Menunggu

9 0 0
                                    

Sebenarnya cerita ini adalah kejadian dari orang yang bernama Erza Afriansyah yang memang dipandang oleh orang - orang sekitarnya Aneh.
Apri/Erza menceritakan kejadian ini, pada waktu itu sebelum ia sadar karena mata batinnya belum terbuka.
Apri : kejadian ini bermula saat gue berusia 13 tahun lebih tepatnya saat gue masih duduk di bangku SMP dan SMP gue bernama 15 negri Jakarta dekat Tugu Pancoran.

*waktu SMP*
Apri dan Ashar temannya yang klemar klemer alias ngondek, tetapi ia Rajin sekali ibadah tidak seperti Apri yang selalu ngaco. Ashar mempunya Paman atau Pak le yang sangat menyeramkan bernama Wayan, waktu kecil Apri sangat takut padanya  "tetapi bukan itu ceritanya".
Apri dan Ashar yang saat ini sedang melangkah Pulang setelah Eskul, pukul 17:00
Apri : Woi...Sar, mau Maghrib nih?
Ashar : oiya nih Pri?, kita naik Bis aja yuk. Biar cepet!,
Apri dan Ashar pun melangkah menuju ke pemberhentian Bis yang berada di pinggir Jalan raya.
Tiba - tiba Ashar menghentikan langkahnya, Ashar melihat seorang kakek - kakek sedang membenturkan kepalanya ke sebuah tembok yang menjadi penyanggah sebuah Pos yang terlihat sangat kotor.
Ashar mencoba mendekatinya
Ashar : Pri...Pri...kakek - kakek itu lagi ngapain ya?
Apri yang merasakan aneh
Apri : Sar mending lo jangan mendekati kakek itu deh?!.
Perlahan Ashar menatap wajah kakek itu dan......
Ashar berteriak
Ashar : Bolong....bolong....wuaaaa.....!
Terlihat wajah si Kakek yang tak mempunyai kedua bola mata dan kulitnya putih mencuat, Apri pun juga berteriak dan mereka berdua pun berlari secepat mungkin sampai melompati Bis yang ingin mereka Naiki.
Setelah kejadian itu Apri dan Ashar tak berani lagi melewati Pos itu sampai mereka lulus SMP.
4 tahun setelahnya, kali ini Apri tak sengaja melewati Pos itu bersama teman lainya yang bernama Iwan alias Wange. Apri dan Wangi yang bertujuan untuk membeli Rokok dan Air di Warung pinggir jalan karena teman - teman mereka di Warnet menyuruhnya, saat itu pukul 21;00 dengan keadaan sekitar sangat sepi tak satu pun orang melewati. "Tok tok "suara seseorang yang membenturkan kepala, karena Wange Kepo terhadap suara itu maka ia mendekatinya.
Wange : Apaan tuh Pri?
Apri pun terdiam, lalu ia mengingat sesuatu kejadian di tempat itu
*dalam hati Apri *
"Kayaknya gue inget tempat ini deh?, astaga! Jangan - jangan...."
Apri : Nge....jangan deketin!
Wange tak menghiraukan Apri,tiba - tiba Wange berteriak keras
Wange : Se.....se....setan!
Wange pun lari terbirit - birit sampai meninggal kan Apri yang masih berdiri disitu.
Kakek itu berkata kepada Apri yang terdiam dengan suara sangat lesu,
Kakek : tolong! Aku menunggu seseorang untuk membersihkan tempat ini .....tolong !.
Setelah itu Apri pun juga berlari mengejar Wange karena melihat Kakek itu yang wajahnya kali ini berlumuran darah dengan bola mata yang tak ada serta mulut yang penuh kain kafan. Akhirnya mereka berdua kembali ke Warnet dengan memutar Jalan lewat gedung Bidakara.
6 tahun berlalu, saat ini Apri yang sudah terbiasa dengan hal - hal Ghaib dan juga saat ini Apri sudah bersamaku " hihihihi".
Saat ini Apri menceritakan kejadian itu kepadaku di tengah jalan pad waktu ia tengah berprofesi sebagai Ojek Online. Aku yang selalu mengikutinya mendengar kan si Apri bercerita,
Apri : mm...Mer, Mery (panggilan Apri denganku) gue mau ceritain nih tentang sebuah kejadian saat gue dan teman - teman gue bertemu Arwah kakek-kakek di sebuah Pos dekat SMP gue. Gue pun masih penasaran dengan arti ucapannya dia yang "tolong! Aku menunggu seseorang untuk membersihkan tempat ini .....tolong !"
Maria : iya ..... apakah kau ingin menemuinya sekarang?
Apri : jujur sih .... sebenarnya gue Parno tetapi kan sekarang ada lu tuh yang juga Arwah kali aja kalian bisa berkomunikasi dan lu juga jenis Kuntilanak, so.... bisa kemungkinan Arwah itu enggak bisa macam - macam sama gue
Maria : seenaknya kau bicara seperti itu!, memangnya aku Khodam penjagamu dan lagi kau itu menyusahkan ku terus dengan masalah Arwah. Kau tau jika aku hanya Kuntilanak bukan Khodam, aku itu Khorin yang dahulunya manusia
Apri : hehehe ayolah bantu gue kali ini aja ya?, gue beli in kopi hitam deh sama Ceker
Maria : baiklah tetapi jika kau yang mencari masalah seperti waktu itu kau bersiul aku akan menjauh darimu, camkan itu Apri!
Akhirnya kami berdua menuju pos itu pada pukul 00:00 tepatnya tengah malam dengan mengendarai sepeda Motornya Apri pun melaju.
Sesampainya di tempat itu,  tiba - tiba energi besar terasa disekitar tempat itu dengan Aura yang kelam dan aku tak bisa mendekatinya. Kakek itu menampakkan dirinya, kali ini ia sedang dalam posisi berdiri dan terlihat wajah pucat serta bola mata yang tak da dan juga lubang hidung dan mulut yang tertutup kapas. Kakek itu berkata
Kakek : nak kau datang kembali?
Apri terpaku membisu,
Kakek : aku menunggu seseorang yang ingin membantu ku untuk membersihkan tempat ini....,
Jelasnya sambil berdiri dihadapan Apri.

