(17) Hantu Gudang Sekolah

88 8 1
                                    

Jeng ... jeng ... jeng ....

Hari sabtu telah tiba kini,
Waktunya author publikasi :V

¤¤¤¤

Suara dengkuran halus membuat Shasha menghela nafasnya lumayan lama, cowok yang terkunci didalam gudang lab komputer bersamanya ternyata ketiduran.

Shasha menatap dari samping sekilas wajah damai Arion. Air mata yang semula memngalir secara perlahan ke pipi kini mulai mengering, digantikan oleh bekas jejak air tersebut.

"Segitu takutnya lo sama hantu," gumam Shasha masih dengan menatap wajah Arion.

Srhh

Sekelebet bayangan muncul di depan Shasha, fokusnya yang tertuju Arion menjadikan alasan ia kurang jelas sosok apa yang baru saja menampakkan diri.

Shasha menengok kanan kiri, mencoba mencari keberadaan sosok yang baru saja menampakkan dirinya.

Manik mata gadis dengan seragam putih abu-abu itu tidak lepas ke arah depan, dimana sosok yang ia klaim hantu itu beberapa menit yang lalu lewat.

Cahaya yang remang-remang membuat Shasha kurang jelas melihatnya, ditambah dengan keadaan dirinya yang menjadi sandaran untuk Arion membuat ia tidak bebas dalam bergerak.

"Kapan sih nih bocah bangun," ujar Shasha dengan kesal, ia terus saja menggerutu, berharap aksinya ini mampu membuat cowok tersebut terganggu dari tidurnya.

Nyatanya nihil, jangankan bangun. Bergerak sedikit saja tidak pernah. Rasanya Shasha sedang melihat mayat. Mana ada sosok mayat berwajah tampan seperti dia?

Shasha menepuk jidatnya dengan keras, pikiranny hari ini kacau, hingga membuat ia berhalusinasi dengan mengatakan Arion tampan.

"Sadar Sha, dia itu nakal tingkat akut," ujar Shasha memperingati diri sendiri.

Shasha memejamkan mata, mereka benar-benar putus asa jika nantinya keluar dari sini ternyata sudah kembali pagi. Apa boleh buat, menggebrak pintu semalamanpun tidak membuat seseorang datang kesini, telfon? Saat seperti ini Shasha merasa menjadi orang yang memang tidak dibutuhkan didunia. Semua orang yang dekat dengannya saja enggan mengangkat telfon.

Biarkanlah Shasha tidak pulang semalaman, bagaimana nantinya reaksi keluarga Shasha. Memang baru kali ini Shasha belum pulang hingga malam selarut ini.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Ketika kita dalam sebuah tekanan, pasti kita akan merasa waktu berjalan dengan lambat.

Begitu pula Shasha, gadis itu terus saja berharap pagi ini jauh lebih cepat dari kemarin, ia ingin segera keluar dari gudang, dan memarahi kedua cowok yang berhasil mengerjainya.

Iya, siapa lagi kalau bukan kedua cowok yang tadi Shasha temui di belakang sekolah, Shasha tidak akan segan-segan memberi tendangan supernya untuk mereka berdua.

Arion menggeliat, ia berganti posisi tidur dengan wajah yang ia sembunyikan pada lengan Shasha. Shasha sebenarnya ingin menolak, tapi lagi-lagi rasa iba menghinggap di hati.

Srshh

Bayangan itu kembali lewat didepan Shasha, rasa penasaran yang kian membuncah membuat Shasha memindahkan kepala Arion pada lantai, menjadikan tas ia yang penuh buku sebagai pengganti bantal, tak peduli nantinya jika kepala ia benjol akibat buku-buku tebal milik Shasha.

Aku Bukan Gadis AnehTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang