Haechan tersungkur kaget ke lantai sesaat mendapat tonjokan dari Renjun yang wajahnya sudah memerah.
Belum sempat bertanya Renjun sudah berada di atas Haechan memegang kerah seragam cowok yang ujung bibirnya sedikit berdarah.
"Jun, lo apa-apaan sih?!" sentak Haechan menahan tangan Renjun pada kerah bajunya.
Renjun berdesis lalu kembali menonjok wajah Haechan dua kali. Kali ini Haechan tidak tinggal diam, cowok dengan kulit sedikit gelap juga menonjok wajah Renjun.
Renjun yang terduduk menyeka ujung bibirnya yang berdarah. Ingin kembali membalas, Jeno dan Jaemin berlari dari gerbang rumah Haechan menuju teras dimana dua cowok ini adu kekuatan.
Jeno menahan badan Renjun begitu juga dengan Jaemin yang menahan badan Haechan.
"Kalian ngapain, sih?!"
Renjun yang awalnya memberontak dari Jeno berhenti dan menghempaskan lengannya yang dipegang oleh Jeno. "Tanya sama temen lo, Jen, akhlak dia dimana." ketus Renjun lalu pergi dari situ.
Jaemin juga melepaskan pegangannya pada Haechan yang masih ngos-ngosan.
Renjun memasuki mobilnya dan pergi dari rumah Haechan dalam keadaan penuh emosional.
Haechan duduk dengan punggung yang dia sandarkan pada tonggak rumah nya. Menyeka darah pada ujung bibirnya lalu berdecih.
Jeno dan Jaemin saling bertatapan sebelum duduk disebelah Haechan.
"Gue obatin, ya, Chan. Bentar.." ujar Jaemin lalu masuk ke dalam Rumah Haechan untuk mengambil kotak P3K.
Jeno juga menyenderkan punggung dan kepalanya pada tembok yang tepat disebelah Haechan. Menghela nafas kasar dengan pandanga lurus ke depan.
"Kalian memang sering berantem, Renjun juga emang sering emosi kalau sama lo... Bahkan itu cuma candaan," Jeno menekuk kakinya lalu melirik pada Haechan yang terdiam dengan pandangan kosong ke depan.
"Tapi kali ini beda, Renjun benar-benar emosi sama lo yang menurut dia udah kelewatan, Chan." sambung Jeno diakhiri helaan nafas.
Haechan masih diam, namun beberapa detik kemudian dia mendengus kembali menyekandarah yang masih tersisa pada ujung bibirnya.
"Jujur, gue gak ngerti." ungkap Haechan.
Jeno berdecak lalu terkekeh kesal. "Lo kenapa masih pake seragam disaat sekolah bubar empat jam yang lalu?"
Haechan menggerakkan bola matanya kesana-kemari. Menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
"Eung? Anu—ya... Ada u-urusan tadi, baru pulang sekarangg.." alibi Haechan yang lagi-lagi buat Jeno terkekeh sarkastik.
"Bohong lo keliatan, Chan," Ketus Jeno berdiri dari duduknya bertepatan dengan Jaemin yang keluar dengan tangan membawa kotak putih berisi obat pertolongan pertama.
"Kemana Jen?" tanya Jaemin melihat Jeno berjalan menjauh.
"Mobil," sahut Jeno tanpa berbalik atau menoleh ke belakang.
Jaemin mengedikkan bahunya lalu berjongkok di hadapan Haechan yang terdiam dengan pikiran berkecamuk.
"Tenaga Renjun kalau lagi emosi boleh juga. Ya gak, Chan?" kekeh Jaemin setelah melihat luka sobek pada ujung bibir Haechan.
Haechan hanya bergumam tidak jelas dan mengangguk, membiarkan Jaemin membersihkan luka dan mengobati wajahnya dengan telaten.
"Kalau diliat dari ekspresi Jeno... Lo pasti masih gak paham sama semua yang terjadi, kan?" tebak Jaemin selesai mengobati Haechan.
![](https://img.wattpad.com/cover/187308764-288-k293165.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Remorce | Haechan . Somi
Fanfiction(✓)•••• Jangan sampai melewati kesempatan kedua yang berakhir dg kata 'sesal' ©marklejen, 2020