Kakek itu yang terlihat lesu dan gigi yang tak rapihnya mulai bergerak ke samping bagaikan sedang menggigil, setelah itu Apri tanpa aba - aba apapun ia mencoba memungut sampah - sampah di sekitar tempat itu dan membersihkan dedaunan kering dengan sebuah sapu lidi yang setengah rusak di samping jendela Pos itu.
Hari mulai pagi dan memasuki Adzan Subuh, kakek itu berbicara padaku.
Kakek : siapa pun kamu yang bersosok Kuntilanak, aku mengucapkan terimakasih banyak kepada teman manusia mu itu Karena ia baik. Ia mau menolong ku, aku menunggu seseorang sepertinya selama ini.....Terimakasih
Arwah Kakek itu perlahan menghilang.
Kakek : Tujuanku di dunia sudah terbayar.
Apri yang sudah selesai membersihkan tempat itu pun beristirahat di pos itu,
Apri : Mer....kakek itu dimana?
Maria : ia sudah pulang dan ia mengucapkan terimakasih kepadamu,
Matahari mulai bersinar.
Melintas dua orang sambil menatap ke arah Apri yang sedang beristirahat di pos itu, dua orang itu mengenakan baju Polo dan Jaket switer.
Polo : wah...ada seseorang yang sedang membersihkan pos itu
Jaket : syukur....deh? tempat itu bersih, semenjak 12 tahun lalu seeorang pemulung Tua yang bernama Tono meninggal disana tak ada satu pun mendekati pos itu karena rumornya tempat itu adalah rumah bagi Tono si pemulung tua itu dan saat ia meninggal Arwahnya selalu meminta tolong kepada orang yang melewati tempat ini.
Polo : semoga setelah tempat ini bersih tak akan muncul Arwah Pemulung itu ya?.
Mendengar hal itu Apri tersenyum dan ia berkata kepadaku
Apri : apa yang dikatakan dua orang itu mudah - mudahan bener ya Mer?!, semoga Arwah si kakek diterima di sisi Tuhan
Maria : iya Apri.

*sekian*

Maria30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang