1. Awal dari sebuah kenangan

152 8 0
                                    

2 tahun kemudian

***

Suara tembakan yang di hasilkan oleh kedua benda pipih itu kian bersahutan. Seorang gadis dengan kaki melipat di atas sofa, memekik kesal pada lelaki yang sedang tertawa akan kemenangannya.

"Kau menyebalkan." Rose membaringkan tubuhnya di sofa yang tadi diduduki nya. Mulutnya tidak berhenti mencebik kesal.

Chanyeol  melirik seseorang yang telah nerebahkan dirinya di sofa, diapun berdiri lalu duduk di salah satu sofa yang tersisa disana. "Kau lebih muda 10 tahun untuk mengalahkanku."

"Aku tidak payah, kau saja yang terus mendapatkan senjata yang bagus." Rose bangkit lalu terduduk, menyimpan salah satu bantal sofa ke pahanya.

"Tidak ada yang mengataimu payah," Chanyeol terus saja memainkan hp nya.

Rose melemparkan serangan bantal ke Chanyeol, sontak Chanyeol menangkis semua serangan.

"Kau menyebalkan."

Chanyeol mengambil remote tv lalu menekan tombol merah. "Bukankah kau akan pergi?"

"Ya,aku muak denganmu."

"Kau bnar-bnar akan bersantai seperti ini? Jadwal pemberangkatanmu 1 jam lagi,"

Rose seketika menatap horor kearah Chanyeol dan jam yang tertera di layar hp nya bergantian. "APA KAU BILANG?!!!"

Rose melompat dari kursi dan memasuki kamar mandi. Chanyeol menggelengkan kepala melihat tingkah konyol sahabat kecilnya.

***

Rose sampai di bandara, ketiga temannya ikut mengantarkannya. Namun, Chanyeol belum menunjukan batang hidungnya.

"Rose,jangan ceroboh, Pulang dengan keadaan utuh oke?" Lisa memeluk Rose,disusul juga oleh pelukan dari kedua temannya yang lain, Jisoo dan Jennie.

"Utuh apanya,aku hanya berlibur selama 2 minggu. Aku butuh istirahat dan referensi untuk novelku. Aku tidak akan kenapa-kenapa. Utuh." Rose memantapkan kata terakhirnya. Tentu saja akan utuh bukan? Tidak akan terjadi apa-apa di Paris.

"Tapi Rose,ada yang lebih penting," Jisoo menggantungkan kalimatnya,membuat Rose bertanya-tanya apa itu. "Oleh-oleh"

"Oleh-oleh? Skip." Pernyataan Rose membuat muka ketiga temannya kusam. Satu tangan Rose tertarik,tiba-tiba syal berwarna abu-abu polos itu menghiasi leher jenjang Rose,tentu pelakunya Chanyeol. "Ah, makasih Chanyeol,kamu kemana saja hm? Aku sudah menunggumu selama 10 menit tapi kamu tak kunjung datang. Bagaimana jika kau tidak melihatku pergi?"

Chanyeol terdiam dengan tangan yang masih sibuk memakaikan syal di leher Rose. Syal abu-abu itu sangat cocok dengan mantel coklat yang kini sedang dipakai Rose. "Oh,warnanya bagus,bagaimana bisa kau mencocokkan warna syal ini dengan baju yang kupakai sekarang,kau kan tidak tau aku akan menggunakan baju apa."

"Aku hanya asal memilih. Teruslah memakai ini, sebentar lagi salju akan turun."

Rose mengangguk lalu menunjukan jempol ke arah Chanyeol, "Kau memang terbaik. Menurutlah jika kau di suruh untuk makan, kau nakal, kasihan bibi."

"iya. Kalau begitu, ayah,ibu,Chanyeol,bibi,dan kalian semua baik-baiklah selama aku tidak ada,oke? Ah iya"

Rose berjinjit lalu berbisik, "Ketika aku kembali,kuharap kau sudah mendapatkan perempuan yang membuatmu tergila-gila itu. Berikanlah bunga dan sebuah surprise,Aku yakin dia menyukainya."

Tanpa ada yang menyadari, seulas senyuman terbit di bibir Chanyeol. "Oke,"

"Baiklah," Rose menarik tas kopernya,dengan tas gitar yang menyampir di pundaknya. Lalu melambaikan tangannya dengan wajah yang tidak berhenti mengulas senyuman.

Goodbye,Seoul...

TBC

To Hyunnie..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang