pada samsak itu semakin keras sampai jemarinya memerah.

"Woi stop bego. Emosi nggak akan selesain masalah. Kalo lo pendam sendiri, apa yang bisa lo lakuin? Lo perlu bantuan orang lain bego." Ucapan sarkas dari Deon dibalas tatapan tak percaya dari Stevanno

MAXFORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang