9. Luka dan Cerita penyerangan

1.8K 152 57
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB, langit menghitam dengan bulan menghiasi malam.

Seluruh anggota keluarga William menunggu kedatangan Tuan putri mereka dengan penuh kekhawatiran.

Bahkan, mereka melewatkan makan malam dan memilih untuk berkumpul diruang tamu menanti seseorang yang kabarnya belum pasti.

"Larsy, bagaimana? Apa Queen mengangkat telpon mu?"
Tanya Lucas pada Putra nya.

"Ponsel Queen tidak aktif, dad"
Jawab Larsy dengan lesuh.

"Fernon, apa para bodyguard yang kau perintahkan sudah menemukan keberadaan Queen?"
Tanya Lucas, Lagi-lagi mendapat jawaban mengecewakan.

"Belum, Dad"

"Astagaa, kemana Queen sebenarnya"
Lirih Lucas frustasi.

Para wanita sama cemas nya menanti kabar mengenai putri mereka. Namun hanya bisa diam, melihat usaha pencarian yang dilakukan suami dan Putra mereka. Daripada memperkeruh keadaan.

"Queen pulangg!!!"
Suara itu membuat seluruh anggota keluarga William berdiri tegak menatap kearah pintu masuk. Dimana seorang gadis yang sedari tadi di nanti berdiri dengan bingung menatap balik ke arah keluarganya.

"Queen!!!"
Teriak Lucas tanpa sadar, lalu menghampiri dan memeluk Queen. Membuat gadis itu terkejut.

"Ehh, Dad... Kenapa?"
Tanya Queen seraya membalas pelukan Lucas.

"Eh? Kau masih tanya kenapa? Queen, apa kamu tidak sadar membuat kami semua khawatir?"
Tanya Erika pada cucu perempuan satu-satunya.

"Maaf nek, dan semuanya, tadi ada kendala sedikit jadinya Queen pulang telat"
Ucap Queen seraya menunduk penuh sesal.

Seluruh anggota keluarga menghela nafas mereka sejenak, meredakan rasa khawatir yang baru saja hinggap.

"Queen!! Kau terluka?!"
Tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari Vano begitu melihat lebam di wajah keponakannya yang sudah ia anggap sebagai seorang putri kandung.

Dengan adanya pertanyaan itu, anggota keluarga yang lain turut menyadari luka samar di wajah Queen, membuat Queen gelagapan.

"Baby Lira, bagaimana bisa ini terjadi? Siapa yang berani-beraninya melakukan ini kepadamu?!"
Tanya Faroz sarat akan kekhawatiran yang memuncak.

"Queen, apa yang terjadi nak? Bilang pada Papa siapa orangnya"
Tanya Noza turut menampilkan raut cemas nya, begitu juga dengan yang lainnya.

"Siapa yang berani nyakitin anak kesayangan Daddy ini hmm?? Bahkan membuat penampilan kamu berantakan seperti ini Queen. Astagaa, pasti sakit kan sayang"
Ucap Lucas meraba luka di wajah Queen dengan selembut mungkin agar tidak menyakiti putrinya itu.

"Dad, papa, kakak dan semuanya... Queen gapapa kok, ini udah ga terlalu sakit. Sebelum pulang udah di obatin kok"
Ucap Queen mencoba menenangkan seluruh keluarganya.

"Kamu belum menjawab pertanyaan mereka bertiga, Queen. Siapa yang melakukan ini? Dari mana saja kamu? Dan bagaimana bisa kamu mendapatkan semua luka ini?"
Tanya Frederic pada cucu perempuannya.

Queen nampak menghela nafas sebelum mulai menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.

"Tadi, Sma Bakti Nusantara di serang—"

"APA?!"

Belum selesai Queen bercerita, bahkan belum setengah jalan, ucapannya terpotong oleh pekikkan keempat kakaknya.

"Ish kak jangan dipotong ih! Queen baru mau mulai cerita nih!"
Ucap Queen kesal kepada keempat kakaknya.

"Okay, lanjutkan Queen"
Ucap Erika.

"Batara diserang sama anak-anak dari sekolah tetangga, Sma Biwangsa. Semua guru panik dan mencoba mengamankan seluruh siswa Batara... Tapi Queen ga bisa diem aja. Begitu juga anak DOB yang lain. Anak-anak Biwangsa membuat kericuhan dan merusak banyak fasilitas sekolah, mereka membahayakan seluruh penghuni Batara. Queen dan DOB ga bisa biarin itu terjadi"
Cerita Queen panjang lebar dengan sedikit emosional terhanyut dalam ingatannya siang tadi.

"Jadi intinya?"
Tanya Vano sembari bersedekah dada.

Queen hanya cengengesan menunjukkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi itu.

"Ya Queen sama anak DOB yang lain maju lah lawan mereka balik. Ehhh pas kemenangan sedikit lagi di raih sama DOB, tiba-tiba polisi dateng. Mereka yang dasarnya pengecut langsung pada ngacir lari deh"
Bercerita dengan semangatnya hingga Queen tak menyadari tatapan tajam keluarganya.

"Dan itu sebabnya pulang-pulang wajah kamu udah babak belur gini?"
Tanya Finza pada putrinya.

Namun Queen menggeleng.

"Saat penyerangan di sekolah, Queen cuma dapet beberapa pukulan di area perut, ga terlalu banyak karena anak DOB yang lain prioritasin lindungin Queen"
Ucap Queen dengan santai mengundang pekikkan dari seluruh keluarga.

"APA?!"

Queen yang tersadar akan apa yang ia ucapkan pun seketika menyesalinya.

"Ehhh tapi kalian tenang aja, Queen gapapa kok. Beneran deh"

"Gimana kami bisa tenang, Queen? Kamu pulang telat, tau-tau udah berantakan dan banyak luka. Dihubungin ga bisa. Dan sekarang?! Kami denger kamu di pukulin lebih dari sekali?!"
Ucap Diva tak habis pikir.

"Mama tenang aja, Queen itu kebal kok. Pukulan kayak gini doang mah udah biasa buat Queen"

"BIASA?!!"

Lagi. Queen menyesali perkataannya yang begitu tidak bisa ia kontrol. Niatnya menenangkan namun malah menimbulkan masalah tambahan.

"Kalian kok suka banget sih bikin Queen kaget?"
Tanya Queen heran.

"Kalau bukan karena penyerangan di sekolah, luka di wajah kamu ini dari mana, Queen?"
Tanya Fernon pada adik bungsu nya itu.

"Ahh Queen jadi lupa belum selesaiin ceritanya. Kalian sih motong-motong mulu"

"Lanjutkan, Queen"

"Nah singkat cerita, polisi dateng, mereka kabur. Tapi ga Terima sama kekalahan mereka. Alhasil waktu Queen sama anak DOB lain dalam perjalanan pulang di cegat sama mereka. Yaudah deh, baku hantam lagi. Nahh dari situ lah wajah Queen bisa bonyok hehe"

Bisa-bisanya Queen menceritakan hal tersebut dengan tertawa.

"Ini ga bisa di biarin, Dad. Kita harus bikin perhitungan sama mereka. Berani-beraninya mereka nyentuh Queen, bahkan bikin Queen terluka."
Ucap Fernon emosi.

"Ehhh ga usahh!! Kak Fernon, daddy dan yang lain ga usah ngelakuin apapun sama mereka."
Cegah Queen mendapat tatapan tak terima dari seluruh keluarga.

"Ga bisa, sayang. Mereka berani melukai kamu harus menanggung resiko berhadapan langsung dengan keluarga William"
Ucap Erika mewakili yang lain.

Queen menggeleng keras.

"Kak Zidane dan anak DOB udah kasih mereka pelajaran kok. Mereka udah KO tadi. Lima orang patah tulang, tiga cedera parah dibagian kaki dan kepala, dua orang lagi pingsan. Menurut Queen itu semua udah cukup kok"

"Sejujurnya kakek kurang puas, Queen. Itu benar-benar hukuman ter-ringan untuk orang-orang yang berani mengusik keluarga William"
Ucap Frederic berat.

"Kakek benar, Queen. Daddy juga merasa belum cukup akan itu semua"
Ucap Lucas.

"Harusnya Zidane dan yang lain pukulin mereka sampai mereka sendiri yang memohon untuk menemui ajalnya"
Ucap Noza santai yang diangguki oleh yang lainnya. Membuat Queen cengo.

"Wow... My cruel family"
Batin Queen takjub.


TBC

Hello guys!!!

Nunggu lama ya untuk updatenya Queen???
Makasih buat yang udah mau jadi pembaca setia Queen.

Jangan lupa tinggalkan jejak untuk membangkitkan semangatku.

See you guys😘

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang