Chapter 10

11 1 0
                                    

Azril pun melongo saat ditinggal beberapa menit keadaan kamar nya sudah seperti kapal pecah.

"Astaga kamar gue "ucap Azril.

Lihat lah sekarang bagaimana keadaan kamar Azril makanan cemilan berserakan bantal bantal sudah tidak ditempatnya susah untuk dijelaskan pokoknya.

"Adaa apaaan sih pagi pagi kerumah gua ribet banget" ucap Azril dengan nada ketus.

"Yaelah si bos ada tamu tuh harus nya di perlakukan dengan baik berbicara dengan lembut" ucap Naufal yang memakan cemilan.

"Bacot lu kerak panci" ucap Azril.

"Aduh hati adek tersakit bang" ucap Naufal yang alay nya mulai kumat.

"Gua gabut dirumah terus" ucap Galih.

"Sama gua jga " ucap Devan.

"Nah kita bertiga ini karena gabut mangkanya kita maen kerumah lu" ucap Naufal.

"Ehh ke Dufan yuk kaya nya seru " ucap Devan.

"Males" ucap Azril yang sambil memainkan game di ponsel nya.

"Yaelah males mulu gimana jodoh dateng kalo males mulu" ucap Naufal.

"Cewek cewek  banyak yang ngantri  kok buat jadi cewek gua"ucap Azril dengan nada sombong nya.

"Sombong amat" ucap Naufal.

"Iri bilang bos" ucap Azril.

"Ayo lah kita ke Dufan "ucap Devan kembali.

"Tau ayo gua lagi mau refresing dinginin kepala nih" ucap Galih.

"Lu ke kulkas ajah taro kepala lu di dalem kulkas nanti juga dingin" ucap Naufal.

"LUCUUU SIAAA" ucap Galih dengan logat sunda.

Azril yang masih memainkan game di ponsel nya pun berfikit fikir sepertinya lumayan menyenangkan.

"Oke" ucap Azril.

"Oke apaan " ucap Devan.

"Ckck ke Dufan" ucap Azril dengan nada ketus.

"YESSSS" teriak Naufal.

"Berisik beon"ucap mereka serempak yang langsung melempar bantal ke Naufal.

"Aww sakit oneng" ucap Naufal yang sambil meringis.

Azril pun bangkit dari duduk nya dan berjalan ke kamar mandi untuk bersiap siap. Setelah selesai ia pun kembali ke tempat dimana teman teman sableng nya berada.

"Skuyy" ucap Azril.

Mereka berempat pun berjalan keluar rumah dan menaiki mobil milik Azril.

Akhirnya mereka pun telah sampai ditempat tujuan.

"Yeey akhirnya sampai" teriak Naufal.

Semua orang yang ada disitu pun melihat kesumber suara itu. Mereka pun memperhatikan ada yang ketawa tawa melihat sikap Naufal ada pula yang menganggap Naufal gila.

"Najis kaya orang norak lu " cibir Devan.

"Tau lu disangka orang gila lepas "ucap Azril.

"Bodo yang penting  gua seneng" ucap Naufal.

"Iyain ajah dah yang waras ngalah" ucap Galih.

Mereka  berempat pun berjalan jalan di sekitar wahana.

"Ehh guys "ucap Devan.

"Apaan" ucap Azril.

Devan pun berjalan ke satu objek yang membuat ia  penasaran.

"Hai Vanya hai Pelangi" ucap Devan.

"Hmm hai" ucap Mereka.

Sedangkan dilain tempat Azril, Galih dan Naufal mengikuti  Devan sehingga mereka melihat Devan sedang mengobrol bersama dua orang perempuan.

"Yailah gua cariin ternyata lu disini Van" ucap Galih.

"Ehh ada teteh cantik disini" ucap Naufal.

Sedangkan Pelangi dan Vanya pun hanya tersenyum  melihat mereka.

"Emang jodoh tuh ga kemana ya" celetuk Azril yang memandangi Pelangi.

"Astaga mimpi apaan gua ketemu lu lagi" ucap Pelangi dengan nada ketus.

"Mimpiin masa depan kita bersama " ucap Azril.

"Idih amit amit" ucap Pelangi.

Teman teman nya pun tertawa melihat Azril yang sedang menggombal tapi gagal.

"Hahaha" Tawa Naufal.

"Mamposss lu bos gondok gua mah" ucap Naufal yang masih ketawa lepas.

"Bacot" ucap Azril dengan nada ketus.

"Ehh kalian mau naik wahana apaa? " tanya Devan.

"Ntah kita baru dateng soal nya" ucap Vanya.

"Nah kita juga sama baru dateng" ucap Galih.

"Gimana kalo kita naik  roller coaster ajah? " ucap Devan.

"Boleh tuh" ucap Naufal.

"Gua sih ayo ajah" ucap Vanya.

"Pelangi gimana? Lu kan takut ketinggian mau ikut? " ucap Vanya.

Pelangi memang  takut dengan ketinggian. Ia pun bingung  harus ikut atau tidak.

"Ohh jadi lu takut ketinggian cemen" ucap Azril dengan meledek.

"Enggak kok gua ga takut" ucap Pelangi yang sedikit gugup.

"Ahh masaaaa" ucap Azril.

"Iya bener" ucap Pelangi.

"Yaudah kalo gitu kita berenam naik  roller coaster" ucap Azril.

Pelangi pun berdoa semoga tidakk terjadi apa apa pasal nya ia sekarang sedang gugup dan dilanda ketakutan.

Mereka berenam pun berjalan kearah tempat wahana roller coaster .

Setelah itu mereka pun menaiki wahana tersebut. Vanya duduk dengan Devan karena Devan tadi memaksa nya untuk duduk disamping dia. Sedangkan Galih dengan Naufal. Dan Pelangi dengan Azril itu pun Pelangi di paksa oleh Azril.

Wahana pun mulai berjalan dan berjalan dan semakin kencang. Pelangi pun memejamkan mata nya karena sekarang sedang berada di ketinggian ia pun merapalkan doa supaya tidak ini cepet selesai.

Sedangkan  Azril melirik ke arah Pelamgi yang sedang memejamkan matanya dan jangan lupakan mulut nya yang seperti komat kamit.

Wahana ini pun semakin tinggi keringat dingin bercucuran di wajah Pelangi. Dan wahana semakin tinggi lagi ia pun langsung memeluk lengan Azril. Azril pun terkejut ada tangan yang memeluk lengannya dan ternyata itu Pelangi. Azril pun tersenyum yang melihat Pelangi ketakutan.

"Ahhhh" teriak Pelangi.

Azril pun langsung memeluk pundak  pelangi.

Akhirnya wahana itu pun sudah selesai. Pelangi pun menghela  nafas.  Tidak tidak lagi ia manaiki wahana  ini.

"Ciee yang tadi meluk lengan gua" ledek Azril.

TBC
***






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang