7. Sopia, Dela, dan Rudi

6 1 0
                                    

"Sesungguhnya Allah menciptakan sesuatu dalam bentuk sebaik mungkin."

Betapa tidak akan terjadi jika isi Kelas XI IPA ll hening, sehening tengah malam yang hanya di temani suara jangkrik yang beriuh riuh.

Layaknya kelas pada umumnya, semua pasti heboh, bermacam macam spesies ada di dalamnya, mulai dari geng game online, si rakyat gosip, sang primadona jadi jadian ( rajin dandan ), si pemuja instagram, sang penduduk 5 besar atau biasa disebut squad rajin, dan masih banyak lagi.

"Liat nih follower aku udah naik 10K" pamer Gita kepada sahabat sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Ika, Ade, dan Sopia.
"Gue 20K, B aja tuh" balas Ika tak mau kalah.
"Liet dong" Gita meminta pembuktian, kepalanya sudah seperti sapi yang menanduk sang musuh, Menyerodok ke arah HP Ika begitu saja.
"Hhaa.... Halu lo itu jangan tinggi tinggi deh, Ka. Follower 300 an ngakunya 20K. Lo tu nyadar dong, Elo itu cuman seleb Facebook. Gak bakal bisa tenar di ig. Apa lagi Ade nih, jangankan punya follower, main ig aja gak bisa." ejek Gita ceplas ceplos.

Ade yang sedari tadi diam, mulai merasa risih dengan teman bermulut cabenya itu.
"Yang penting itu di real life. Percuma juga jadi selebgram kalau aslinya itu lidahnya tajem kayak golok. Elo contohnya"
"Sori ya, jadi tersungging, Gue tau kok, Lo itu di kehidupan aslinya tuh baik hati, rajin menabung dan tidak sombong, serta ramah tamah. Gue do'a in deh, semoga lu bisa ngelebihin bahagia lo dari Gue." balas Gita.
Kalimatnya kali ini memang terlihat baik, tapi semua sama sama tahu bahwa maksud dari mulut gulanya itu ingin menjatuhkan batu sebesar mungkin ke kepala sahabat nya.

Ubun ubun Sopia yang sejak tadi terangsang oleh adu mulut ketiga sahabat nya itu mulai memanas. Rasanya ingin sekali ia mengorbankan dirinya kepada batu batangkup yang siap menelan nya mentah mentah. Tapi rasanya tidak mungkin. Karena sebenarnya ia juga tak sanggup jika harus tidak bersama sahabat sahabatnya yang na'u zubillah.
"Udah deh, kalian nih !! Udah kayak ibu ibu komplek yang mau belanja sayur aja"
"Gita, lo follower hasil beli aja bangga." tuduh Sopia sekenanya.
"Eits... It's right. No tipu tipu. Enak aja bilang beli follower" protes Gita.
"Lagian nih ya, gak papa kali Ade jadi seleb Facebook, apa salahnya? Sama sama media sosial kan?" Bela Sopia pada Ade.

Sopia sudah salah ambil langkah. Harusnya ia menjadi penengah atas adu mulut sahabat sesuai tujuan awalnya. Tapi nyatanya tidak. Ia justru ikut terjerumus atas pertikaian kecil itu.
Ia gagal.

Gita mendengus sebal.

"Assalamualaikum anak anak..." seorang perempuan umur 30 an masuk ke kelas dengan langkah berat lantaran sedang hamil.
Namanya Bu April.
Kali ini guru tersebut tak sendirian seperti biasanya. Ia di buntuti oleh dua siswa baru. Semua nya perempuan. Sopia dan beberapa sahabatnya sudah tahu siapa satu diantara keduanya. Dia Lisma.
Lisma benar benar menepati janjinya untuk masuk ke sekolah SMA PATRIOT.
Untuk satu orang lagi semua belum sama sekali kenal. Anak itu tampak cantik sekali. Badannya berisi, tapi tak terlalu gendut. Kulitnya putih bersih. Rambutnya di biarkan terurai. Panjangnya kira kira sepinggang. Senyumnya begitu manis.

Bu April meletakkan buku yang ia bawa ke atas meja.
"Anak anak... Kali ini kita kedatangan 2 murid baru"
"Ayo... Kenalin diri kalian" pinta Bu April.

Perempuan cantik itu maju dengan langkah malas.
"Kenalin, nama Gue Danela Adelia. Biasa dipanggil Dela." ujarnya.
"O.... Namanya Dela... Kirain personilnya Black Pink" goda salah satu siswa di kelas itu.
"Bah... Ini mah Dewi Nawang Wulan nya Jaka Tarub yang turun lagi ke bumi." sahut yang lainnya lagi.
"Entar gue bikin ftv 'Kembalinya Nawang wulan deh' "
"Enggak. Kurang wah. Gimana kalau 'Bahagianya Jaka tarub', atau 'Jaka tarub 2?"
"Ftv buat kalian tuh cocok yang judulnya 'Azab Si tukang Goda mayatnya hilang' " ujar Gita lantang sehingga terdengar sampai seisi kelas. Tak ayal lagi, semua yang mendengar terkekeh geli. Sehingga isi kelas itu saat ini hanya suara gelak tawa.
Bukannya ikut tertawa atau kesal, Dela bahkan tak menunjukkan ekspresi apapun.
"Kalau gini cantiknya bisa kesaing lu Sop" bisik Ika ke telinga Sopia.
"Bacot Lo" jawab Sopia lirih.

MetaforanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang