Out Of Love

NGINEP

6. NGINEP

Iqbaal baru saja selesai meeting, dirinya sedang berada diruanganya.

Ardhito masuk dengan membawa berkas seperti biasa yang Ia lakukan.

"ada yang perlu ditanda tangani pak."

"Ar, kalo ada yang cari saya dijam istirahat ga usah bilang saya disini."

"baik pak."

"keculi istri saya yang tanya."

"baik."

Iqbaal mulai menandatangani berkas yang tadi dibawa oleh Ardhito.

Setelah selesai Iqbaal menyandarkan pundaknya dikursi kebesaranya, rasa lelah membuatnya ingin terlelap.

Drt.. Drt...

Daddy is calling

"Hallo Dad."

"baal, bisa nanti makan siang sama Daddy?"

"hm."

"nanti Daddy kabarin tempatnya."

Sambungan terputus, sebenarnya Ia sangat malas pergi kecuali pulang kerumah.

Untuk bertemu Daddynya saja dirinya sangat malas.

Iqbaal memakai jasnya, Iqbaal menghubungi sang istri.

"hallo, kenapa?"

"aku mau makan siang sama Daddy."

"kebetulan aku lagi dirumah Mamah, jadi ga aku kirimin makanan."

"pulang aku jemput?"

"engga usah."

"kamu berangkat tadi sama siapa?"

"sama Zia, sekalian dia minta saran sama Mamah."

"iya udah, jangan lupa makan ya."

"iya kamu juga."

Setibanya di restaurant, Iqbaal duduk berhadapan dengan Daddy.

"ada yang Daddy mau bicarain."

"apa."

"kamu bisa gantiin Daddy buat ke London?"

Iqbaal menatap lekat sang Daddy, "Daddy bakal tanggung semua keperluan disana."

"bukan menolak, tapi Iqbaal ga hila harta. Dan Iqbaal ga bisa ninggalin istri Iqbaal sendiri disini."

Daddy tersenyum hangat, "cuma dua hari ga bisa?"

Iqbaal menggelengkan kepalanya, "bukan Iqbaal nolak, tapi Daddy punya sekertaris yang bisa Daddy utus kesana. Ga perlu Iqbaal turun tangan diwilayah Daddy, Iqbaal punya kekuasaan sendiri."

"kamu sayang banget sama (namakamu)?"

"kalo aku ga sayang, ga serius sama dia. Aku ga akan nikahin dia."

"tenang aja baal, Daddy cuma bercanda. Daddy ga akan minta bantuan kamu, Daddy tau tugas kamu lebih berat sekarang."

"dulu waktu masih ada Mommy juga, waktu lagi hamil kamu Daddy bahkan ga berangkat kekantor. Mommy ga mau ditinggal."