Prolog

4K 159 11
                                    


Brum brum brum

Suara deruman keras terdengar memekakkan telinga di pagi hari. Bersamaan dengan itu 4 motor sport membelah kerumunan memaksa masuk pada detik-detik terakhir gerbang sekolah akan ditutup, dengan kecepatan diatas rata-rata keempat motor tersebut menuju lapangan parkir sekolah.

Umpatan dan makian pun tak terelakkan, namun keempat pengendara motor tersebut tak mengindahkan nya.

Begitu keempat motor tersebut telah terparkir pada tempatnya, pengendaranya pun turun dan melepas helm mereka.

Tiga cowok tampan dengan wajah datarnya dan seorang gadis dengan senyum cerahnya menatap ke sekeliling.

"Heh kalian! Bocah gendeng! Dikira sekolah ini arena balap apa?! Sini kalian!"

Teriakan seorang guru yang jaraknya cukup jauh. Berhasil menarik perhatian siswa-siswi disekitarnya. Begitu juga keempat pengendara motor tadi.

"Duh bapak pagi-pagi jangan teriak-teriak dong pak. Mending bapak melakukan penghijauan dulu, sinar matahari pagi kayaknya bagus buat penghijauan. Daripada bapak teriak-teriak bikin polusi udara"

Gadis dengan senyum cerahnya yang berdiri diantara 3 teman cowoknya itu mulai berteriak menyahuti seorang guru yang telah meneriaki mereka sebelumnya.

"Lah kok penghijauan sih ra?" Tanya salah satu dari ketiga cowok yang ada disisi gadis itu.

"Ya iyalah yan. Coba deh bian liat, itu kepalanya si bapak tandus gitu. Hutan gundul aja harus reboisasi. Kasian kalau pak heru gak penghijauan nanti kepalanya botak terus"

Jawab gadis itu pada cowok tadi yang diketahui bernama bian

"Lah anjrit bwahahaha"

Sontak perkataan gadis itu mengundang tawa dari sekitarnya, ketiga teman cowok nya beserta murid-murid disekitar mereka.

"Kal—"

Saat guru itu hendak mengatakan sesuatu, telah di potong oleh cowok lain yang berdiri bersama gadis itu.

"Weeesss selow pak, mending bapak jangan disitu kalau mau marahin kita. Kasian yang lain. Udah buta bisa jadi tuli juga."

"Bagas gimana sih, apa hubungannya pak heru teriak bisa bikin murid buta?" Tanya gadis itu.

"Ya gimana gak buta ra, karena kepala kinclong nya aja udah mantulin sinar matahari pagi, bikin silau. Mengganggu pandangan siswa. Sekarang malah teriak-teriak, budek lama-lama yang ada murid SMA Bakti Nusantara"

Jelas dari cowok yang tadi dipanggil Bagas

"Bwahahaha"

Kini suara tawa semakin menggema di lapangan parkir SMA Bakti Nusantara.

"Diam kalian! Dasar murid kurang ajar"

Teriak pak heru, guru yang sedari tadi menjadi bahan lelucon keempat muridnya.

"Makanya kita sekolah pak buat belajar"

Kalimat itu keluar dengan santai nya dari gadis itu, membuat ketiga teman cowok nya menganggukkan kepala.

"Murid sableng, bikin masalah terus kalian itu. Pagi-pagi udah bikin marah. Awas kalian!"

Pak heru mulai berjalan dengan langkah cepat setengah berlari kearah keempat remaja itu.

"Anjir si botak kesini! Cabut cuy"

Suara bian menginterupsi ketiga temannya dan kemudian keempatnya berlari meninggalkan area parkir untuk menghindari pak heru yang sedang marah.

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang