Happy reading yaa♥
maaf kalo ada typo. ILY
***
"Saatnya perubahan dimulai nona Shintya Amanda Putri"
***
Dan disinilah Alexa sekarang. Kamar mandi sekolah yang tadi batal iya kunjungi karena kejadian di lorong tadi.
"Aduhh, susah lagi ngilangin bekasnya." Sungut Alexa karena sudah sejak setengah jam yang lalu Ia membersihkan jus alpukat yang tadi disiram oleh Shintya.
"ALEXA!!" teriakan itu mengejutkan Alexa yang sedang berusaha membersihkan noda jus alpukat tadi. Tak mendengar sahutan dari dalam. Dilsya, Tasya, Qilla dan Manda pun memutuskan untuk masuk kedalam kamar mandi dan menemukan Alexa dalam keadaan Basah dari kepala sampai bajunya.
"Ih Alexa napa lo nggak manggil gue aja sih!" perkataan DIlsya yang setengah berteriak itu dibalas toyoran di kepala gadis itu.
"Diem deh!" Qilla memutar bola matanya malas dengan tingkah sahabatnya yang satu itu.
"Xa, Nih pake ini dulu aja." Tasya memberikan hoodie yang mengelilingi pinggangnya rampingnya itu.
"Thanks yaa." Ucapan Alexa dibalas Anggukan oleh keempat sahabatnya itu.
"Xa, tadi gue nonton Video-nya, maksud lo bilang perubahan apa dah?" Pertanyaan Manda membuat semua menatap Alexa dengan raut wajah kebingungan.
"Kalian semua lupa tiga minggu lagi bakalan ada event apa?" pertanyaan Alexa membuat mereka semua semakin bingung. Kecuali
"Xa, jangan bilang??" Manda kembali bertanya dan di balas anggukan oleh Alexa.
"ihh, lo berdua bahas apaan sih? Tiga minggu apaan sih? Tinggal bilang aja apa susahnya elah." Dilsya berkomentar karena tidak mengerti dengan tiga minggu yang dimaksud dengan Alexa dan Manda.
"Kalau kepo cek mading aja. Posternya udah di pasangin anak-anak osis" ucapan itu membuat Qilla menatap Alexa dengan tatapan tak percaya.
"Xa, jujur deh. Lo serius?" Qilla tersenyum sangat lebar saat Alexa kembali mengangguk.
"WOI YANG DI DALEM, BUKAIN PINTUNYA ELAH GUE UDAH KEBELET NIH." teriakan itu membuat kelima siswi yang berada didalamnya menyuruh Alexa mengganti pakiannya dengan hoodie milik Tasya.
"Gila, Lo berlima lama banget." Siswi yang mengatakan itu pun segera berlari memasuki kamar mandi.
"Ahahaha." Tawa Dilsya itu disambut tatapan aneh oleh siswa-siswi yang berada didekat kamar mandi itu.
"Lo gila ha? Garing bego, gak ada yang lucu." Mendengar ucapan Tasya, Dilsya memajukan bibirnya seperti orang yang tengah merajuk.
***
"Mas bro, Lo udah liat video si kutu buku yang di bully sama tuh ulat bulu?" ucapan Stevanno membuat sang ketua Maxford melihat kearahnya sambil mengankat sebelah alisnya seakan bertanya 'mana?'
"Ck. Untung pak bos." Ucap Stevanno sambil menyodorkan Hand phone-nya. Sampai pada akhir video itu, Gevano mengerutkan keningnya bingung dengan kata-kata Alexa yang terus terputar-putar dikepalanya.
"Perubahan apa?" Pertanyaan Gevano membuat Kelima inti maxford itu menatapnya tak mengerti.
"Ck. Maksud dia perubahan apa?" ucapnya sambil menekan kata dia.
"Kita semua nggak tau. Kita liat aja besok." Ucapan Deon dibalas anggukan yang lainnya.
"VANO, ALASKAR BALIK LAGI!!" teriakan dari depan pintu kelas XI IPA 1 itu langsung membuat keadaan dikelas yang tadinya rebut menjadi diam dan hawa dingin itu menyeruak masuk kesemua siswa maupun siswi yang ada didalam kelas unggulan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAXFORD
Teen FictionSelamat Membaca. ILY Kisah ini menceritakan tentang sosok Gevano yang terkenal bengis di sekolahnya, dekat dengan seorang anak pendiam yang merubah penampilannya untuk membuktikan pada dunia bahwa ia juga bias jadi seperti gadis lainnya. namun, dite...