^^Happy Reading^^
"Jaemin, gue betot ya lo!!!!" teriaknya
sambil mengepalkan tanganya.Yang ingin dibetot itu malah tersenyum lebar, menunjukan deret giginya yang rapi. Sesekali mereka mengejek satu sama lain.
Di halaman rumah itu sudah lumayan sepi. Hanya tersisa kerabat terdekat keluarga Jaemin.
"Gue timpuk mulut lo pake dollar gue, mati lo Chan," ujar Chenle lalu membenarkan airpods nya.
"Lah yang salah bukan gue. Noh Jaemin, malah makan jatah roti gue!!!" tambahnya lagi sambil merengek.
"EOMMAAAA!!!" teriaknya lagi.
"Dih bener-bener ni bocil, minta gue timpuk pake dollar," ujar Chenle lalu mengeluarkan dompetnya.
Setelah itu Chenle mengeluarkan beberapa lembar dollar. Ia ingin menimpuknya ke mulut Haechan, tapi dicegah Jaemin. Chenle malah makin kesal.
"Jangan. Kasian dollar lo Le, mending kasih gue," bujuk Jaemin.
"Ambil kalo mau," tutur Chenle lalu memberikan lembaran dollar itu ke Jaemin. Jaemin terlihat sangat bahagia.
"Masih gue awasin. Belum aja gue betot," timpal Haechan lalu melanjutkan memakan roti yang sempat direbut Jaemin.
Jaemin hanya tertawa, ia memang sejahil itu terhadap teman-temannya.
"Le, airpods lo baru lagi?" tanya Jaemin sambil menyomot airpods yang terpasang di telinga Chenle.
"Iya baru. Yang kemaren baru beli hilang," ujar Chenle santai.
"Gila. Beneran? tolol banget"
"Lo nanya apa ngehujat gue sih?" tanya Chenle sambil memakan kacang mede.
"Orang kaya mah beda ya" ujar Jaemin lalu memasangkan kembali airpods itu ke telinga sang empu.
"Chenle mah apa yang nggak bisa ia beli. Harta Chenle senilai nyawamu," tutur Haechan.
"Bener juga ya," jawab Jaemin sambil menatap Chenle dengan tatapan mengintimidasi.
"Jangan-jangan lo ngepet?" tambah Jaemin lalu menujuk Chenle.
Chenle pun menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia sudah malas jika teman-temannya bertingkah seperti ini. Pertanyaan yang terlontar dari mulut mereka itu aneh, sama seperti mereka.
"Iya ngepet. Puas lo?" timpal Chenle kesal.
"Terus yang jadi babinya siapa?" tanya Haechan lalu merapatkan kursinya ke dekat Jaemin dan Chenle.
"Lo mau jadi babinya?" tawar Chenle ke Haechan.
"Gila aja lo. Gue ganteng gini dijadiin babi," cetus Haechan lalu melempar Chenle dengan potongan roti yang ingin ia makan.
"Ya kali lo mau. Kan lo orangnya pengangguran Chan," tambah Jaemin lalu tertawa.
Yang di bully itu hanya bisa meredam amarahnya. Sudah sangat sering ia diejek Jaemin dan Chenle. Ya begitulah lingkaran pertemanan mereka.
"Jena udah pulang Na?" tanya Haechan tiba-tiba.
Jaemin yang sedang minum pun tersedak ketika nama gadis itu disebut.
Benar saja, dari tadi Jaemin tidak melihat Jena setelah ia pergi dengan Jeona.
"Nggak tau. Gue juga nggak liat dia dari tadi," jawab Jaemin.
"Lah gimanasih," tutur Chenle.
"Coba lo telepon deh Na. Masa iya dia pulang duluan. Nggak asik," ujar Haechan memberi saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius
Fantasy❝Apa kamu harus menyesal dulu, baru kamu sadar aku selalu didekatmu?❞ Dia, dia yang kau abaikan. Cerita antara Sirius, Engkau, dan Awan. Bahasa, -au ©ayshllll,2020