Jangan Hanya Bicara

14 0 0
                                    

Hai namaku Maria dan bulan ini memasuki hari Ulang tahunku tepatnya nanti di tanggal 30.
Baiklah aku akan menceritakan sesuatu kisah yang sangat menarik, dan cerita ini bukan Hoax loh?. Dan ingat ini buka cerita dari Erza Afriansyah "hihihihi ",
Apri : berisik lo Mer!
Maria : hihihi....dia keganggu.
Karena bukan Cerita Tentang Kuntilanak Vs Ojek Online kayak Novel sebelah yang ceritanya panjang,
Apri : woi....jangan bawa - bawa Novel gue, Njir!
Maria : yaudah langsung aja dari pada si Apri nanti marah dan enggak mau ngetikin cerita aku lagi mending simak Cerita aku........

*Cerita Maria*
Pada tahun 1998 sedang terjadi kerusuhan dimana - mana yang berdampak kepada semua penduduk Indonesia, Ekonomi maupun Sosial pun hancur di masa itu. Di suatu Bangunan belakang Rumah yang megah tinggal seorang Pemuda bernama Gio yang setiap harinya bekerja sebagai tukang Bakso keliling di jalan maupun peekampungan. Suatu Malam tepatnya hari Senin pukul 20:00 dagangan Gio pun laris manis, ia pun sejenak beristirahat di tengah jalan setapak menuju Kuburan China wilayah Menteng dalam yang saat ini menjadi Perkampungan penduduk. Dibawah pohon sangat rindang dan tak seorang pun lalu lalang di sekitar situ,
Gio : hufftt lelah sekali saya tetapi alhamdulillah hari ini dagangan saya ludes di borong orang - orang kampung sini.
"Krasak krusuk " dari semak - semak
Gio : apa ya tuh?
Gio merasa aneh dan mendekatinya.
Terdengar suara wanita yang minta tolong di semak - semak itu "mas....tolong Saya.....", Gio pun mendekatinya.
Gio : Neng....neng
Wanita : iya mas, saya terjebak di bawah semak - semak ini.....tolong angkat saya.....
Gio pun menggapai bagian tubuh wanita itu untuk mengangkatnya ke atas, alangkah terkejutnya Gio melihat Wanita itu yang tubuhnya hanya tinggal tulang belulang.
Gio : wuaaa.....Jurig.....Jurig!
Gio melepaskan Wanita itu dan lari terbirit - birit sampai meninggalkan barang dagangannya.
Setibanya di kediamannya yang dekat jalan Raya Casablanca Gio pun langsung menutup rapat - rapat pintu rumahnya yang terbuat dari kardus Mie instan dengan tali tambang panjang, ia sangat ketakutan karena ia melihat sesosok wanita yang tubuhnya sudah menjadi tulang belulang. Gio yang hanya tinggal dengan adik perempuannya bernama Sari yang berusia 15 tahun, kedua orang tua mereka wafat karena menjadi anggota PKI dan di hukum berat yang mengakibatkan mereka saat ini Yatim Piatu. Gio yang menutup dirinya dengan selimut di ranjang sambil menggigil karena ketakutan, sang adik Sari pun menegur kakaknya yang bertingkah seperti itu.
Sari : Mas, kamu kenapa?
Gio menjawab dari dalam selimut
Gio : ndak....ndak apa - apa,Sar.....
Sari melirik keluar rumah
Sari : Mas gerobak mu kemana?
Gio menjawab dengan penuh ketakutan
Gio : ndak....tau Sar....Mas habis di bertemu Hantu.....Sar....hiiii....Mas meninggalkannya di dekat Kuburan China
Sari yang menganggap ucapan kakaknya hanyalah bercanda, ia pun langsung membuka tali tambang dan keluar rumah untuk mengambil Gerobak.
Sari : kalau begitu biar Sari saja yang mengambil Gerobaknya,
Gio : Sari.....Sari....jangan!.
Gio mengejar Sari yang berlari keluar Rumah, Mereka berdua pun menyusuri jalan yang nampak gelap dan sepi dan saat ini pukul 23 : 00 dimana cuaca yang sangat dingin seperti ingin turun hujan.
"Wussh!" Angin berhembus di sekitar mereka,
Sari : Mas....itu gerobakmu!
Tunjuk Sari sambil melangkah diantara pemakaman.
Mereka berdua mendorong gerobak itu, tiba - tiba terdengar suara wanita di dalam semak-semak
Wanita : tolong.....tolong....,
Gio pun menghentikan langkahnya dan bulu judulnya berdiri sampai ia berkeringat di sekujur tubuhnya.
Gio : Sar....Sar.....,
Sari pun mencari suara itu
Sari : Mas Gio ada seseorang yang berteriak minta tolong.
Gio : ndak....jang....an Sar i....tu Suara Setan?!
Gio ketakutan, "sreek" muncul seorang Wanita cantik dari dalam semak - semak dengan pakaian compang camping.
Gio terkejut melihat Wanita itu, Sari pun mendekatinya dan bertanya kepada Wanita itu.
Sari : Maaf....Mbak siapa ya?, mengapa malam - malam begini berada di tempat ini?
Wanita : nama saya Karmila dan saya sedang mencari pertolongan karena saya baru saja di usir dari rumah saya.
Sari pun dengan tatapan penuh rasa kasihan, ia mengajak Karmila untuk ikut bersamanya ke rumahnya.
Sari : kalau begitu Mbak Karmila ikut kami saja kerumah, dan juga kami hanya berdua di rumah. Ya kan Mas?,
Gio hanya menganggukan kepalanya dengan wajah yang pucat menahan rasa takutnya.
Akhirnya Karmila ikut ke kediaman Sari dan Gio, di perjalanan Sari yang merasa senang karena ia berpikir mendapatkan teman baru tetapi Gio berpikir berbeda dengan Sari karena ia ketakutan dengan Karmila yang waktu itu menampakan dirinya dengan sosok tubuh setengah tulang belulang.
Sesampainya mereka di dalam rumah, Sari memberikan pakaian bersih untuk Karmila.
Sari : Mbak ini Mbak pakailah daster ku tetapi tak terlalu bagus,
Karmila : terimakasih dek Sari?.
Gio yang hanya mengintip dari kamar tidurnya karena ia tak berani mendekati Karmila,
*Dalam hati Gio*
"Kenapa Sari membawa Setan itu masuk kerumah sih?!" Gumamnya.
Waktu menunjukan 00 : 00 tepat pada tengah malam, Sari yang berbagi tempat tidurnya dengan Karmila itu pun tak merasakan apa - apa, ia tertidur pulas. "Klontang....klontang....klontang" suara benda berjatuhan dari dapur, Gio terbangun karena ia merasa haus dan ia melangkah ke dapur untuk mengambil segelas air. "Kriiiek" Gio memasuki dapur, tiba - tiba ia terkejut karena melihat Karmila dengan sosok yang menyeramkan.
Gio : kau...,
Karmila menoleh dan menatap Gio dengan senyumnya
Karmila : maaf....aku tak bermaksud untuk menakutimu, aku hanya ingin mendapatkan teman karena selama ini aku sendirian.
Gio menggigil dan gemetaran,
Karmila : baiklah....aku berjanji tak akan menyakitimu dan adikmu dan aku berjanji untuk menolongmu.
Gio : iya....iya...a....ku....percaya padamu....tapi kumohon jangan kau memperlihatkan wujudmu se....perti ini lagi.....aku takut....,
Karmila pun merubah wujudnya menjadi manusia normal.
Karmila : iya, terimakasih mulai saat ini aku akan membantumu dalam segala hal tetapi kumohon agar kau merahasiakan ini kepada orang lain termasuk Sari adikmu.
Akhirnya mereka berdua duduk berdua di teras rumah bersama angin malam yang berhembus sangat kencang, ditemani segelas Kopi dan Rokok Gio dan Karmila saling berbagi kisah mereka layaknya seseorang yang sudah kenal lama.
Karmila : Apakah kau percaya jika cinta itu bisa menghancurkan penghalang sebesar apapun termasuk bisa menjadi perantara dua dunia,
Gio : maksud mu apa?
Karmila : tidak apa - apa kok?!, aku hanya ingin bertanya saja dan lagi aku lihat - lihat kau itu orang baik yang suka membantu orang lain dalam kesusahan.
Wajah Gio pun memerah
Gio : kau itu bisa saja, heheheh......
Karmila tersenyum manis
Karmila : aku menyukai mu Gio,
Seketika suasana menjadi hening karena ucapan Karmila dan wajah Gio pun semakin memerah.

Maria30 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang