part 10

2.2K 17 0
                                    



'rasanya aku ingin melihatnya setiap pagi' gumam fendi dalam hati.

maria masih fokus dan tidak sadar bila fendi sedang memperhatikannya.

"hmm"

dehaman fendi mengisi seluruh ruangan, maria memalingkan wajahnya mencari sumber suara.

"sudah bangun?" tanyanya.
"sudah ni, oiya tadi aku ngorok ga?"
"ngga ko cuma ngiler aja" tawa maria.
"emang kita dinda hauw sama rey" judes fendi.
sedang kan maria masih tertawa melihat ekspresi fendi.

setelah cekikikan maria berhenti mereka sarapan bersama, fendi benar benar ingin hidup bersama maria tapi apa daya ia harus tetap mengikuti permintaan sang ayah.

saat mereka berdua sedang bersantai diruang tv, tiba tiba maria teringat kejadian semalam. ia berusaha meyakinkan bahwa tidak apa apa hanya sekali toh tidak akan mungkin ia langsung hamil.

mengingat semalam fendi tidak menggunakan alat kontrasepsi dan fendi bilang dia tidak mengeluarkan didalam melainkan diluar.
fendi yang melihat maria seperti sedang berfikir pun bertanya tanya sebenarnya apa yang maria fikirkan?

"ada yang mau kamu ungkapin?" tanya fendi.
"ah iya itu" gagap maria.
"tanyakan apapun sayang, tidak perlu sungkan kita sudah lama bersama masih saja ada yang kau tutupi" tutur fendi.
"apa kau melakukan ini hanya dengan ku?" tanya maria.

seakan ia tau apa yang maria maksud fendi pun langsung menghadapkan tubuhnya agar sejajar dengan maria, menggenggam tangannya dan mengelus lembut kepalanya.

GA PERLU KU PERJELAS LAH YA KAU TAU UCAPAN FUCKBOY SETELAH ML?

"maaf kalau aku kelewatan, aku melakukannya karna aku sayang banget sama kamu maria. aku melakukannya hanya denganmu, dan aku janji ga akan ninggalin kamu."

YA KIRA KIRA SEPERTI ITU LAH, hahahahahahahahah🤣🤣🤣🤣

dan bodohnya maria mempercayakan ucapan fendi, setelah malam itu selalu ada malam malam berikutnya.

*****

setelah mereka sering berolahraga malam, seharusnya maria sudah memasuki tanggal haid untuk bulan ini. tetapi maria tak juga kedatangan bulan. merasa ada yang tidak beres ia pun mengajak fendi bertemu dan memintanya membelikan alat test kehamilan.

akhirnya mereka bertemu dan maria pun langsung menggunakan alat itu untuk memastikan, dan benar saja dugaannya.

dua garis biru, positif.

maria pun menangis sejadi jadinya di pelukan fendi, fendi yang merasa bersalah sekaligus terpukul melihat maria seperti itu pun merasa dunianya hancur. bagaimana bisa ia menghancurkan masa depan maria, seharusnya ia tak melakukannya sejak awal.

fendi pun berjanji akan bertanggung jawab dan menikahi maria, tetapi itu hanya perkaran fendi. berbeda dengan perkataan sang ayah nantinya.

mereka pun memastikan apakah benar maria sedang mengandung? mereka datang ke salah satu bidan dekat rumah maria, untuk periksa. dan benar saja maria sudah mengandung 3 minggu.

setelah periksa mereka sudah sepakat untuk datang kerumah maria membicarakan persoalan ini sekaligus meminta restu agar mereka dapat melangsungkan pernikahan.

fendi pergi menemui keluarga maria, berbicara dengan sangat hati hati. walaupun ia tau pasti orang tua maria akan sangat kecewa kepada mereka berdua. ibu maria menangis tidak bisa menerima kenyataan bahwa putri yang ia banggakan harus merelakan masa depannya.

sedangkan ayah maria syok, keluarganya tidak ada yang tau kalau sang ayah memiliki riwayat penyakit jantung. ibu maria sekalipun tidak tau menau tentang itu dan pada saat itu juga ayah maria meninggal dunia.

hancur sudah hidup maria, lengkap sudah penderitaannya. yang ia punya sekarang hanyalah sang ibu, fendi, dan janinnya.

saat pemakaman ayah maria, keluarga fendi datang untuk melayat. mereka belum tau tentang kehamilan maria, karna menurut fendi waktunya belum tepat untuk dibicarakan berhubung kondisi maria masih belum stabil.

kandungan maria sudah memasuki usia 3 bulan, dari awal memang mereka berdua tidak ingin menggugurkan kandungan itu. karna untuk mereka mungkin itu adalah jalan tuhan agar mereka dapat bersatu.

akhirnya fendi berbicara dengan orang tuanya, awalnya maria meminta fendi untuk tidak bicara karna dia tau bahwa ayah fendi tidak akan mengizinkan. tapi fendi membujuknya jika tidak bagaimana nanti anaknya? anaknya tidak memiliki kejelasan status sosial.

fendi pun memulai obrolan dengan sangat hati-hati lebih hati hati dari sebelumnya saat berbicara dengan keluarga maria.

jelas sudah, ayah fendi marah. marah sejadi jadinya, karna dari awal ayahnya sudah menentang keras hubungan itu.

fendi memohon pada ayahnya agar merestui hubungannya tapi tetap saja seperti angin lalu, tidak ada persetujuan hanya ada penolakan.

*****

setelah sekian lama wkwkwk maaf ya kalo ceritanya aga aga kurang nyambung aku bukan penulis cuma iseng aja:( tungguin part selanjutnya ya sayangggggg

Bitch Since BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang