05-Permen Mint

243 130 82
                                    

Selamat membaca.

"Kamu itu ibarat diksi di dalam puisi, berbaur sama kalimat yang rumit dan sulit buat dimengerti."

•••••

Note: Tolong koreksi jika ada tanda baca yang salah atau kalimat yang salah.

Jangan lupa vote & comment.

Dari depan gerbang rumah yang serba putih itu terlihat seorang cowok turun dari sebuah motor gede. Ia berpenampilan begitu keren dan sepertinya anak orang paling kaya di Bandung.

Dino Haryono namanya, anak pengusaha terkenal di Bandung Raya-sekaligus Bad boy paling terkenal seantero SMA Bakti Mandiri.

Ia menggeser gerbang berwarna hitam itu dan berjalan menuju teras rumah. Pakaiannya sangat mencolok membuat mata siapa saja sekejap melirik ke arahnya.

Lalu ia menyapa lelaki yang sedang duduk bersantai di depan teras rumah sambil meminum teh hangat. "Om?"

Leleki itu mendongakkan kepalanya.

"Eh, Dino? Ada apa ini malem-malem, pasti mau ngajak Gita keluar, ya?" tanyanya, sambil bangun dari kursinya.

Ayah Gita begitu ramah dengan Dino, pasalnya ia tahu jika Dino adalah anak pengusaha kaya di Bandung. Ayah Gita pernah beberapa kali memanfaatkannya hanya untuk melunasi utang-utangnya. Ia melakukan itu karena usaha kulinernya selalu gagal.

Dino tidak akan peduli dengan perlakuan Ayah Gita karena ia sangat mencintai Gita. Harta yang ia miliki tak sebanding dengan cintanya kepada Gita walaupun hubungannya sudah kandas tiga bulan lalu.

"Aku ngobrolnya di luar aja, Om," jawab Dino.

"Om panggilin Gita nya dulu, ya."

Ayah Gita berjalan ke dalam rumah, kemudian mengetuk pintu kamar Gita. "Gita ada Dino di luar, kamu samperin sana. Dia bawa sesuatu buat kamu,"

Gita yang sedang terbaring asik dan berkutat dengan handphone-nya langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar bahwa Dino tiba-tiba sampai di rumahnya.

Apaan si ini orang, batin Gita.

Kemudian ia bangun dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya, memasang wajah cemberut karena ia sangat membenci mantannya itu. Melihat wajahnya pun muak apalagi mengobrol dengannya.

"Mukanya jangan cemberut gitu, dong," kata Ayah Gita sambil mengerutkan keningnya.

Gita memutar bola matanya malas, kemudian dilangkahkan kakinya ke luar menemui mantannya itu.

"Mau ngapain?" Celetuk Gita yang langsung duduk di kursi bersebelahan dengan Dino.

"Bisa keluar gak sekarang?" tanya Dino.

"Gak bisa," sahut Gita dengan nada datar.

Dino mengerutkan keningnya. "Malem ini aja, terakhiran. Gue gak bakal ganggu lo lagi abis ini,"

Gita meletakkan handphone-nya di atas meja dan merubah pandangannya ke arah Dino sinis. "Gue gak bisa keluar, sekali gak bisa, ya gak bisa! Lo enak banget maksa gue terus-terusan!"

Meteor SupernovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang