Prolog

346 15 2
                                    

Assalamualaikum ^^

Ketemu lagi sama author, kali ini author bawa cerita bergenre yang berbeda dengan sebelumnya.

Sebelumnya mohon maaf bagi yang udah baca, author pindah lapak yah. Soalnya ada sedikit kesalahan di lapak lama.

☆☆


HAPPY READING ....

¤¤¤

Gadis dengan gaya rambut ponytail duduk di pojokan kamar, menatap sosok makhluk halus yang jongkok di depannya.

Suara isak tangisnya terdengar begitu pilu. Sosok hantu berjenis kelamin laki-laki tersebut menatap kasihan.

"Ngapain kamu di sini?" tanya gadis tersebut.

Shafira Shaquillia Almaheera, panggil saja Shasha. Gadis yang memiliki gen dari kedua orang tuanya membuat gadis itu memiliki kemampuan yang Papa, Mamanya miliki juga.

Ia memiliki kelebihan yang membuat dirinya dikucilkan seperti sekarang ini.

"Kamu sabar ya, Sha," tutur Aksa.

Aksa, nama hantu yang menjelma menjadi teman karib Shasha.

"Hiks ... aku ingin punya temen," ungkap Shasha.

"Aku, ini aku temen kamu," jawab Aksa.

"Temen hiks ... temen manusia, Sa hiks ...," ujar Shasha dengan isakan.

Kepala Aksa menunduk kian dalam, hatinya terasa sakit mendengar ucapan yang keluar dari teman manusianya.

"Aku tahu, aku bukan manusia kayak kamu. Nggak sepantasnya aku jadi temen kamu," kata Aksa.

Wujud hantu di depan Shasha menghilang kian perlahan. Hingga tidak terlihat sama sekali.

Walaupun wajah Shasha ditutup menggunakan dua lengan tangan, tapi gadis itu bisa melihat hilangnya Aksa.

¤¤¤

Shasha terbangun dari tidurnya, menatap sekeliling ruangan.

"Bukannya tadi aku nangis di pojokan?" gumam Shasha.

Seingat gadis itu, setelah kepergian Aksa ia masih terus menangis di pojokan kamar. Lalu mengapa sekarang ia ada di atas kasur empuk.

Shasha menatap jam yang bertengger di atas nakas. Pukul 15:00 WIB, masih sore ternyata. Ia  meregangkan kedua tangannya, badan ia terasa pegal.

Gadis dengan pakaian santai yang membalut tubuhnya segera melangkah menuju kamar mandi di dalam kamar.

Menatap wajahnya pada cermin di depan wastafel, mencuci muka agar rasa kantuk yang masih hingga raib.

Shasha menghela nafas cukup panjang. Menangis membuat matanya terlihat sembab. Aktivitas mandi ia baru selesai lima menit yang lalu.

"Aksa mana ya?" tanya Shasha pada diri sendiri.

Shasha segera keluar kamar, menuruni anak tangga sembari memanggil teman hantunya.

Aku Bukan Gadis AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang