5. Zidane Kecelakaan

1.8K 147 12
                                    

Seorang gadis nampak menatap khawatir pada ponselnya. Berulang kali ia mencoba menghubungi sang kakak, namun sejak semalam tak kunjung mendapat jawaban. Pesannya sama sekali tak dibaca. Bahkan sekarang, kakaknya tak datang ke sekolah dan ponselnya juga tidak aktif.

"Ra, kamu kenapa sih? Kenapa dari tadi keliatan khawatir banget? Sejak datang ke sekolah aku liat kamu gelisah terus. Kamu lagi ada masalah?"
Tanya sahabat gadis itu.

"Aufaaaa...."
Gadis itu menatap sahabatnya dengan mata berkaca-kaca. Air mata siap tumpah dari sana. Membuat sosok pria yang baru saja dipanggilnya panik sekaligus terkejut.

"Ra... Hey?? Kok malah nangis?? Kenapa Ra?"

Aufa memegang kedua pundak gadis itu. Sahabatnya. Yang tak lain adalah Rara.

"Rara... Jangan nangis dong, cerita ke aku ada apa?"

"Kak Zidane..."

BRAKK

Baru saja Rara ingin bercerita, pintu rooftop terbuka memperlihatkan kedua sahabatnya yang lain dengan nafas terengah-engah layaknya orang yang baru saja berlari.

"Ra... Hhh kak hufh.. Itu kakh Zidane"

Dengan masih berusaha mengatur nafas, Bian menyebutkan nama Zidane membuat Rara melotot. Ia semakin merasa khawatir mengenai sang kakak.

"Kenapa?! Kak Zidane kenapa?!"

"Itu Ra, arghh njir hufh hufh kak Zidane kecelakaan"
Akhirnya kata itu keluar dari mulut Bian setelah berhasil mengatur nafasnya.

Rara merasa kakinya melemah mendengar berita tersebut. Tubuhnya hampir saja terjatuh ke tanah bila Aufa tak tanggap menangkap tubuhnya.

"RARA!!"
Teriakan panik itu berasal dari ketiga sahabatnya, siapa lagi jika bukan Aufa, Bian dan Bagas.

Mereka bertiga mengerubungi Rara dengan tatapan cemas yang begitu kentara.

"Bi, lo serius?! Jan ngada-ngada deh, lo bikin Rara panik sialan"
Aufa nampak kesal dan tak percaya pada ucapan Bian.

"Ck! Lo kira gue bisa becanda sama hal ginian?! Gila aja gue mau bikin Rara panik. Sumpah gue ga bohong. Noh tanya si Bagas kalau ga percaya"
Bian yang cemas karena Rara yang masih diam nampak linglung tapi juga kesal dengan Aufa yang tidak mempercayainya.

"Iya fa, Bian ga bohong. Si Dava yang dihubungin sama pihak rumah sakit tadi waktu anak DOB lagi kumpul di kantin. Katanya Kak Zidane kecelakaan semalem"
Ucapan Bagas mau tak mau membuat Aufa menghela nafas kasar.

Pantas saja sejak tadi bersama Rara, ia melihat guratan cemas di wajah sahabatnya itu.

"Aku mau ketemu kak Zidane! Anterin aku ketemu kak Zidane! Sekarang!"
Aufa, Bian dan Bagas dengan cepat mengangguk dan menuruti ucapan Rara.

Akhirnya Rara, Aufa, Bagas, Bian dan anggota DOB segera menuju ke rumah sakit memilih untuk membolos pelajaran.

Aufa dan yang lain melarang Rara untuk mengendarai motor sendiri karena menyadari betapa kalut nya Rara saat ini. Berbahaya jika membiarkan Rara berkendara sendiri. Maka dari itu Rara kini berada di motor Aufa memeluk erat tubuh lelaki itu dan menangis dalam diam. Menyembunyikan wajahnya dipunggung berlapis jaket milik Aufa.
Meninggalkan motor miliknya di sekolah.




S

aat tiba dirumah sakit, seluruh anggota DOB dengan langkah tergesa menuju ke ruangan dimana Zidane di rawat. Semua nampak khawatir, terutama Rara.

QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang