07-Kejutan Kedua

179 81 38
                                    

Selamat membaca.

•••••

Cewek dengan rambut diikat itu berlari kecil sambil sesekali menoleh ke segala arah. Lorong sekolah yang sudah sepi membuatnya semakin berkeringat dingin. Kemudian, dilangkahkan kakinya untuk masuk ke kelas XI IPS 1 untuk menaruh tasnya.

Apel pengumuman hasil lomba kemarin sudah dimulai sepuluh menit yang lalu, sudah terlihat siswa-siswi yang berbaris di lapangan.

Cewek itu kemudian bergegas berlari kecil ke arah lapangan.

Ia membelah kerumunan para murid yang masih belum berbaris rapi, mencari celah untuk menemui Risa.

"Ris!" Pekik Gita sambil melambaikan tangannya ke atas.

Cewek berkerudung rapi yang sedang mengobrol itu menoleh, membalas Gita dengan lambaian tangannya keatas.

"Woi, Git! Sini!" balasnya.

"Dari mana aja lo?!" Risa sontak memarahi Gita karena telat-hari ini adalah hari pengumuman lomba puisinya.

"Cari angin dulu sama Malik, hehehe," Gita terkekeh, sedikit menyimpan beberapa rahasia.

"Wah wah, ada yang pdkt, nih?"

"Eh nanti lo ke kelas gue ya, gue mau cerita."

"Ummmmm."

Di ujung pintu masuk lapangan terlihat Kepala Sekolah membuka gerbang dan berjalan beriringan dengan beberapa guru ekskul. Ah, ya, lomba kemarin bukan hanya lomba puisi, tetapi lomba futsal, basket, voli pun diadakan. Atau biasa disebut dengan class meeting.

Para anak OSIS pun ikut beriringan membawa piala yang menjulang tinggi untuk para juara lomba. Mereka yang berlomba dihadiahi juga uang tunai yang nilainya cukup tinggi. Tahun ini adalah class meeting paling meriah yang pernah diadakan di SMA Bakti Mandiri.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam," sambut semua siswa-siswi yang tengah berbaris itu.

"Hari ini, Bapak akan mengumumkan hasil pemenang dari class meeting kemarin. Jadi agak sedikit lama, ya."

Pengumuman dimulai dari pemenang juara lomba puisi terlebih dahulu.

"Untuk lomba puisi, juara hanya ada tiga orang. Jadi kalau pengen juara kalian beli aja pialanya sendiri," kata Pak kepala sekolah, disusul dengan sahutan para muridnya.

Beliau mulai membuka lembaran yang berisi daftar nama juara.

"Kita mulai dari juara tiga. Selamat kepada... Fitri Viona dari kelas sepuluh IPA satu!"

Para murid memberikan tepuk tangan.

"Silakan maju ke depan."

"Bakal jadi saingan lo tahun depan, tuh," celetuk Risa.

"Untuk juara dua. Selamat kepada... Vira Delia dari kelas sebelas IPS dua!"

Suasana semakin menegangkan.

"Ini yang ditunggu-tunggu, juara satu, hadiahnya lumayan gede."

Meteor SupernovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang