•Rendy seorang siswa sma 1 kota B yang terjebak antara sebuah perasaan yang membingungkan.
karna dia orang normal yang di paksa menjadi pacar seorang gay bernama putra.
•Putra seorang bad boy yang sudah bebas dari penjara. waktu smp putra sangat t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penampakan wujud tasya
. . . Beberapa jam sebelumnya
Aku sudah sampai di tempat Yang di janjikan, ini akan menjadi tempat pertemuan ku dengam tasya setelah 5 bulan lamanya tidak bertemu,
Taman ini adalah saksi waktu aku nembak tasya, wah kalo di ingat ingat bikin tambah kangen akan sosok imut lucu tasya.
"Hmm kok tasya belum datang yah? Apa aku chet dia aja, ini udah mau mangrib belum datang datang" pikir ku,
Ku keluarkan hp ku Yang dari tadi ku matikan, karna bisa berabe kalu si brengsek putra terus telpon.
Tring..tring.. Beratus not if wa masuk, yah siapa lagi kalo bukan putra Yang dari tadi nelpon terus, Dan cht spam mengancam Yang hampir menembus 700 pesan spam.
Aku tidak menghiraukan si putra dulu, Yang terutama adalah si tasya.
Tas lu di mana
Sabar ya, bentar lagi sampai
Oh ya udah, aku tunggu di Bangku taman biasa ya.
Yoi, bentar lagi aku sampai
Setelah selesai mengirim pesan, ku matikan lagi hp ku, yah supaya tidak ada gang guan batin Dan rohani.
Selang beberapa menit, ku lihat sosok wanita Yang begitu ku rindukan, sumpah kali ini pengen banget nagis.
Tasya berjalan menuju ke arahku sambil tersenyum bahagia melihat ku.
"Rendi! " pangilannya dari jarak Yang tidak begitu jauh. Aku hanya bisa tersenyum bahagia melihat bidadari kesayangan ku datang .
"Waaahh rendi kamu mangkin tinggi aja" Kagum Tasya. Diam aku hanya bisa terdiam melihat nya yang terus menatapku dari ujung rambut ke ujung kaki.
"Wah rambutmu juga udah panjang sekali, udah kayak artis artis korea" Kagum Tasya lagi. Namun aku hanya diam, dia seribu bahasa. Tidak sanggup ku berkata kata lagi
"Dan kamu juga.. Uu.. Uudah taamm...tambah ganteng " ucap Tasya grogi. Namun aku hanya terus diam, diam dan diam kayak orang begok.
Tasya yang berjarak 3 langkah dari ku. Bergerak manju selangkah dan meraih jari telunjuk kananku, jari ku dan jarinya saling bertemu, bergantungan.
"Ren.. " nada Tasya yang mulai seris "Ren.. Aku.................. Aku.. Rindu" Mata Tasya yang mulai berkaca kaca karna air mata yang mau jatuh namun di tahan.
Tanpa pikir panjang ku peluk Tasya saat itu jugak dan Tasya membalas pelukan ku, bodoh amat dengan pandangan orang-orang yang ada di sana. Beruntung nya karna udah mau mangrib, otomatis pengunjung taman tidak terlalu ramai.
"Aku pun sama, sangat merindukan mu" U
cap ku Balik memberikan jawab ke tasya.
"Udah mau malan ni ren, ke kafe biasa dulu yuk ren.. " ajak tasya sambil menarik tangan kanan ku.
Kami ber dua menuju jalan ke kafe langganan kami yang tidak jauh dari taman.
Dulu waktu masih pacaran sama tasya hampir setiap hari kami berdua ke sana.
Setelah sampai di pintu masuk, bisa ku liat para pegawai yang sudah tidak asing lagi bagi kami, aku pun membukakan pintu dan mempersilahkan tasya untuk masuk duluan.
Kami ambil tempat duduk yang di pojokan di dekat jendela, supaya bisa santai santai sambil melihat ke arah indahnya taman.
"Eh rendi tasya, waahh udah lama kalian gak ke mari" kata pelayan perempuan berkaca mata bernama Nabila,
"Ciye yang udah balikan" ejek pemilik kafe bang rehan. Bang rehan dan kak Dinda ini sudah lama pacaran dan mereka sudah tunangan.
"Hahah mana ada" jawab ku dan tasya barengan.
"Ha ciee kompak lagi" ejek kak dinda
"Iya deh kak Dinda. Btw kak Dinda mungkin cantik aja" puji tasya
Kami mengobrolmakan dan bermain monopoli selama beberapa jam.
Di karena kan kedatangan kami, kafe di tutup lebih awal. Kata nya sih spesial menyambut kedatangan kami lagi. . . . . Gak terasa udah jam 8:47 malan ajah. Kami pun jalan jalan keliling taman sambil ngobrol dulu.
"Jadi gi mana kamu dengam tungang mu itu" tanya ku
"Yah seperti itu lah, dai baik sih. Perhatian tapi tetap aja aku masih suka sama kamu" kata tasya dengan nada lesu
"Emang gak bisa yah batalain perjodohan gila itu " tanya ku
"Gak bisa renn...ini udah keputusan mutlak dari ayah. " jawab Tasya
"..." aku hanya diam.
" aku takut ini menjadi hari terakhir kita ketemuan, 3 hari lagi kami pindah ke kota A . Aku akan sekolah di sana. Dan tamat sma ini, kami akan nikah"
Gak bisa berkata apa apa lagi aku. Cuman bisa mengikhlaskan kan saja apa yang di takdir kan tuhan. Ku yakin itu yang terbaik buat kamj berdua
Tidak terasa sudah jam 9 malam. Aku dan Tasya kembali menuju bangku taman dan langit mulai mendung dan turun gerimis.
Saat di derah bangku taman, tidak terlihat banyak orang, yah karna semua pada mencari tempat berlindung dan ada yang pulang.
Namum dari ke jauhan aku bisa melihat sosok mahluk tak kasat mata yang membuat hidupku runyam, siapa lagi kalau bukan putra. Aduh aku harus Buru Buru lari nih.
"Tasy kamu pulang dulu yah. Aku ada urusan mendadak" pamit ku lalu mencium dahi tasya. Blush pipi tasya memerah.
Aku berlari menuju jalan berharap tidak akan di tanggap oleh si putra.
Ternyata si putra sudah ada di belakang. Dia rupanya sudah melihat aku dan tasya di taman tadik.
"Gawatt.. Dari wajahnya udah keliatan marah besar" walau dari jarak yang cukup jauh. Aku bisa melihat wajahnya yang begitu murka.
Sumpah baru kali ini aku liat dia begitu marah dan ekperisi nya begitu menakutkan.
Aku berlari sekuat tenaga namun sayangnya. Tanagan ku terlebih dahulu di raih oleh putra dan aku pun tertangkap
Dia menarik aku menuju mobilnya. . . . . . .
Hay ges.. Maaf kalo episode ini tidak terlau gerget dan sedih yahh.
Maaf jika banyak kesalah kata dan tanda baca. "Karna orak typo orak live"
Jujur aku sih malu lah jika kalian baca cerita ku yang tidak bermutu ini. Ya cerita ku kan gaje.
Tapi makasih jugak buat yang udah baca.
Aaahhh udah lah mangkin gaje aku. See you next time