Chapter 4

46 8 2
                                    


Setelah insiden tadi dengan mamanya pelangi  langsung naik kelantai  atas kekamar nya. Ia pun menangis.

"Apa salahku ya Tuhan"

"Apa aku ga boleh bahagia?"

"Aku benci dengan hidupku"

"Hiks hiks "

"Kenapa Tuhan tidak mengambil nyawaku saja orang tua ku saja tidak menginginkan aku hidup lebih baik aku mati saja "

Pelangi pun langsung mengambil  sebuah  benda yang menjadi penenangnya selama ia emosi atau bersedih yaitu sebuah silet.

Ia pun menggoreskan silet itu ketangan kiri nya.

"shhh"

Pelangi pun masih terus mensayat tangannya sampai mengeluarkan percikan darah.

Lama kelamaan Pelangi pun tertidur karena kelelahan lelah pikiran, lelah batin, lelah fisik.

***

Seperti biasa setelah sholat subuh Pelangi pun bersiap siap untuk berangkat sekolah.

Ia sengaja berangkat pagi karena ia tak mau tersakiti kembali batinnya.  Melihat keharmonisan keluarganya.
Pelangi sengaja menggunakan hoodie untuk menutupi luka ditangannya.

Pelangi pun langsung pergi menggunakan motor maticnya.

Setelah sampai disekokah ia pun langsung pergi kekelasnya dan langsung duduk dikursinya.

"Oii diem diem bae ngomong nape " ucap Alan teman sekelas Pelangi.

"Bacot lan gua lagi ga mood" ucap Pelangi.

"Tumben,,,kenapa lu" ucap Alan.

"Gua gak papa" ucap Pelangi.

"Biasanya cewe tuh bilangnya gapapa tapi ternyata ada apa apa"ucap Alan.

"Ahh bodo lan bodo dah sono lu ganggu gua ajah " ucap Pelangi.

"Iya dah iya " ucap Alan yang langsung pergi ketempat duduknya.

Pelangi pun langsung melipatkan tangan diatas meja dengan mata yang terpejam.

Baru beberapa menit ia memejamkan mata tiba tiba nenek lampir dateng.

"Assalamualaikum  teman teman Vanya" ucap Vanya dengan nada keras

"Berisik bego"

"Walaikumsalam"

"Kebiasaan dikira hutan kali"

"Ganggu bet pagi pagi "

"Berisik monyet"

Begitulah kata kata indah yang dikeluarkan oleh mulut para penghuni kelas.

"Bacot pke T " ucap Vanya.

Vanya pun langsung menghampiri Pelango yang tengah memejamkan matanya.

"Woi pelangi" ucap Vanya.

"Paan" ucap Pelangi dengan nada ketus.

"Yailah sans cuman manggil doang siii" ucap Vanya.

"Damat " ucap Pelangi.

"Ehh kok lu tumben pake hoodie ga biasanya " ucap Vanya.

"Lagi dingin ajh mangkannya pake hoodie" ucap Pelangi ia terpaksa berbohong karena ia tak mau orang lain tau keadaan nya ia tak mau dikasihani.

"Serius?? "ucap Vanya.

"Iya Van" ucap Pelangi dengan tersenyum.

"Kita udah berapa lama sih temenan gua tau ngi lu bohong " ucap Vanya.

"Gapapa lu cerita ajah gua siap kok jadi pendengar setia lu "lanjut Vanya.

"Biasa " ucap Pelangi.

Vanya yang tau maksud Pelangi pun langsung menceramahi Pelangi dengan kata kata indah nya.

"Udah berapa kali sih Pelangi gua bilang jangan ngelakuin itu lagi itu bahaya, lu bisa hubungin gua cerita ama gua ahhh tolol astaga maap ngegas " ucap Vanya.

"Mau gimana lagi udah jadi candu saat gua tertekan untuk melakukan itu gua bisa tenang" ucap Pelangi.

"Bodoamat lu gaboleh ngelakuin hal itu lagi titik ga pake koma pake tanda seru" ucap Vanya.

"Gua ga janji tapi gua usahain" ucap Pelangi.

Vanya pun langsung memeluk Pelangi.

"Yailah lesbi lu ya bedua" ucap Alan

"BACOT" ucap mereka berdua dengan seksama.

"Ebusetttttt " ucap Alan.

Setelah itu guru mata pelajaran pun datang mereka pun langsung melanjutkan  belajarnya. 

Dan setelah itu bunyi bel istirahat pun  berbunyi.

"Teng teng teng" anggap ajah bunyi bel.

"Pelangi lu mau kekantin gak? " ucap Vanya.

"Hmm nggak deh gua mau ke perpus ajah" ucap  Pelangi.

"Serius " ucap Vanya.

"Ia serius dah sono perut lu tuh keroncongan terus manggil manggil mulu" ucap Pelangi yang sambil terkekeh.

"Sialan lo" ucap Vanya.

Pelangi pun langsung berjalan menuju perpustakaan.

Setelah sampai perpustakaan  ia pun mencari buku yang ia cari dan saat itu ia menemukan buku yang dicari namun terlalu tinggi ia pun berusaha mengambil nya namun tetap saja gagal.

Saat ia kembali mengambilnya tiba tiba ada sebuah tangan yang lebih dahulu mengambil  nya dna menyodorkan nya ke Pelangi.

"Nih mangkanya tinggi tuh keatas jangan kesamping" ucap Pemuda itu.

"Lu nya ajah yang terlalu tinggi" ucap Pelangi.

Pemuda itu pun hanya terkekeh melihat muka kesal Pelangi.

"Kenalin nama gua Kelvin" ucap pemuda yang bernama Kelvin itu.

"Maaf gua ga nanya nama lu dan makasih bukunya" ucap Pelangi yang langsung  pergi.

Kelvin pun hanya tersenyum melihat kelakuan Pelangi.

Setelah itu Pelangi pun langsung duduk membaca bukunya dan ia merasa disebelahnya seperti ada yang duduk dikursi sebelah Pelangi.

Ternyata pemuda itu lagi yang bernama Kelvin. Pelangi pun hanya diam dan fokus membaca bukunya.

"Serius amaat " ucap Kelvin.

"Bisa ga gosah ganggu waktu gue " ucap Pelangi.

"Adik gua nanyain lu mulu" ucap Kelvin.

"Adik??? "ucap Pelangi yang bingung.

"Ia adik gua yang namanya Kenath yang waktu  itu lu tolongin " ucap Kelvin.

"Ouhhh,,,terus terus" ucap Pelangi.

"Ya ga terus terus nanti nabrak lagi" ucap Kelvin.

"Lucu sia" ucap Pelangi yang menggunakan logat sunda.

"Makasih" ucap Kelvin.

Pelangi pun hanya mengedikan bahunya.

"Adik gua nanyain lu kapan maen katanya "ucap Kelvin.

"Kapan kapan gua lagi sibuk nanti gua usahain bilangin ke kenat" ucap Pelangi.

"Oke dehh"ucap Kelvin.

"Ehh btw lu kelas apa" ucap Kelvin.

"12 Mipa 1 "ucap Pelangi.

"Ouh kelas unggulan toh" ucap Kelvin yang sambil terkekeh.

TBC
***








PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang