Hello ketemu lagi ^^
Sebelum baca jangan lupa klik bintang di pojok yah :)
Happy reading ....
¤¤¤
"Rion," panggil Shasha dengan ragu-ragu.
Arion menengok ke samping, dimana Shasha berdiri. Ia menatap wajah Shasha yang menampilkan wajah kebingungan sekaligus ketakutan.
"Kenapa?" tanya Arion.
"Gue udah coba hubungi semua kontak di handphone gue, tapi nggak ada yang angkat," jawab Shasha dengan tidak penuh minat.
"Sekian banyak nomor orang yang lo save, masa nggak ada yang mau nolongin sih!" seloroh Arion.
"G-gue cuma punya empat nomor orang yang ke save," ujar Shasha membuat Arion menatapnya cengo.
"Empat orang? dari sekian banyak orang di dunia ini. Cuma empat orang?"
Arion mengusap wajahnya dengan kasar setelah Shasha menganggukan kepala. Arion meninju keras meja di sampingnya membuat Shasha berjingkrak kaget.
"Lo juga punya handphone, 'kan?" tanya Shasha, ia merasa dirinya terus-terusan yang disalahkan.
"Handphone gue ketinggalan di tas sekolah," jawab Arion lesu.
Shasha mendengus sebal. "Payah."
Shasha mengadah, mengamati dengan seksama ruangan yang ia datangi saat ini.
"Eh, lo nggak inget nomor salah satu orang yang ada di handphone lo gitu?"
"Nggak," jawab Arion.
Arion duduk bersandar pada pintu, sedangkan Shasha masih saja berjalan-jalan memutar di depan rak yang tersedia beberapa buku, buku sudah usang tentunya.
Shasha mengambil satu buku, menatap sampulnya, lalu mengembalikkan ke tempat semula. Ia kembali mengambil buku, menatap sampulnya, dan di kembalikan kembali. Hingga ia menemukan salah satu dari sekian buku yang menurutnya menarik.
¤¤¤
Perlahan tapi pasti, cahaya yang masuk dari celah ventilasi mulai menghilang, hingga gudang menjadi semakin minim pencahayaan.
"Sha, lo dimana?!" tanya Arion dengan panik.
Shasha menyalakan senter yang tersedia di handphone-nya. Mengarahkan cahaya senter tersebut untuk menyinari wajah ia sendiri.
"Aa!" teriak Arion saat melihat wajah Shasha yang tiba-tiba muncul.
Shasha ikut kaget, ia menahan tawa ketika mengetahui Arion merasa takut, pria itu takut hanya karena melihat wajah Shasha disenter.
"Lo takut?" tanya Shasha dengan tawa yang masih saja ditahan.
Arion berdehem, ia menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal. "Kaget kali, bukan takut." Alibinya.
"Oh ... kaget ya?" tanya Shasha yang merupakan ejekan.
"Diem lo!" pekik Arion.
Shasha ikutan duduk di sebelah Arion, ia membaca buku dengan seksama. Menikmati bacaannya. Gadis itu bahkan tidak peduli dengan apa yang dilakukan Arion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Gadis Aneh
Horror"Berteman dengan hantu itu tak semenakutkan yang engkau bayangkan" ~Shafira Shaquillia Almaheera~ ¤¤¤ Shafira Shaquillia Almaheera, itulah namaku. Gadis remaja dengan rambut yang selalu di ponytail, mata berwarna kecoklatan, bibir merah muda yang se...